Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 18 August 2018

Renungan Pagi – Abdillah Toha: Integritas


islamindonesia.id – Kolom Abdillah Toha: Integritas

 

Integritas adalah sesuatu yang langka khususnya pada para politisi dan pemimpin. Dia lebih dari sekadar akhlak atau sopan santun. Integritas adalah utuhnya manusia dalam merealisasikan esensi intrinsiknya sesuai dengan fitrahnya.

Integritas agama Islam ditunjukkan dengan utuhnya keislaman (kepasrahan diri kepada Allah) sebagai sebuah bangunan yang didirikan sejak Adam dan nabi-nabi setelahnya, kemudian ditutup dengan batu bata terakhir yang dipasang oleh utusan Allah terakhir Muhammad SAW. (Hadis)

Al-Quran dalam berbagai ayatnya menegaskan bahwa muslim sejati adalah muslim yang berintegritas yakni yang memegang teguh amanah, memenuhi janjinya,  dapat dipercaya, dan menjalankan amanah dengan bertanggung jawab penuh. Lawan dari integritas adalah hipokrisi atau kemunafikan. (Quran – 4:58, 5:1, 23:8)

Berintegritas artinya konsisten dan tidak terombang-ambing oleh nafsu dan lingkungan yang mencoba untuk mengalihkan arah dan tujuan yang benar kepada tujuan-tujuan lain yang sempit dan menguntungkan sekelompok manusia.

Integritas dimiliki hanya oleh orang yang kuat, yang utuh, dan kepribadiannya tidak terbelah-belah. Integritas adalah berbuat yang benar meskipun tidak ada orang yang melihat atau mengawasinya. Integritas adalah satunya kata dengan perbuatan.

Orang berintegritas adalah orang yang otentik.  Tidak palsu. Yang mengenal dirinya dan tidak sekadar meniru atau mencontoh perilaku yang berlawanan dengan nilai-nilai yang diyakininya.

Integritas adalah keberanian untuk menghadapi kejutan dan hal baru serta menyerapnya dan mengoreksi asumsi-asumsi yang sebelumnya dianggap benar. Keberanian untuk melawan tarikan-tarikan yang berupaya menjauhkan kita dari horizon baru.

Integritas adalah kemampuan dan kemauan untuk bertabayun. Tidak menentukan sikap dan mengambil keputusan atas dasar informasi yang mentah dan tidak lengkap. Integritas seorang hakim yang adil yang memutuskan perkara setelah semua sisi yang berdampak pada keadilan dipertimbangkan.

Fleksibilitas dari orang yang berintegritas adalah fleksibilitas orang bijak. Demi kemaslahatan jangka panjang dengan mengorbankan jangka pendek. Mundur selangkah demi lompatan maju 1000 langkah.

Integritas tidak ada pada orang yang gemar mencari-cari alasan untuk menutupi kesalahannya, dan yang lebih sering menyalahkan orang lain atas kegagalannya, serta segan mengakui kesalahannya sendiri. Ilmuwan yang berintegritas bukanlah mereka yang menyimpulkan hasilnya sebelum penelitian yang dilakukannya selesai dan tuntas.

Integritas seorang pemimpin diuji bukan di masa normal tetapi pada saat krisis. Apakah dia mampu bertahan terhadap berbagai tekanan agar mengambil langkah-langkah yang menyenangkan rakyat dalam jangka pendek tetapi berbahaya untuk jangka panjang atau mampu mengajak rakyat untuk bersama-sama memikul beban sementara bagi kepentingan yang lebih besar di hari depan.

Integritas menempatkan cara mencapai tujuan yang berlandaskan moral sama pentingnya dengan tujuan itu sendiri. Dukungan dicari guna menyokong tujuan yang baik bukan dukungan untuk melanggengkan kekuasaan.

Integritas dalam kehidupan beragama adalah kesadaran penuh tentang kesatuan dan keutuhan ciptaan Allah. Kesadaran bahwa masing-masing kita adalah bagian dari ciptaan itu dan apapun yang kita lakukan atau tak kita lakukan akan berdampak pada keseimbangan keseluruhan.

Integritas ulama ditentukan bukan hanya oleh ketinggian ilmunya tetapi juga atas kerendahan hatinya dan kesadarannya untuk menghindarkan diri dari kemutlakan. Ulama berintegritas tak menjual fatwanya dan memahami dampak fatwanya terhadap kesejahteraan umum.

Tantangan kepada para pemimpin, pendidik, dan orang tua adalah menunjukkan keteladanan, menanamkan integritas dan menerjemahkannya ke dalam pengajaran yang praktis kepada anak didik di sekolah dan dalam rumah tangga sejak kecil.

Wallah a’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *