Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 20 August 2016

VIDEO–Toleransi antara Muslim dan Hindu di India


Islamindonesia.id–Toleransi antara Muslim dan Hindu di India

Di bawah ada video yang menggambarkan toleransi Muslim dan Hindu di India. Eksperimen sosial yang diprodukdi oleh RJ Naved untuk acara “Murga” di Radio Mirchi ini menunjukkan betapa seringnya agama dimanipulasi oleh politisi untuk menimbulkan kebencian yang sebenarnya sama sekali tidak ada di antara para pemeluk agama itu sendiri.

Eksperimen sosial ini dilakukan di daerah Nizamuddin, Delhi, yang berpenduduk mayoritas Muslim. Naved berpura-pura menelpon seseorang untuk menjelaskan bahwa jiwa Muslim bersatu padu, maka akan mudah sekali menakut-nakuti umat Hindu. Khalayak yang mendengar percakapan itu memberikan reaksi tidak setuju.

Naved lalu berusaha menghasut beberapa orang untuk membenci Hindu. Tapi reaksi orang yang dia temui menunjukkan betapa sederhana dan penuh penghargaan masyarakat India pada umumnya yang berbeda dengan apa yang selama ini digambarkan.

Terjemahan bebas video di bawah:

RJ Naved: Salam alaikum. Punya parfum?

Pembicara: Tentu saja. Mau yg Eropa atau Arab?

RJ: Arab.

RJ: Pak Usman, salam. Saya baru dari Nizam dan bicara padanya semalam. Dia ceritakan situasinya. Saya katakan ini salah kita sendiri, kalau saja kita bersatu, kita akan lihat nanti siapa yang menang. Tak akan ada yg bisa melawan kita, Pak Usman. Kalau kita bersatu, tak seorang pun dapat menolong orang2 Hindu itu. Kita bukan lagi orang suci kalau soal perang.

Pembicara: Kita tinggal di sini dan akan tetap tinggal di sini.

RJ: Tapi kita tak bisa mengasihi mereka Pak Usman, salah kita berkompromi di sini. Baiklah, aku akan kembali nanti. Allah melindungimu.

RJ: Berapa ini harganya?

Pembicara: Jangan sentuh itu, saudaraku. Ceritakan padaku dulu, omong kosong apa yang kau sebarkan ttg agamaku.
RJ: Maksudmu? Aku hanya bicara ke sesama Muslim sptmu.

Pembicara: Bicara soal membunuh orang lain? Maksudku, berani2nya kamu bicara spt itu.

RJ: Aku cuma bilang Muslim hrs bersatu.

Pembicara: Perang apa yang kau maksud? Kita hanya melawan orang yang menyerang kita bukan?

RJ: Jadi menurutmu kaum Hindu itu saudaramu?

P: Tentu saja, orang Hindu itu seperti keluargaku. Kau, saya, mereka, kita semua saudara sesama Muslim. Saya bicara soal persatuan di sini.

RJ: Apa aku salah bicara, aku bilang kalau kita bersatu, kita akan mengalahkan mereka.

RJ: Orang seperti kamu ini yang menyusupi masyarakat dg kebencian. Hindu dan Muslim hidup bersatu dan akan selalu begitu. Di sini mereka hidup di sini pula mereka mati. Muslim tidak ajarkan kelerasan. Muslim tidak ajarkan peperangan.

RJ: Aku bicara tentang orang2 Hindu.

P: Tidak, mereka saudara kita. Kita seperti keluarga. Kita tak butuh Muslim sepwrtimu, mengerti? Meskipun saya Muslim, agama saya tidak membolehkan mengikuti pikiran buruk seperti itu.

RJ: terserah padamu, Akhi.

P: Pergi sana! Kamu tidak berhak berdiri di sini, apalagi tinggal di negara ini. Pergi sana!

Musik Hindu

RJ: aku Kalka Madir, aku bicara dg Sumit semalam dan dia ceritakan hal yang sama. Kukatakan padanya kalau saja orang 2 Hindu bersatu… Berapa banyak Muslim di negara ini? Kita akan kalahkan mereka dalam 2 menit. 2 menit Pak Narayan, tidak lebih dari itu. Kukatakan padanya, kita harus bersatu. Negara ini punya kita dan tetap akan jadi milik kita.

P: siapa namamu?

RJ: Sushil

P: apa kamu tak malu sebarkan kebencian seperti itu?

RJ: aku hanya katakan kita harus bersatu. Aku nggak paham mengapa kamu kesal. Bukankah sebagai orang Hindu, ini tanah kita? Sedang mereka, dari mana mereka?

P: negara ini milik bersama. Kita semua bagian dari negara ini. Hindu, Muslim, Sikh, Kristen, kita semua saudara. Sepertinyakamu merasa terancam.

P: karena kamu bicara hal-hal yang ofensif.

P: saat kita pergi ke (kuil) sini, kita berdoa agar semua orang hidup dalam damai dan harmoni, termasuk Hindu, Muslim, siapa saja. Tolong jangan menyebarkan kebencian seperti itu.

RJ: tidak, dengarkan aku dulu. Kenapa kamu memihak Muslim dan bukan Hindu? Kamu Hindu, seharusnya ada di pihakku.

P: aku bicara atas dasar kemanusiaan.

RJ: kamu kok marah padaku?

P: tentu saja aku marah. Inikah yang diajarkan agama kita padamu?

RJ: ya sudahlah, berikan padaku 100 gram…

P: aku tidak akan menjual apa pun padamu. Pergilah sana.
Kau lebih tua dariku. Aku ingin katakan sesuatu. Kalaunkau paham bagus, kalau tidak ya sudahlah.

RJ: katakan saja.

P: bukanlah Hindu atau Muslim yang aku takuti. Aku takut pada orang-orang dan hatinya (yang buruk). Orang yang saleh takut pada Dewa. Tapi Dewa takut pada kita, manusia. Itu karena orang sepertimu yang menyebabkan perpecahan Pakistan dan India dan kebencian di antara keduanya.
……

Aku melakukan ekaperimen sosial hari ini. Apa yang kudapatkan, tepat seperti apa yang kupikirkan. Kita tahu, tak seorang pun ingin berperang. Kita sudah 69 tahun merdeka dan kita berjuang untuk kemerdekaan ini. Karenanya mari kita tetap bersatu. Bila tidak, orang akan memanfaatkan permusuhan kita. Itu akan menjadikan kita kehilangan kemerdekaan lagi. Saya RJ Naved, Selamat Hari Kemerdekaan.

AA/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *