Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 30 October 2021

Lantunan Merdu Al-Fatihah Ibu Negara Fatmawati Saat Pertama Tampil di Hadapan Ribuan Massa


islamindonesia.id – Inilah sekelumit kisah saat Ibu Negara, Fatmawati pertama kali muncul di hadapan ribuan massa.

Sekitar bulan Oktober 1945, Presiden pertama RI, Soekarno dan Wakil Presiden, Mohammad Hatta bersama rombongan menteri dari kabinet pertama mengadakan perjalanan keliling Jawa dengan kereta api luar biasa.

Ketika sampai di kota tertentu, rombongan singgah dan Bung Karno pasti diminta untuk menyampaikan pidatonya.

Nah, saat rombongan singgah di Cirebon, massa rakyat sudah menunggu di alun-alun untuk mendengar pidato Presiden yang mereka kagumi.

Namun tak seperti biasanya, pada saat Bung Karno baru saja selesai pidato, tiba tiba dari kerumunan terdengar seruan, “Kami ingin melihat Ibu Negara kami…!”

Seruan itu kemudian disambut tepuk tangan riuh serta suara massa yang saling bersahut.

“Ya.. Ibu Fatmawati mana?”…

Akhirnya, Fatmawati pun maju perlahan-lahan ke tengah panggung dengan muka merah sembari tersenyum. Maklumlah, saat itu memang baru pertama kalinya Fatmawati didaulat maju dan diminta berbicara di depan umum sebagai Ibu Negara!

“Ayo Bu… pidato!” pinta salah seorang dari kerumunan massa di bawah panggung yang makin riuh.

Tiba-tiba Fatmawati mendekati corong suara.

“Bismillaahirrahmaanirrahiim….” Fatmawati langsung melantunkan surah Al-Fatehah.

Massa rakyat pun terpana. Mereka sama sekali tak menyangka suara sang Ibu Negara yang baru tampil di hadapan mereka ternyata merdu, fasih dan jernih. Semua yang hadir terdiam, hening, ikut menghayati sepenuh hati.

Saat lantunan surah Al-Fatihah itu selesai, serempak massa menjawab dengan nada panjang, “Aamiin…..”

Setelah itu, tepuk tangan kembali riuh dalam waktu lama. Sementara Fatmawati hanya bisa tersenyum sembari tangannya melambai kepada massa rakyat di hadapannya.

Itulah momen bersejarah ketika Fatmawati membuat debutnya dengan baik di Cirebon. Di kota Wali ini Fatmawati kemudian tercatat turut memberi nuansa berbeda pada garis sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *