Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 24 January 2015

Mesjid Raya Mujahidin, Ikon Baru Pontianak


Coklat mengkilap. Kubah tembaga berbentuk setengah lingkaran menghiasi Mesjid Raya Mujahidin di Jalan Ahmad Yani, Pontianak Selatan. Garis-garis putih membelah lengkungan kubah hingga terlihat sederetan rapi layang-layang. Di setiap pojok mesjid berbentuk segi empat ini, menara ramping berdiri menjulang, lengkap dengan kubah kecil kuning di atasnya. Seolah menjadi penjaga mesjid dari empat penjuru berbeda.

Hari Selasa (20/1) menjadi hari bersejarah bagi mesjid karena Presiden JokoWidodo datang meresmikan mesjid yang mulai dibangun sejak November 2011. Berlantai dua,  mesjid terbesar kedua se-Indonesia ini bakal mampu menampung 5.000-8.000 jemaah sekaligus. Dua lift umum dan sebuah lift khusus siap memudahkan gerak jemaah. Fasilitas pendukung lainnya seperti air conditioner (AC), ruang tunggu, perpustakaan, ruang VIP, ruang serba guna – bisa digunakan untuk acara pernikahan, sunatan, rapat atau kegiatan lain – sampai fasilitas memandikan mayat juga tersedia di sana.

Mengadopsi arsitektur Timur Tengah dan mengacu pada Mesjid Nabawi di Madinah, mesjid seluas 3.600 meter persegi ini terlihat anggun dan menawan. Saat peresmian berlangsung, mesjid sudah rampung sekitar 99 persen. Ketua Umum Pembangunan Masjid Raya Mujahidin, Oesman Sapta Oedang bilang, perampungan total masih perlu dana sekitar Rp 22 miliar. Sejauh ini, pembangunan mesjid sudah menghabiskan dana sekitar Rp 86 miliar – berasal dari sumbangan berbagai kalangan, rakyat biasa, pejabat, pengusaha dan mereka yang menyumbang dengan syarat nama dirahasiakan.

Pontianak adalah ibukota Kalimantan Barat. Dilalui garis lintang nol derajat bumi, kota ini juga dikenal sebagai kota Khatulistiwa. Menurut sensus tahun 2000, sekitar 75 persen penduduk Pontianak beragama Islam. Kehidupan beragama dan etnis di Pontianak cukup adem ayem. Suasana sempat memanas di Pontianak pada tahun 2012 perihal penolakan sebuah ormas Islam di Pontianak. Untungnya, para pemuka agama dan etnis di sana waspada hingga tidak terjadi bentrokan antar warga.

Oesman berharap, Mesjid Mujahidin bisa menjadi wadah pendidikan agama, seperti belajar Al-Quran, tajwid dan senjenisnya. Selain itu ada barang-barang bersejarah umat Islam bakal dikumpulkan dan dipamerkan di mesjid.

 

(Ami/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *