Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 10 May 2016

OPINI–Terjepit? Raih Solusi Langit


Islamindonesia.id–Terjepit? Raih Solusi Langit

Alkisah, pasca kemenangan Nabi Musa atas para penyihir Firaun dalam konfrontasi yang menegangkan, ditambah eksodusnya sebagian penyihir menjadi pengikutnya, Firaun semakin meningkatkan teror dan agresi. Lekas cerita, Bani Israil memilih mencari suaka ke luar Mesir, sebab jumlah mereka sangat sedikit. Mereka pun melakukan persiapan untuk pergi ke tanah yang dijanjikan, Palestina.

Nahas, ketika Bani Israil mendekati bibir pantai, mata-mata Firaun mengendus. Dalam sekejap, marinir dan ribuan pasukan telah mengepung mereka. Apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat seperti itu? Di depan, hamparan laut yang besar. Di belakang, musuh yang haus darah siap membantai. Namun Allah swt ingin menyelamatkan hamba-Nya yang beriman dari penangkapan orang-orang zhalim. Peran langit datang. Solusi pun diwahyukan.

وَ لَقَدْ أَوْحَيْنا إِلى‏ مُوسى‏ أَنْ أَسْرِ بِعِبادي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَريقاً فِي الْبَحْرِ يَبَساً لا تَخافُ دَرَكاً وَ لا تَخْشى‏  *فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُمْ مِنَ الْيَمِّ ما غَشِيَهُمْ

“Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba- hamba-Ku (Bani Israel) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.” (QS.Thaha:77-78)

Allah swt memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan sebilah tongkat yang selalu menemaninya. Laut pun terbelah, membentuk jalan ‘yang kering’. Firaun dan pasukannya tenggelam di dasar laut. Amazing!

Jujur, saya berdecak kagum dengan kisah ini. Sebab saya yakin, kita akan gagal faham ‘memaknai’ kisah ini bila hanya menggunakan logika manusia. Kecuali world view sudah on. Saya berandai-andai, sekiranya saya di posisi Nabi Musa atau menjadi bagian dari kaumnya, saya tidak bisa membayangkan kondisi kejiwaan saya saat itu. Asli gak nyambung! Saat kita lari dari musuh, lalu kita terjebak di bibir pantai. Tak ada lagi tempat untuk melarikan diri. Tiba-tiba ada perintah untuk memukul-mukulkan tongkat ke air. Sepintas memang tidak nyambung, tapi itulah ‘solusi langit’.

Sekiranya Nabi Musa bertanya tentang fadhilah memukulkan tongkat, atau khasiat melempar tongkat saat menghadapi para penyihir Firaun, mungkin kejadiannya akan beda. Ketaatan tanpa koma yang menciptakan miracle, mukjizat.

Kita sering membaca solusi langit, melalui al-Quran atau hadits. Sayangnya, kita sering abai dan tak mengindahkan. Padahal, seluruh problematika hidup dapat selesai dengan pertolongan Allah swt. Ucapan ‘semoga mendapatkan pertolongan Allah’ seperti lip service saja. Tak pernah benar-benar nyata.

Entah karena logika manusia sudah sedemikian canggih, sehingga menganggap semua hal harus sesuai dengan nalarnya. Jika world view kita mengikuti aliran Tuntunan Ilahi, tentu kita akan memahami, bahwa agama sesuai dengan akal. Hanya tolok ukurnya bukan ‘pikiran kita’. Yang dimaksud akal adalah ‘akal apa’ dan ‘akal siapa’. Akal apa berarti logika al-Quran, dan akal siapa berarti logika Muhammad.

Barangkali ini masalahnya, mengapa kita sering gigit jari karena Allah Swt tak menolong saat kita kejepit. Kita masih mencari referensi fadhilah dan khasiat dalam ketaatan. Memang tiap amalan ada pahalanya. Tapi ketahuilah, pahala itu adalah hasil, bukan tujuan. Nah, semakin jelas masalahnya. Kalau mau jujur, kita masih menjadikan ‘hasil ibadah’ sebagai tujuan. Padahal kita tahu, itu sepenuhnya hak Allah swt. Lalu kenapa kita mesti cawe-cawe?

Ini masalahnya. Ketaatan kita ‘banyak’ koma. Banyak tik-titiknya.

Orang-orang bertanya kepada seorang arif: “Apa yang harus kami lakukan supaya kecintaan kepada Allah Swt di dalam hati kami tumbuh?” Sang arif menjawab, “Bacalah Al-Qur’an dengan cinta, dan abaikan pahala.” Artinya, janganlah ada pikiran jual beli dalam benak kita. Bacalah dengan penuh cinta perkataan, surat, dan pesan Kekasih (yaitu Al-Qur’an). Bacalah zikir dengan penuh cinta. Bacalah doa dengan penuh cinta.

Duhai Allah, ampuni kami. Ampuni kami yang tak sepenuhnya yakin akan pertolongan-Mu. Ampuni kami, karena masih sering mencari solusi di luar solusi-Mu. Ampuni kami, karena sering menganggap dukun, kyai dan ustadz lebih bisa membantu kami melebihi kemampuan-Mu. Ampuni kami, karena terlalu menganggap materi sebagai bukti kasih sayang-Mu. Ampuni kami, ya Allah…

Duhai Allah, ampuni kami yang sering menjadikan tahajud, dhuha, dan ibadah-ibadah Sunah lebih sebagai jampi-jampi untuk urusan ekonomi, daripada sebagai pembersih hati.

Duhai Allah, berikanlah rezeki kepada kami berupa hati yang tulus dalam ketaatan, sehingga pertolongan-Mu akan selalu datang. Amin.[]

Elka/IslamIndonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *