Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 15 July 2020

Mimar Sinan, Arsitek Utsmaniyah yang Bermimpi untuk Menandingi Hagia Sophia


islamindonesia.id – Mimar Sinan, Arsitek Utsmaniyah yang Bermimpi untuk Menandingi Hagia Sophia

Kesultanan Utsmaniyah memiliki banyak sekali sultan, tercatat ada lebih dari 37 sultan (sisanya sultan-sultan sempalan/pecahan karena adanya pertikaian di antara mereka sendiri) pernah ada di dinasti ini.

Namun, tidak semua sultan itu memiliki kiprah yang menonjol pada masa kepemimpinan mereka. Hanya beberapa di antara mereka yang dianggap memiliki prestasi yang gemilang, salah satunya adalah Sultan Suleiman Sang Agung.

Pada masa kepemimpinannya, Suleiman bukan hanya sukses dalam membangun birokrasi yang kuat dan undang-undang yang sistematis, tapi dia juga berhasil menciptakan sebuah gaya arsitektur baru yang unik.

Bahkan karya-karya tersebut masih diakui sampai hari ini sebagai bangunan dengan arsitektural kelas dunia. Hal tersebut dapat terwujud karena dua hal: visi pribadi dan masa jabatan Suleiman yang panjang, yakni 46 tahun.

Mimar Sinan

Suleiman mempekerjakan seorang arsitek paling berbakat pada masa itu yang bernama Mimar Sinan. Dilansir dari ganaislamika.com, berikut ini adalah rangkuman kisah hidup Sinan.

Sinan adalah salah seorang arsitek pertama yang memiliki ide untuk merancang bangunan dengan struktur yang tahan terhadap gempa bumi.

Ide tersebut akan sangat bermanfaat apabila diterapkan di Anatolia yang menjadi jantung Kesultanan Utsmaniyah, sebab daerah tersebut merupakan daerah yang rentan terhadap gempa bumi.

Ketika dia mendekati usia 50, Sinan menemukan panggilan yang paling menentukan di dalam hidupnya. Saat itulah Sultan tertarik kepadanya dan menunjuknya untuk menjadi arsitek utama kesultanan.

Selama masa hidupnya, dia telah memimpin pembangunan sekitar 300 proyek bangunan besar, termasuk masjid, sekolah, pemandian, dan pusat perdagangan.

Dua contoh paling menonjol dari apa yang dibangun oleh Sinan ketika dia bekerja untuk Suleiman adalah Masjid Suleymaniye di Istanbul dan Masjid Selimiye di Edirne, bekas ibukota Utsmaniyah.

Masjid Suleimaniye dibangun dari tahun 1550 sampai 1558, dan tetap menjadi masjid terbesar yang ada di Istanbul sampai hari ini. Ketika membangun Suleimaniye, Sinan terpengaruh dengan kemegahan kubah gaya Bizantium yang ada pada gedung Hagia Sophia.

Masjid Suleymaniye di Istanbul. Foto: istanbultourstudio
Interior Masjid Suleymaniye. Foto: harvard.edu

Awalnya sekali, Hagia Sophia merupakan Katedral yang dibangun oleh Kekaisaran Timur Romawi. Selama beberapa masa bangunan ini telah mengalami beberapa kali alih fungsi, pernah difungsikan menjadi Museum di Turki, dan kini atas inisiasi Presiden Turki, Erdogan, diubah kembali menjadi masjid.

Sinan mengkombinasikan karyanya dengan banyak elemen dari arsitektur khas Islam. Yang paling menonjol dari masjid ini adalah dibangunnya menara-menara yang difungsikan untuk mengumandangkan Adzan.

Sinan menganggap Masjid Selimiye sebagai proyek magnum opus-nya. Masjid ini dibangun dari tahun 1569 sampai 1575, dan dianggap sebagai titik pencapaian tertinggi dalam sejarah arsitektur Islam.

Masjid Selimiye di Edirne. Foto: akhbarnama

Berbeda dengan desain Masjid Suleimaniye yang terpengaruh oleh gaya Bizantium, Masjid Selimiye adalah masjid yang didesain dengan gaya yang orisinil dan menjadi penanda dari terciptanya arsitektur gaya baru, yakni gaya Utsmaniyah.

Dengan kubah yang besar dan empat menaranya yang megah, masjid Selimiye sebenarnya hanyalah salah satu bagian dari kompleks yang lebih luas. Masjid ini adalah pusat dari serangkaian bangunan di dalam kompleks yang terdiri dari rumah sakit, sekolah, pemandian uap, toko-toko, dan pemakaman.

Bahkan setelah kematiannya pada tahun 1588, warisan ilmu pengetahuan Sinan tetap hidup dalam banyak pemuda yang dia didik. Para anak didik Sinan di kemudian hari terus membangun beberapa bangunan paling ikonik di dunia Muslim, termasuk di antaranya Taj Mahal di Mughal India.

Sinan juga turut berkontribusi untuk mengenang Suleiman dan istrinya, Roxelana, dua tokoh paling ikonik dalam sejarah Kesultanan Utsmaniyah. Di halaman belakang Masjid Suleimaniye, Sinan membangun makam untuk mereka berdua. Sinan sendiri dimakamkan di dekat makam mereka, di sebuah makam yang dia desain sendiri.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: 5pillarsuk.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *