Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 13 November 2019

Ini Alasan Buya Syafi’i Kagumi Elite Partai Masyumi


islamindonesia.id– Ini Alasan Buya Syafi’i Kagumi Elite Partai Masyumi

Cendekiawan muslim Ahmad “Buya Syafi’i” Ma’arif masih menyimpan kekaguman pada Masyumi, partai yang didirikan di Yogyakarta 7-8 November 1945. Kekagumannya terutama disebabkan oleh karakter pimpinannya yang relatif bersih, moralis, dan intelektual.

“Sebagian besar tokoh puncaknya adalah hasil didikan HA Salim,” kata Buya seperti yang ia tulis dalam harian Republika, 12 November. Salim, menurut Buya, merupakan seorang alim dan intelektual kelas berat.

HA Salim atau Haji Agus Salim merupakan pejuang kemerdekaan kelahiran Agam, Sumatera Barat, pada 1884. Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain anggota Volksraad (1921-1924) dan anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945.

Di antara tahun 1946-1950, Salim laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan pada tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Buya Syafi’i mengatakan, modal sosial terbesar pendukung Masyumi berasal dari Muhammadiyah dan NU, di samping Serikat Islam dan organisasi muslim lainnya di seluruh Indonesia. Di awal pembentukannya, Masyumi benar-benar mewakili massa konkrit, sebagaimana salah satu pimpinannya, Mohammad Natsir, pernah mengatakannya pada era Orde Baru.

Awalnya, kata Buya, partai ini diharapkan menjadi satu-satunya partai yang mewakili aspirasi politik kaum santri. Hanya saja, dalam perjalanan sejarahnya, harapan itu tidak bertahan lama.

Meski pejalanan politik Masyumi telah berhenti sejak 1960, Buya masih menyimpan hubungan emosional dengan Partai ini. “Sejak usia sekolah menengah, saya sudah punya keterkaitan emosial dengan partai ini, sekalipun kemudian punya alasan pula untuk mengkritiknya tanpa mengurangi kekaguman saya padanya,” kata mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini.

YS/Islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *