Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 20 August 2023

Nasib Tragis yang Menimpa Nabi Hanzhalah


islamindonesia.id – Ada sosok nabi yang tak banyak diketahui bernama Nabi Hanzhalah bin Sifwan. Namanya tidak disebutkan dalam literatur Al-Qur’an dan juga tidak termasuk dalam deretan 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui.

Inilah kisah Nabi Hanzhalah yang dirangkum dari berbagai sumber.

Menurut kisah dari al-Kisa’i bahwa di kota di mana Hanzhalah tinggal, ada sebuah gunung tinggi yang bernama Gunung Falaj.

Gunung tersebut dijadikan tempat berlindung sejenis burung yang sangat besar yang diberi nama Anqā’.

Apabila burung itu terbang, ia bisa menutupi matahari layaknya awan. Lehernya seperti leher unta, memiliki empat sayap, dua panjang dan dua lagi pendek. Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda, unta, gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya.  

Ketika burung tersebut kian membahayakan manusia, ia menyambar penduduk lalu dibawa ke atas gunung dan mereka dijadikan santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas. Penduduk kota tersebut pun mengadukannya kepada Hanzhalah bin Sifwan.

Mendengar pengaduan tersebut, Hanzhalah berdoa agar Allah membinasakan Anqā’. Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.”

Setelah itu, burung besar tersebut jatuh kemudian terbakar bersama anak-anaknya hingga tak ada lagi bentuknya.

Nabi Hanzhalah bin Sifwan diutus oleh Allah kepada kaum bernama Ashabur Rass. Dalam kitab Bada’id Dzuhur Wa ‘Aqaid Dhuhur, karya Syeikh Muhammad bin Ahmad Al-Hanafi pada halaman 75 dijelaskan sebagai berikut:

Imam As-Suddi mengatakan bahwa Ashabur Rass adalah sisa-sisa kaum Tsamud, yaitu para pemilik sumur rusak dan istana yang dibangun yang keduanya disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur’an.

As-Suddi mengatakan bahwa sumur yang rusak itu terletak di daerah ‘Adn. Penduduk kota tersebut mengambil air dari sana siang dan malam hari. Di atasnya terdapat 70 kerekan dan 7O timba dengan 70 orang laki-laki yang mewakilinya. Di sisinya terdapat sumur-sumur untuk memberi minum bagi yang haus.

Ketika sisa-sisa kaum Tsamud menyembah berhala maka Allah SWT mengutus seorang Nabi kepada mereka, namun mereka tidak mengindahkannya.

Ketika dia berusaha menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus, mereka malah berniat membunuh dengan cara melemparkannya ke dalam sumur itu.

Pada saat mereka melemparkan jasadnya ke dalam sumur, seketika itu juga air sumur langsung mengering sehingga penduduk serta binatang mereka binasa karena haus sebab tidak ada lagi air di daerah itu selain sumur tersebut. Maka Allah SWT menamakan sumur itu dengan nama Al-Bi’rul Mu’atalah (sumur yang rusak).

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ia menuliskan bahwa, menurut kisah dari Ibnu Hamid meriwayatkan dari Salamah dari Muhammad bin Ishaq, ia meriwayatkan dari Muhammad bin Ka’ab al Qurodli bahwa setelah Allah mengutus seorang nabi ke sebuah desa, maka tidak ada satu pun penduduknya mau beriman, kecuali seorang budak berkulit hitam.

Setelah Hanzhalah memberikan dakwahnya, maka penduduk desa geram, dan mereka berencana untuk melemparkannya ke dalam sumur, kemudian menutupnya dengan batu besar.

Mereka berhasil menangkap Hanzhalah dan melemparkannya ke dalam sumur, dengan harapan mati secara perlahan.

Budak hitam itu melihat kejadian tersebut, hanya bisa menolong Hanzhalah dengan cara memberinya makan, kemudian menutup kembali sumur tersebut. Kejadian ini ia lakukan setiap habis mencari kayu bakar di hutan.

Pada suatu hari budak hitam itu setelah mencari kayu bakar, ia merasakan lelah dan mengantuk, sehingga ia pun merebahkan diri untuk melepas lelah.

Dalam kisah ini disebutkan ia tertidur selama tujuh tahun lamanya, sehingga ia tidak sempat lagi memberi makan Hanzhalah.

Budak itu menyangka dirinya tertidur hanya sebentar. Ketika ia hendak memberi makan Hanzhalah, ia tidak menemukannya di dalam sumur, dan sebelumnya telah terjadi sebuah peristiwa yang menimpa penduduk Rass, kemudian sebagian sisa yang masih hidup mengeluarkan Hanzhalah dari sumur tersebut.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa budak tersebut adalah budak yang pertama kali masuk surga.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *