Satu Islam Untuk Semua

Friday, 25 March 2022

Ingin Murah Rezeki dan Panjang Usia? Berbaktilah kepada Kedua Orangtua


islamindonesia.id – Dalam Alquran dan hadis, perintah berbakti kepada kedua orangtua banyak dibahas. Perintah ini tentunya juga mengandung larangan berbuat durhaka kepada keduanya.

Berbuat baik kepada orangtua adalah kewajiban dan balasannya adalah surga na’im (surga yang penuh kenikmatan).

Tak hanya dibalas dengan surga, berbakti kepada orangtua juga memiliki banyak keutamaan bagi yang mengamalkannya. Berikut di antara beberapa keutamaan itu.

1. Ridha Allah tergantung ridha kedua orangtua

Bakti seorang anak kepada kedua orangtuanya akan mengundang ridha kedua orangtua kepada anak. Sementara ridha kedua orangtua terhadap anak merupakan penentu seorang anak mendapat ridha Allah SWT.

Abdullah bin Umar meriwatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda, “Ridha Rabb tergantung ridha orangtua, dan murka Allah tergantung murka orangtua.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

2. Amalan paling utama dan paling dicintai Allah SWT

Berbuat baik dan berbakti kepada orangtua juga merupakan amalan yang afdhal atau paling utama.

Dari ‘Abdullh bin Mas’ud, “Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w, “Amalan apakah yang paling afdhal (utama)?” Rasul menjawab, “Salat pada waktu-waktunya.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab lagi, “Berbakti kepada kedua orangtua.”Aku bertanya kembali.” “Kemudian apa lagi?” “Kemudian jihad fi Sabilillah.” Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah s.a.w. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)

3. Doa mustajab bagi anak yang berbakti

Anak yang berbakti akan senantiasa didoakan oleh orangtuanya, dan doa orangtua untuk kebaikan anaknya merupakan salah satu doa yang mustajab (memiliki peluang besar dikabulkan oleh Allah).

Rasulullah s.a.w bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orangtua untuk (kebaikan) anaknya”. (HR. Ibnu Majah)

4. Umur panjang dan kemudahan rezeki

Anak yang senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya akan memperoleh keberkahan hidup berupa umur panjang dan kemudahan rezeki.

Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah s.a.w dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad; Rasulullah s.a.w bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad)

5. Pintu Surga yang pertengahan

Kedua orangtua merupakan salah satu pintu surga, bahkan pintu surga yang paling pertengahan.

Abu Abdurrahman As-Sulami meriwayatkan dari Abu Darda, bahwa seorang pria mendatangi beliau dan mengatakan, “Saya memiliki seorang istri, namun ibuku menyuruhku untuk mentalaknya.” Abu Darda mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda; “Orangtua merupakan pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

6. Sebab dikabulkannya taubat

Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orangtua atau kepada salah satu dari keduanya merupakan salah satu sebab dikabulkannya taubat. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa; “Seorang pria datang kepada Rasululla s.a.w, ia berkata, “Wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?” Rasulullah s.a.w bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki kedua orangtua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban)

‘Athaa` bin Yasaar meriwayatkan, suatu ketika Ibnu Abbas didatangi seseorang lalu berkata kepada beliau: “Sesungguhnya sebelumnya saya melamar seorang wanita, namun ia enggan menikah denganku, dan kemudian dilamar oleh orang lain, dan iapun mau menikah dengannya, lalu saya pun merasa cemburu dan membunuh wanita tersebut, maka apakah taubat saya bisa diterima?“

Ibnu Abbas balik bertanya kepadanya: “Apakah ibumu masih hidup?” Ia menjawab: “Tidak (sudah wafat)”. Maka Ibnu Abbas berkata kepadanya: “Bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wajalla, dan beribadahlah mendekatkan diri kepada-Nya semaksimal kemampuanmu“. ‘Athaa` berkata: (Setelah orang tersebut pergi) saya mendatangi Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya: “Kenapa Anda bertanya tentang hidup ibunya?”

Beliau menjawab: “Sesungguhnya saya tidak tahu ada amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah (dan lebih dicintai-Nya) dari berbakti kepada sang bunda“.

7. Usaha di jalan Allah (Fi Sabilillah)

Berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua merupakan amalan mulia, bahkan termasuk amalan di jalan Allah. Sebagaimana dalam suatu riwayat dari sahabat Ka’ab bin Ujrah; “Seorang pria lewat di hadapan Nabi s.a.w, lalu dilihat oleh para sahabat Rasulullah menyaksikan kesungguhannya dan rajinnya dalam bekerja. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, andaikan (kesungguhan dan rajinnya ini) di jalan Allah?”

Maka Rasulullah s.a.w mengatakan, “Jika ia keluar untuk bekerja menghidupi anaknya yang masih kecil maka ia termasuk di jalan Allah, jika ia keluar bekerja untuk membantu atau menghidupi kedua orangtuanya yang sudah renta maka ia di jalan Allah, jika ia keluar bekerja untuk dirinya sendiri demi menjaga kehormatan atau harga dirinya maka ia di jalan Allah, dan jika ia keluar untuk riya (pamer) dan berbangga diri maka ia di jalan setan.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *