Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 04 August 2021

Kolom Muzal Kadim: Yang Sangat Menakjubkan


islamindonesia.id – Kolom Muzal Kadim: Yang Sangat Menakjubkan

Yang Sangat Menakjubkan

Oleh Muzal Kadim | Staf Pengajar di FKUI dan Anggota IDI

Tulisan ini terinspirasi setelah saya merasakan dampak Covid selama dua minggu. Baru diambil sedikit saja tajalli yang dipinjamkan Allah, yaitu pengecapan dan penciuman, betul-betul tidak enak rasanya. Semua makanan menjadi hambar, semua wewangian tidak bisa dicium sama sekali.

Menurut Ustadz Quraish Shihab, salah satu makna dari kata “Allah” adalah sesuatu yang sangat menakjubkan. Semua tentang tajalli Allah pasti sangat menakjubkan, hanya saja karena sudah menjadi kebiasaan maka kita menganggapnya biasa. Mungkin itu juga karena Rahmat-Nya semata-mata sehingga kita diberi kadar (keterbatasan) dan menganggapnya biasa.

Tajalli Allah yang menakjubkan ini demikian tak terhingga dan tak terbatas, baik di alam raya maupun pada diri kita sendiri. Setiap detak jantung kita adalah tasbih karena ia takjub atas tajalli Allah. Setiap desir aliran darah yang tak pernah berhenti sekejap pun untuk memberi nutrisi kepada organ tubuh kita, adalah tasbih karena takjub.

Setiap detik usus kita – yang bila dibentangkan mempunyai luas permukaan sebesar lapangan tenis – akan kontak dengan milyaran benda asing berupa makanan, virus, bakteri, jamur, parasit, alergen, dan antigen. Namun yang menakjubkan, usus kita secara cerdas dapat mengenal satu persatu benda asing tersebut, mana yang berguna bagi tubuh dan mana yang harus ditolak.

Dalam proses mencerna makanan usus juga bertasbih dengan kecerdasannya. Ia tidak pernah salah dan secara menakjubkan mencari sendiri zat makanan yang akan dicernanya. Bila kita memakan protein, ia akan mengeluarkan enzim pencerna protein; bila kita memakan karbohidrat, ia akan mengeluarkan enzim pencerna karbohidrat; dan demikian juga bila kita memakan lemak, ia akan mengeluarkan disekresi enzim pemecah lemak. Semuanya berjalan cepat, otomatis tanpa dikontrol, dan sangat efektif.

Setiap detik ginjal kita pun bertasbih dengan menyaring zat yang tidak berguna dan berbahaya bagi tubuh dengan efektifitas yang tiada taranya. Mesin cuci darah yang paling canggih pun, sama sekali tidak bisa menggantikan fungsi ginjal yang berukuran kecil tersebut.

Setiap hembusan nafas kita adalah tasbih, karena takjub dengan proses paru-paru kita ketika mengambil oksigen yang berguna bagi tubuh kita.

Setiap saat indra kita yang berupa mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, bertasbih karena takjub dengan keajaiban proses melihat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba yang tiada taranya.

Demikian tak terhingga tajalli Allah yang menakjubkan itu, sehingga ia tidak mungkin dapat dituliskan.

“Dan seandainya semua pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS Luqman [31]: 27)

Semuanya itu merupakan tajalli Allah yang dipinjamkan kepada kita.

Demikian dahsyat dan menakjubkan tajalli Allah, sehingga hanya orang terpilih saja yang mampu menerima semua kucuran-Nya.

Kita yang lemah ini memang diberi keterbatasan karena Rahmat-Nya, karena kita tidak akan mampu menerima semua tajalli itu. Bahkan sebagian kecil saja kita tidak akan mampu.

Dapat dibayangkan bila kita bisa melihat benda-benda ukuran mikro, melihat menembus dinding, melihat sangat jauh, atau melihat yang gaib, bukankah hal tersebut malah sangat mengganggu?

Kita tidak akan dapat tidur nyenyak bila dapat mendengar suara dengan frekuensi yang sangat tinggi, mendengar dari ribuan kilometer, atau mendengar suara-suara gaib.

Kita tidak bisa menikmati makanan bila dapat mengecap dan mencium bau sampai sangat detil dan jauh.

Apakah kita masih tetap bisa tenang dan tenteram bila dapat mengetahui isi hati semua orang (termasuk istri, suami, atau anak kita)?

Apakah kita masih bisa tidur dengan tenang bila kita dapat melihat ke alam gaib, melihat makhluk halus, melihat neraka, dan yang lainnya?

Bagi mereka yang mengharapkan Allah membukakan hijab alam malakut dalam ibadah dan suluknya, janganlah berputus asa, sebab belum tentu kita mampu untuk menerimanya. Mungkin itu memang karunia Allah Yang Maha Halus, yang memberi Rahmat sesuai kadar kita. Wallahualam bissawab. []

PH/IslamIndonesia/Foto utama: konsula.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *