Satu Islam Untuk Semua

Friday, 08 July 2022

Nabung 15 Tahun dari Hasil Memulung, Mbah Jumiah Beli Sapi Kurban Harga 22 Juta


islamindonesia.id – Warga di kampung Gagakan biasa memanggilnya Mbah Jumiah. Nenek berusia 80 tahun ini adalah seorang pemulung di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang pada Iduladha tahun ini siap berkurban seekor sapi seharga Rp22 juta.

Tak ada yang menyangka bahwa Mbah Jumiah yang tinggal di Kelurahan Sijeruk, Kecamatan Kota Kendal dan bekerja sebagai pencari rongsokan itu ternyata justru mampu membeli sapi kurban dengan harga fantastis untuk ukuran rakyat jelata. Apalagi bila kemudian mengetahui bahwa sapi itu dibelinya menggunakan uang hasil memulung selama 15 tahun, bisa jadi kita akan makin takjub dibuatnya.

Sebagaimana halnya pemulung lainnya, pendapatan Mbah Jumiah dari penjualan barang rongsokan yang berhasil dikumpulkannya, memang terbilang tak menentu. Dia kadang memperoleh uang Rp35.000-Rp 60.000, itu pun bukan dalam sehari, melainkan dalam seminggu. Artinya, penghasilannya tergantung seberapa banyak barang yang ia dapat dalam seminggu itu.

Setiap mendapat hasil penjualan rongsokan, nenek yang tinggal seorang diri ini mengambil sebagian untuk kebutuhan makan. Sedangkan selebihnya dia titipkan ke anak tirinya untuk ditabungkan.

“Saya nabungnya ke anak, enggak dihitung jumlahnya. Kalau ada, saya kasihkan ke anak,” ujarnya.

Begitulah, perjuangan Mbah Jumiah untuk bisa berkurban harus dilalui dengan berjerih payah selama 15 tahun. Dia mengatakan, dirinya dulu berjualan makanan di depan rumahnya. Namun, usai suaminya meninggal dan anak-anaknya telah berkeluarga, Mbah Jumiah memilih beralih menjadi pemulung.

Saat menjalani pekerjannya itu, Mbah Jumiah berangkat sekitar pukul 07.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 11.00 WIB.

“Enggak mesti (mulungnya). Kadang jauh, berangkatnya jalan kaki, pulangnya becak. Enggak kuat bawa rosok,” ucapnya.

Meski hasil mencari barang rongsokan tak menentu, tetapi Mbah Jumiah tetap bersyukur.

Lebih lanjut, Mbah Jumiah menuturkan, ia awalnya menabung untuk naik haji. Impian itu ia genggam erat sejak suaminya meninggal dunia.

“Awalnya saya ingin menabung untuk naik haji. Tapi saya kurban sapi dulu, biar saya dan keluarga kalau mati nanti bisa naik sapi ke surga,” ungkapnya.

Mbah Jumiah menerangkan, ia masih bercita-cita pergi haji. Oleh karena itu, dia akan menabung lagi.

“Setelah bisa membeli sapi kurban, saya akan menabung lagi untuk naik haji,” tuturnya.

Sosok Mbah Jumiah, Pemulung yang Berkurban Sapi Rp 22 Juta, Kini Ingin Nabung Lagi agar Bisa Haji

Ketua panitia penyembelihan hewan kurban Masjid Besar Darul Muttaqin, Kebondalem, Khoirur Roziqin menjelaskan, pihaknya telah menerima kurban dari Mbah Jumiah.

Saat ini, terang Khoirur, sapi itu dititipkan di penjual untuk dirawat dan akan diambil sebelum hari-H Iduladha. Nantinya, sapi tersebut akan disembelih dengan hewan kurban lainnya.

Soal nenek pemulung yang bisa berkurban sapi itu, Khoirur menyampaikan bahwa dirinya kagum dengan kegigihan luar biasa Mbah Jumiah. Ia berharap semangat nenek 80 tahun tersebut bisa menjadi contoh bagi semua orang.

“Saya sangat kagum dengan Mbah Jumiah. Dia bekerja kerja keras sebagai pemulung, hasilnya kemudian ditabung dan dibelikan seekor sapi untuk kurban,” terangnya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *