Merindu Puasa di ‘Serambi Mekah’ Malaysia
![profil-kelantan](https://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2015/06/profilkelantan.jpg)
Setiap orang pasti didera rindu yang tak terperi pada kampung halaman kala puasa datang. Pasalnya, suasana Ramadhan di tempat kelahiran lebih berkesan di hati karena dilaksanakan bersama dengan sanak keluarga.
Kondisi ini pun yang dirasakan oleh Asmawati Muhammad, Muslimah yang berdomisili di Kuala Lumpur, Malaysia.
Asma merindukan puasa di kampung halamannya, Kelantan, Malaysia. “Suasana Ramadhan di Kuala Lumpur sangat berbeda dengan Kelantan, saya sangat merindu puasa di sana,” ungkap perempuan yang bersuamikan Abdul Halim Syihab, laki-laki berkewarganegaraan Indonesia.“Orang Malaysia sering bertandang ke Kelantan jika bulan Ramadhan karena puasa di sini sangat meriah layaknya sebuah pesta,” kata perempuan yang berprofesi sebagai dosen senior di Akademi Pengajian Islam, Universitas Malaya.
Asma mendeskripsikan di negeri yang diberi gelar “Serambi Makkah” itu tempat ibadah sangat ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru.
![mesjid-di-kelantan](http://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2015/06/kelantan5-300x225.jpg)
Suasana di salah satu Masjid saat Ramadhan
“Di Kelantan, bila menyambut Ramadhan, setiap orang akan berlomba-lomba untuk beribadah, bersedekah, menyediakan makanan untuk berbuka puasa, menjamu anak yatim, berzakat dan sebagainya,” papar perempuan yang telah merampungkan pendidikan doktoral tahun lalu di bidang al-Qur’an dan Sunah.
Selain itu, Ramadhan di Kelantan dimeriahkan dengan tadarus al-Quran, tak sekadar membaca, tapi juga memahami maknanya, katanya.
“Kerajaan Negeri setiap tahun menetapkan satu surat atau sejumlah ayat al-Quran pilihan untuk dijadikan ‘buku Ayat Tadarus’ resmi bagi rakyat yang mengandung tafsir mendalam. Buku itu akan dibagikan secara cuma-cuma agar digunakan di seluruh pelosok negeri,” kata Asma kepada reporter Islam Indonesia awal pekan ini.
Religiusitas yang terbangun tak terlepas dari peranan ‘pemimpin unggul’ di negeri Kelantan, Almarhum Tok Guru Nik Abdul Aziz.“Oki Setiana Dewi pernah datang ke Kelantan dan mendedikasikan sebuah puisi yang memuji keistimewaan dan kebaikan ‘menteri besar’ di negeri ini. Memang, suasana di Kelantan lebih religius dari segi kultur masyarakatnya dibandingkan negeri lainnya karena bernaung di bawah kepemimpinan ulama,” papar Asma.
Terdapat satu perkampungan Ramadhan yang dipersiapkan di akhir bulan Sya’ban. “Pada saat menjelang Ramadhan, pemerintah mempersiapkan perkampungan atau ‘qaryah ramadhan’ yang meriah bertempat di Dataran Stadium Sulatan Mahammed IV,” ujar perempuan yang pernah menempuh S1 di Universitas Malaya, Malaysia dalam bidang al-Quran dan al-Hadith pada tahun 2003.
Momentum bulan puasa diciptakan sedemikian rupa oleh mantan Menteri Besar Kelantan sebagai ‘ibadah tourism‘. “Pada saat Ramadhan, Almarhum Tok Guru menjadikan negeri Serambi Makkah ini sebagai bulan destinasi dengan konsep paket pelancongan ibadah,” papar perempuan yang mendapatkan gelar Master dan PhD dari Universitas Islam Antarbangsa, Malaysia.![bazar-di-kelantan](http://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2015/06/bazar1-300x201.jpg)
Bazar di bulan Ramadhan
“Di masjid UIAM, imam membacakan satu juz Alquran setiap shalat. Suasana syahdu mengiringi lantunan bacaan ayat Alquran dari para imam yang notabene hafiz dari manca negara. Selain itu, diadakan program Qiyamul lail tiap bulan Ramadhan,” papar Asma.
![keluarga-asmawati-klantan](http://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2015/06/keluarga-asmawati-klantan-300x225.jpg)
Keluarga besar Asmawati di Kelantan
Asma berencana mudik ke Kelantan pada Lebaran tahun ini untuk melepas rindu. “Aku lahir di Kelantan, insya Allah akan pulang kampung pada hari raya tahun ini berkumpul bersama ibu dan keluarga besar di Pasir Mas karena sebelumnya sudah lebaran dengan keluarga mertua di Jakarta,” ungkap Asma di akhir pembicaraan.
Zainab/ Islam Indonesia
Leave a Reply