Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 16 February 2020

Berkat Presiden Soekarno, Universitas Al-Azhar Tidak jadi Ditutup


islamindonesia.id – Berkat Presiden Soekarno, Universitas Al-Azhar Tidak jadi Ditutup

Al-Azhar dikenal sebagai salah satu Universitas tertua di dunia. Dibangun tahun 970-972 Masehi, usia lembaga pendidikan tinggi ini sudah lebih dari seribu tahun sejak berdiri. Nama al-Azhar sendiri diambil dari nama Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad saw.

Beragam kisah menjadi saksi perjalanan panjang al-Azhar. Di antaranya, lembaga tinggi yang dibangun oleh Bani Faitimiyah ini akan ditutup oleh pemerintah Mesir di bawah kepemimpinan Presiden Gamal Abdul Nasir (1956-1970).

Saat itu Presiden Abdul Nasir melakukan revolusi sistem permerintahan Mesir dari sistem monarki menjadi sistem Republik. Suatu ketika dia berpikir untuk menutup al-Azhar kemudian membangun sesuatu yang lain.

Berkat Soekarno, Al-Azhar Tidak Jadi Ditutup

Kabar akan ditutupnya al-Azhar itu sampai ke telinga presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Presiden Soekarno bersahabat dekat dengan Presiden Gamal Abdul Nasir. Mereka saling menghormati.

Dalam sebuah pertemuan, Soekarno menyinggung rencana ditutupnya al-Azhar.

“Saya punya pandangan atas keputusanmu. Pertama, keputusan ini berbahaya. Kedua, ini keliru,” kata Soekarno. “Kami tidak pernah bisa mengenal kalian sama sekali kalau bukan karena al-Azhar!”

“Lalu, harus bagaimana?” jawab Abdul Nasir.

“Anda semestinya pertahankan al-Azhar. Anda dukung, dan kuatkan al-Azhar,” kata Soekarno.

Setelah mendengar petuah Soekarno, Abdul Nasir kemudian menyadari bahwa al-Azhar bisa menjadi kekuatan yang dimiliki Mesir di dunia internasional.

Abdul Nasir lalu memproses terbitnya undang-undang no 103 tahun 1961, yaitu tentang pengembangan al-Azhar agar lebih dikenal oleh dunia Internasional. Pada klausa pertama Undang-undang tersebut, al-Azhar hendak dijadikan rujukan Dunia Islam, bukan hanya di Mesir namun seluruh dunia.

Kemudian Abdul Nasir membuat Majelis Tinggi Urusan Keislaman dan Majalah Mimbar Islam serta mendirikan Radio Al-quran al-Karim. Semuanya itu berkat Presiden Soekarno dari Indonesia.

Kisah perbincangan antara Soekarno dengan Gamal Abdul Nasir ini diambil dari wawancara eksklusif Syaikh Prof Dr. Ali Jumah yang disiarkan di TV Mesir dengan beberapa terjemahan yang disesuaikan. Menurut Syaikh Ali Jumah, peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1959.

Syaikh Ali Jumah adalah Mufti Besar Mesir periode 2003 – 2013. Beliau lahir pada 3 Maret 1951 di Provinsi Bani Suwayf di Mesir.

AM/IslamIndonesia/Foto Fitur: Liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *