Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 04 September 2018

Desa Kuno Lebih Tua Dari Piramida Giza Ditemukan di Mesir


islamindonesia.id – Desa Kuno Lebih Tua Dari Piramida Giza Ditemukan di Mesir

 

Mesir dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat peradaban yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah peninggalan sejarah yang terdapat di Negeri 1000 Menara tersebut. Mulai dari piramida, patung sphinx, Istana Karnak, al-Fayyum, Museum Tahrir, Universitas Al-Azhar, dan Sungai Nil.

Di antara peninggalan sejarah itu, mungkin Piramida Giza lah yang banyak mencuri perhatian sejarawan dan wisatawan. Salah satu alasannya adalah karena pembangunannya yang konon sudah berlangsung pasca masa Nabi Nuh (3993-3043 SM),  sebelum masa Nabi Hud AS yang hidup pada 2450-2320 SM. Atau dengan kata lain, sudah ada sebelum Nabi Musa diutus.

Dalam sejumlah literatur disebutkan, piramida dibangun pada masa pemerintahan Firaun yang bernama Khufu (Cheops), yang memerintah dari 2576-2467 SM. Ia adalah dinasti keempat Firaun.

Ada tiga piramida besar yang ada di Mesir. Ketiga piramida ini diberi nama Khufu (Cheops), Khafre (Rakhaef/Chephren), dan Menkaure (Mycerinus). Kemudian, ada tiga piramida kecil di sekitarnya. Piramida Khufu disebut juga dengan Piramida Giza karena bangunannya tampak lebih besar dibandingkan lainnya.

Namun tak cukup sampai di situ, ternyata Mesir masih menyimpan peninggalan lain yang tak kalah menakjubkan. Terutama setelah ditemukannya sebuah desa kuno yang konon berumur lebih tua dibandingkan Piramida Giza.

Dilansir dari express.co.uk, para arkeolog menduga desa tua ini sudah ada sejak 5000 SM. Tim arkeolog  menemukan desa kuno di Tell el-Samaa, 87 mil sebelah utara Kairo. Temuan ini dikonfirmasi oleh Kementerian barang antik sebagai salah satu pemukiman tertua di negara itu. Pemukiman ini sudah ada bahkan sebelum zaman Firaun.

Arkeolog memperkirakan desa itu setua 5.000 SM, lebih tua dari Piramida Agung Giza. Sebagai informasi, konstruksi piramida dimulai 2.500 tahun setelahnya.

Di desa itu, terdapat, silo makanan yang berisi tulang dan alat-alat hewan. Temuan ini tidak hanya menyiratkan komunitas manusia yang stabil tetapi juga bisa mengarah pada informasi baru tentang metode bertani yang dilakukan pada saat itu.

Pertanian di wilayah tersebut pada waktu itu dianggap tergantung pada hujan. Dugaan awal ini dapat menjadi kunci informasi lebih banyak tentang pertanian dan irigasi.

“Menganalisis bahan biologis yang telah ditemukan akan memberi kita pandangan yang lebih jelas tentang komunitas pertama yang bermukim di Delta dan asal-usul pertanian dan bertani di Mesir,” kata Nadia Khedr, pejabat kementrian barang antik Mesir.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *