Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 21 March 2019

Masjid Jamae Singapura: Saksi Sejarah di Tanah Sewa 999 Tahun Lamanya


islamindonesia.id – Masjid Jamae Singapura: Saksi Sejarah di Tanah Sewa 999 Tahun Lamanya

Chinatown adalah destinasi wisata favorit di Singapura yang tidak pernah sepi dikunjungi wisatawan. Kawasan ini sangat unik karena seakan menjadi jejak sejarah masa lalu yang berpadu dengan perkembangan Singapura di masa kini.

Jajaran toko-toko tradisional dan pasar malam diselingi dengan tumbuhnya toko modern dan cafe unik yang menjamur, meramaikan bangunan yang sudah dulu ada seperti kuil, museum, dan masjid yang tertua di Singapura, Masjid Jamae namanya.

Masjid Jamae mengusung gaya arsitektur eklektik dengan elemen dari Barat dan Timur di berbagai sudut bangunannya. Buat wisatawan pencinta seni dan sejarah, inilah tempat yang tepat untuk melihat arsitektur awal Singapura karena masjid ini belum pernah dibangun kembali meski sudah mengalami perbaikan di sana sini.

Apa saja keunikan masjid ini?

Terletak di kawasan South Bridge Road, Chinatown, Jamae Mosque atau yang juga akrab disebut Masjid Chulia telah berdiri sejak 1826. Masjid yang beralamat di 218 South Bridge Road, Singapore ini adalah masjid pertama dari tiga masjid di Chinatown yang didirikan oleh kaum Chulia, sebutan bagi Muslim Tamil yang berasal dari India Selatan.

Bangunannya sendiri baru selesai dibangun antara tahun 1830 hingga 1835. Warisan sejarah Muslim Tamil tidak hanya Masjid Jamae Chulia saja, namun juga ada Masjid Al-Abrar dan Nagore Darga yang terletak di Jalan Telok Ayer.

Saat ini Masjid Jamae menjadi destinasi wisata pilihan karena disebut-sebut sebagai masjid yang memfasilitasi berbagai kegiatan keagamaan. Selain rutinitas salat lima waktu, di sini juga sering diadakan seminar dan diskusi tentang keyakinan agama dan sosial.

Hal yang pertama menarik perhatian ketika melihat Masjid Jamae adalah pintu masuknya yang tidak biasa. Ada dua menara berbentuk segi delapan yang membingkai gerbangnya dengan kubah berbentuk bawang di bagian atasnya.

Masing-masing menara tersebut dibuat dalam tujuh tingkat. Di bagian atas pintunya juga terdapat miniatur yang mirip dengan gambaran sebuah istana.

Bagian eksteriornya yang dicat hijau terlihat menyatu dengan lingkungan sekitar Masjid Jamae. Meski tidak pernah dibangun ulang, bukan berarti Masjid Jamae tidak ingin dipugar. Beberapa rencana yang telah disusun untuk menambah fasilitas di masjid ini ditolak dan akhirnya sama sekali tidak dilakukan perubahan pada struktur bangunannya.

Menariknya, masjid ini telah ditetapkan sebagai monumen nasional, namun diketahui tanah tempat bangunannya berdiri disewa selama 999 tahun lamanya.

Saat berwisata ke sini, bersiaplah disambut oleh pintu gerbang yang dipenuhi kekhasan ala Indo-Islam India Selatan. Lalu saat melangkahkan kaki ke ruang salat, aksen neoklasik begitu kental dan dapat dilihat dari tiang Dorian dan jendela besar mengilap khas Tiongkok.

Sejak dikukuhkan sebagai monumen nasional pada 19 November 1974, Masjid Chulia terbilang unik karena berada di kawasan pecinan namun punya karakteristik arsitektur India. Makin unik karena didukung oleh keberadaanya yang diapit dua kuil, yakni Sri Mariamman dan Buddha Tooth Relic.

Inilah mengapa kawasan Masjid Jamae begitu damai terasa. Di satu sisi masyarakat dan wisatawan sibuk dengan aktivitas jual beli dan berwisata kuliner, di sisi lain mereka ada juga yang datang untuk beribadah.

Ingin mengunjungi Masjid Jamae suatu saat nanti? Catat dulu rute MRT yang melalui jalur North East Line dan turunlah di Chinatown Station. Kawasan ini juga bisa dicapai dengan naik bus yang menuju South Bridge Road dan New Bridge Road.

Jadi, saat berwisata ke Singapura jangan hanya melihat-lihat, jadilah penjelajah untuk membuktikan sendiri kemegahan dan keistimewaan Chulia Mosque.

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *