Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 09 May 2023

Saling Membanggakan Nasab vs Bersinergi Meraih Takwa


islamindonesia.id“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al Hujuraat:13)

Sesekali membahas soal keturunan (nasab) memang penting, tetapi menjadi bermasalah ketika terlalu membangga-banggakannya. Tak sedikit orang di dunia ini yang terus larut dalam aliran perasaan membanggakan diri sebagai keturunan bangsawan. Tentunya itu bermasalah dengan makna kemuliaan sesungguhnya sebagaimana ditekankan dalam ajaran Islam dan disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa kemuliaan yang sesungguhnya ialah berdasarkan ketakwaan seseorang.

Prinsip kemuliaan seseorang berdasarkan ketakwaan menunjukkan bahwa derajat mulia bukan dilahirkan, tetapi perlu diusahakan dengan sungguh-sungguh. Ini bermakna semua manusia sama di hadapan Alah. Ini juga bermakna bahwa merasa diri lebih mulia dari orang lain (hanya karena keturunan) adalah suatu kesombongan yang mengundang dosa. 

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, Allah tidak suka hamba-hamba-Nya memakai milik-Nya:  “Keagungan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah pakaian-Ku. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya.” (HR. Muslim). Senada, dalam hadis lain disebutkan: “Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim)

Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah membangga-banggakan keturunannya, juga tidak mengajak keturunannya untuk merasa bangga karena ayahnya seorang Nabi.  Semua diperlakukan sama, termasuk di hadapan hukum.

Karena itu, daripada menghabiskan waktu dan pikiran untuk membanggakan keturunan, lebih baik bekerja sama untuk meningkatkan ketakwaan diri. Hal inilah yang insya Allah akan lebih bermanfaat dan berpahala, serta menjauhkan diri dari perbuatan yang mengandung dosa.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *