Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 10 November 2019

Mengenal Sosok Nabi Muhammad Saw dalam Bait Syair Maulid Dibai


Islamindonesia.id-Mengenal Sosok Nabi Muhammad Saw dalam Bait Syair Maulid Dibai

Usai melaksanakan shalat isya, jemaah mushola An-Nur yang berlokasi di wilayah Kelurahan Kuningan, Semarang, tidak bergegas pulang. Malam itu, Jumat (8/11), mereka berkumpul untuk memperingati maulid nabi dengan membaca narasi tentang nabi Muhammad yang terangkum dalam kitab Maulid Dibai.

Maulid Dibai adalah salah satu dari banyak kitab yang berisi narasi sejarah, syair dan pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad Saw. Sesuai namanya, kitab itu ditulis oleh ulama yang terkenal dalam bidang ilmu hadis bernama Al-Imam Al-Jalil Abdurrahman Ad-Dibai.

Tak kenal maka tak cinta. Begitu kata yang sering terucap menggambarkan pentingnya sebuah pengenalan berkaitan dengan kecintaan. Maulid nabi diselenggarakan di masjid hingga mushola, dari desa sampai kota dan diulang-ulang terus setiap tahunnya. Semua itu merupakan upaya mengenalkan pribadi Nabi Saw yang merangkum segala bentuk kesempurnaan, supaya terpatri dalam benak umat dan dijadikan teladan bagi setiap zaman.

Jemaah mushola An-Nur, misalnya, tahun ini mengadakan kegiatan membaca narasi maulid bersama selama sepekan berturut-turut. Beruntung bagi saya berkesempatan ikut bergabung di acara itu untuk mengais pelajaran berharga dari sosok nabi agung kekasih Allah SWT. Narasi demi narasi dibacakan dan semakin timbul-lah kecintaan pada Nabi Saw yang mulia. Saya pun berharap semoga kecintaan itu tak bertepuk sebelah tangan.

Dengannya (Nabi Muhammad Saw) Adam dimuliakan. Karenanya pula bahtera Nuh terselamatkan. Demikian juga yang menjadikan Ibrahim tak terbakar api raja Namrud, juga dengannya pula syafaat / pertolongan Allah SWT, diturunkan. Tetapi bagaimana narasi itu bercerita? “Bukankah Adam a.s, Nuh a.s, Ibrahim a.s, mereka tidak hidup sezaman dengan Nabi Muhammad Saw?” begitu pikir orang.

Makhluk pertama ciptaan Allah Swt

Narasi maulid dibai menceritakan bahwa cahaya (Nur) Muhammad SAW adalah makhluk yang mula-mula diciptakan Allah SWT. Berikut sebagian kutipan yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

“Dari sebab cahayanya, keadaan alam semesta menjadi terang benderang. Dan makhluk-makhluk setelahnya pun masuk dalam baiatnya, sebagaimana makhluk-makhluk terdahulu pernah memasukinya.”

Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang Quraisy (Nabi Muhammad Saw) ketika masih berwujud cahaya (nur) di hadapan Allah Yang Mahaperkasa dan Maha Agung, kira-kira dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam a.s. Nur itu selalu bertasbih kepada Allah bertasbih pula para malaikat mengikuti bacaan tasbihnya. Ketika Allah menciptakan Adam, maka nur itu diletakkan pada tanah liat asal penciptaan Adam.

Telah bersabda Nabi Saw, “Kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan aku ke bumi pada punggung Nabi Adam. Dan membawaku ke dalam kapal berada pada tulang rusuk Nabi Nuh dan menjadikan aku pada tulang rusuk Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api. Tiada henti-hentinya Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung memindahkanku dari tulang-tulang rusuk yang suci, sampai pada rahim yang suci dan megah hingga akhirnya Allah melahirkan aku melalui kedua orangtuaku yang sama sekali tidak pernah berbuat serong.”

Shalawat Allah untuknya

Shalawat pada Nabi Saw adalah kalimat yang seiring diulang-ulang dalam pembacaan narasi maulid. Seperti ingin menekankan betapa agungnya kedudukan Nabi Saw. Sebagaimana Allah Swt sendiri telah menegaskan itu dalam Surah Al-Ahzab ayat 56: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Yang telah diwartakan kedatangannya

Dari Atho bin Yasar dari Ka’ab Al-Ahbar berkata: Ayahku telah mengajarkan kepadaku kitab Taurat hingga tamat, kecuali selembar saja yang tidak diajarkan dan memasukkannya dalam peti

Maka setelah ayahku meninggal, aku membuka peti itu. Ternyata selembar kitab Taurat tadi menerangkan tentang akan lahirnya nabi akhir zaman yang kelahirannya di kota Makah dan berpindah ke Madinah serta kekuasaannya meluas ke negeri Syam

Beliau mencukur rambutnya dan berkain pada pinggangnya. Beliau adalah sebaik-baiknya para nabi, dan umatnya sebaik-baik umat

Mereka bertakbir mengagungkan kebesaran Allah Yang Maha Tinggi atas segala kemuliaan. Mereka berbaris pada waktu shalat sebagaimana barisan mereka di dalam peperangan

Hati mereka merupakan tempat kitabnya, mereka selalu memuji dalam keadaan duka dan suka

Sepertiga dari mereka masuk surga tanpa dihisab, sepertiga lagi datang dengan dosa-dosanya, lalu diampuni. Dan sepertiga lainnya datang dengan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan besar

Kelahirannya yang mulia

Maka bergoncanglah Arsy karena gembira dengan adanya kabar gembira

Dan langit penuh dengan cahaya

Serta bergemuruh suara malaikat membaca tahlil, tamjid dan istighfar

Dan ibunya tiada henti melihat bermacam keajaiban dari keistimewaan keagungan hingga sempurna masa kandungannya

Maka ketika ibunya telah merasakan sakit karena kandungannya akan lahir, dengan izin Tuhannya

Lahirlah kekasih Allah Muhammad Saw dalam keadaan sujud, bersyukur dan memuji, sedangkan wajahnya bagaikan bulan purnama dalam kesempurnaannya

Alam pun bersinar bersuka ria menyambut kelahiran al-Musthofa Ahmad

Tempat berkumpul sifat-sifat sempurna

Adalah Nabi Muhammad Saw sebaik-baik manusia dalam kejadian bentuk tubuh dan budi pekerti dan paling banyak menunjukkan manusia ke jalan yang benar

Budi pekertinya sesuai Alquran, bertabiat pengampun, pemberi nasihat manusia

Luas dalam berbuat kebajikan

Pemaaf kesalahan, bila memang menjadi haknya

Dan bila hak Allah dilanggar, maka tak seorang pun berani berdiri menentang kemarahannya

Siapa yang melihatnya sepintas maka akan tampak kewibawaannya

Jika diundang oleh orang miskin maka beliau penuhi panggilannya

Beliau berkata benar meskipun pahit

Kepada orang-orang Muslim tidak pernah menyimpan rasa dengki dan sifat membahayakan

Siapa yang memandang wajahnya, pasti akan mengerti bahwa sesungguhnya beliau bukanlah wajah pendusta

Dan Nabi Saw bukanlah seorang pengumpat dan pencela

Bila Nabi Saw gembira, wajahnya bagaikan belahan rembulan

Apabila berbicara dengan manusia, seolah-olah mereka memetik buah yang manis

Bila Nabi Saw tersenyum, maka senyumnya laksana belahan awan yang tembus sinar

Dan bila berbicara seakan-akan pembicaraannya permata yang berjatuhan

Bila bercakap-cakap bagaikan minyak kasturi yang keluar dari mulutnya

Bila berjalan di sebuah lorong, maka dapat diketahui bau harumnya bahwa beliau telah melewati jalan itu

Bila duduk dalam majelis, maka bau harumnya tetap membekas sampai beberapa hari walau beliau sudah tidak di situ

Beliau selalu harum meski tak pernah memakai wangi-wangian

Bila berjalan di antara sahabat-sahabatnya bagaikan bulan di antara bintang-bintang yang gemerlap

Dan bila berjumpa di malam hari, seolah-olah manusia berada di siang hari disebabkan pancaran cahayanya

Beliau, Nabi Saw, lebih cepat berbuat kebajikan daripada tiupan angin topan

Dan beliau selalu belas kasih kepada anak-anak yatim dan para janda…

Malik/Islamindonesia/Fitur: Koleksi pribadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *