Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 08 November 2018

Kiai Syam’un, Sosok Penting di Balik Pembentukan Divisi Siliwangi


islamindonesia.id – Kiai Syam’un, Sosok Penting di Balik Pembentukan Divisi Siliwangi

 

Di antara sekian banyak tokoh pejuang, nama pendiri Perguruan Tinggi Islam Al Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon, Brigjen TNI (Purn) KH Syam’un yang kemudian juga mendirikan Divisi Siliwangi, adalah salah satu nama yang tampaknya belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.

Terbukti, jejak dan kisah KH Syam’un dalam perjuangan bangsa masih tercatat sangat sedikit. Situs Wikipedia menuliskan hanya dengan profil singkat seperti ini:

Brigjen TNI (Purn.) KH. Syam’un (lahir di Cilegon, Banten, 5 April 1894 – meninggal di Serang, Banten, 1949) adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten.

Brigjen KH. Syam’un adalah pendiri Perguruan Tinggi Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon. Beliau lahir pada 5 April 1894 dari pasangan taat beragama H. Alwiyan dan Hj. Hajar. Brigjen KH. Syam’un masih keturunan dari KH. Wasid tokoh “Geger Cilegon” 1888 (perjuangan melawan Pemerintah Kolonial Belanda).

Pada umur 11 Tahun, KH. Syam’un melanjutkan studi ke Makkah (1905-1910) dan berguru di Masjid Al-Haram tempat ahli-ahli ke-Islaman terbaik di dunia berkumpul membagi ilmu. Pendidikan akademinya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915).

KH. Syam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH. Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang.

Selama menjadi Dai Dan Tyo KH. Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang. Keterlibatan KH. Syam’un dalam dunia militer mengantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi.

Dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen), karier KH. Syam’un di ketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.

Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan KH. Syam’un bergerilya dari Gunung Karang Kab. Pandeglang hingga kampung Kamasan Kecamatan Cinangka Kabipaten Serang.

Daerah tersebut menjadi tempat tinggal salah satu gurunya KH Jasim. Di Kampung ini juga, Brigjen KH Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin gerilya dari hutan sekitar Kamasan.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *