Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 21 September 2016

OPINI – MEMAHAMI ISLAM: Makna Zikir


IslamIndonesia.id – OPINI – MEMAHAMI ISLAM: Makna Zikir

 

Oleh: Abdillah Toha

 

Zikir atau Zikrullah pada dasarnya berarti mengingat Tuhan. Dalam kebiasaan sehari-hari Zikir lebih sering diasosiasikan dengan mengucap nama-nama mulia Allah, memuji, memuja, dan istighfar memohon ampunan serta bimbingan dari Allah SWT. Zikir dilakukan secara lisan dengan mengulang-ulang.

Ada yang melakukannya dengan menghitung, ada yang tidak, ada yang memakai bijii tasbih atau alat mekanikal penghitung seperti alat yang dipakai pramugari untuk menghitung jumlah penumpang dalam pesawat. Yang menghitung, ada yang menggunakan target sehari sekian kali ada yang tidak, dan ada pula yang mengikuti jumlah hitungan yang dicontohkan oleh Sunah Nabi, para auliya dan salihin.

Ada yang berzikir sendirian di pagi atau malam hari tetapi ada juga kebiasaan beberapa tahun belakangan di Indonesia, zikir lisan bersama ribuan orang, dipimpin oleh ustad yang menciptakan suasana syahdu agar peserta dapat menangis bersama.

Semua yang disebut diatas itu baik dan Allah akan melimpahkan pahalanya bagi mereka yang banyak berzikir. Sesungguhnya seluruh ibadah ritual kita seperti shalat, membaca dan mendengar lantunan kitab suci Alquran, dan ibadah lainnya adalah perbuatan berzikir. Bahkan salah satu nama Qur’an adalah al-Zikra atau Azzikra yang berarti (kitab) peringatan atau pengingat tentang pedoman hidup seorang mukmin.

Namun demikian,yang lebih penting dari zikir lisan adalah zikir yang dicamkan didalam hati. Zikir yang benar-benar kita hayati tentang kebesaran kekuasaan dan rahmat Allah. AlQuran memerintahkan kita untuk banyak berzikir (uzkurullaha katsira), sedangkan peritah untuk beramal tidak disebut katsira tetapi beramallah baik atau saleh (‘amilu shalih). Artinya, zikir tekanannya kepada banyak dan seringnya berzikir sedang amal pada kualitas, bukan kuantitas, amal kita.

Banyak berzikir bisa diartikan sebagai zikir lisan tetapi bisa juga berarti bahwa Allah meminta kita untuk selalu mengingat Tuhan dimanapun kita berada dan pada situasi apapun. Dalam kesenangan atau kesusahan, dalam pekerjaan, dalam diam atau berbuat, dalam duduk atau berdiri, dalam sibuk atau senggang, kita diharapkan selalu mengingat Allah dan menanamkan dalam hati bahwa segalanya tak akan terwujud atau terjadi tanpa sepengetahuan dan seizin Allah. Diriwayatkan Rasululah SAW bersabda bahwa perbedaan orang yang berzikir dan tidak berzikir adalah seumpama orang yang hidup dan mati.

Salah satu bentuk zikir adalah tasbih. Bertasbih dengan mengucap Subhanallah artinya ungkapan pujian kehadirat Allah dengan mensucikan namaNya. Quran memberitahu kita bahwa seluruh alam jagad raya ini termasuk matahari, bulan, hewan, tumbuhan, dan malaikat, semua bertasbih kepada Allah, tetapi indra manusia tidak dapat menangkap dan mendengar tasbih mereka. Bedanya dengan manusia yang diberi kehendak bebas, manusia bertasbih atas kemauan dan kehendak sendiri sedang mereka yang diciptakan untuk manusia dan tak punya kehendak bebas  bertasbih sebagai bagian dan tak terpisahkan dari proses penciptaan itu sendiri.

Zikir juga dihubungkan dengan orang-orang yang berpikir dan berakal. Mereka yang mengagumi dan mengapresiasi ciptaan Allah atas alam raya ini dan mereka yang mampu mengendalikan dirinya, akan selalu mengingat Allah. Allah berfirman “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka” (Ali-Imran 190-191)

Allah juga menyebut mereka yang berpengetahuan sebagai ahluzzikir, yakni orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang wahyu Allah dalam Quran dan Sunah Nabi. Disitulah tempat kita bertanya seperti firman Allah ” Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ahluzzikri) jika kamu tidak mengetahui (An-Nahl:43)

Imam Ghazali mengatakan bahwa zikrullah yang dilandasi atas rasa cinta kepada Allah adalah zikir yang lebih tinggi dibanding ziki karena rasa takut. Seorang pencinta selalu akan ingat kepada yang dicintainya. Dan kasih sayang itu akan timbal balik karena Allah juga akan mengingat mereka yang selalu ingat dan berzikir kepadaNya, seperti firman Allah “Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu” (QS. Al-Baqarah [2]: 152).

Hidup ini penuh cobaan. Tidak ada manusia yang sepanjang hidupnya hanya diliputi oleh kesenangan. Tidak ada kesenangan bila tak ada kesusahan. Hati manusia pun selalu bergolak dan merespon berbagai masukan dari luar. Stress dan gundah datang tanpa diduga. Manusia cenderung menghilangkannya dengan obat-obatan dan hiburan semu yang hanya menghapus sementara gejala stressnya, bukan penyebab utamanya. Padahal Allah telah menjamin bahwa mereka yang banyak mengingat Allah akan dikaruniai dengan ketenangan hati dan batin. FirmanNya ” Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

Marilah kita selalu mengingat kehadiran Allah dengan berzikir lisan, dengan hati, dan dalam perbuatan, dengan dilandasi cinta dengan keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita dan kesadaran bahwa tak satupun perbuatan kita yang luput dari pengetahuanNya. []

 

AT-20-09-2016

 

IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *