Satu Islam Untuk Semua

Friday, 04 June 2021

Kolom Muzal Kadim: Kebenaran Mutlak Hanya Milik Tuhan


islamindonesia.id – Kolom Muzal Kadim: Kebenaran Mutlak Hanya Milik Tuhan

Kebenaran Mutlak Hanya Milik Tuhan

Oleh Muzal Kadim | Staf Pengajar di FKUI dan Anggota IDI

Bila kita melihat suatu peristiwa, sebagai manusia yang terbatas kita hanya dapat melihat sedikit kebenaran yang tampak saja, paling banter menghubungkan dengan dua atau tiga kondisi sebelumnya yang mungkin berkaitan menurut kita.

Misalnya kita melihat pengemudi motor menabrak trotoar yang masih baru dibuat karena menghindari taksi. Kita mungkin dapat melihat pengemudi yang mengantuk sebagai penyebab. Dia mungkin bergadang untuk mencari nafkah keluarganya sehingga mengantuk. Seandainya tidak bergadang mungkin pengemudi itu tidak mengantuk dan tidak sampai terjadi kecelakaan.

Itulah keterbatasan manusia.

Ilmu Tuhan Maha Tak Terbatas. Tuhan Maha Kuasa pencipta alam semesta, termasuk manusia. Manusia hanya diberikan sedikit percikan kebenaran tersebut (kecuali manusia pilihan yang diberi hak istimewa).

Pengemudi motor itu mungkin mengantuk karena bergadang mencari tambahan uang karena anaknya pulang menangis, ditagih oleh gurunya harus bayar uang sekolah.

Pengemudi motor tersebut menghindar dari taksi yang ngebut untuk mengejar setoran karena hutang cicilan rumah, sedangkan istrinya keberatan menjual kalungnya.

Pengemudi motor tersebut menabrak trotoar yang biasanya tidak ada di situ dan baru dibangun tiba-tiba karena proyek akhir tahun Pemda.

Taksi tersebut ngebut padahal 100 meter sebelumnya ada polisi yang seharusnya bisa mencegah tetapi tidak melakukannya karena sedang sakit kepala akibat hipertensi.

Taksi tersebut bisa ngebut karena jalan sepi akibat ada demo mahasiswa terhadap Bupati, 1 km di belakangnya.

Demikian seterusnya kita menggambarkan ilmu Tuhan yang tidak terbatas, dan semua peristiwa itu berkaitan secara langsung maupun tidak langsung.

Mungkin kalau guru tidak menagih uang sekolah, sehingga anak tidak pulang menangis, maka pengemudi motor tidak akan bergadang, tidak mengantuk dan tidak terjadi kecelakaan.

Mungkin bila istri supir taksi mau menjual kalungnya untuk cicilan rumah, dia tidak akan ngebut untuk kejar setoran sehingga pengemudi motor tidak perlu menghindar dan tidak terjadi kecelakaan.

Mungkin bila Pemda tidak mengejar proyek tahunan sehingga trotoar belum dibangun, pengemudi motor tidak akan menabrak trotoar.

Mungkin bila polisi tidak lupa minum obat hipertensi dia tidak pusing, sehingga sempat mencegah taksi agar tidak ngebut dan kecelakaan tidak akan terjadi.

Mungkin bila jalan padat seperti biasa dan tidak ada demo, supir taksi tidak bisa ngebut dan kecelakaan tidak terjadi.

Mungkin bila Bupati bersikap adil, maka tidak akan terjadi demo mahasiswa dan jalan tetap padat, taksi tidak bisa ngebut dan tidak terjadi kecelakaan.

Itulah ilmu Tuhan yang tidak terbatas.

Peristiwa tadi hanya sekelumit saja dari kebenaran Tuhan.

Bahkan bila ditarik lebih jauh kebelakang, mungkin bila polisi tidak dilahirkan dari orang tua yang punya bakat hipertensi yang menurun ke anaknya, maka polisi tidak menjadi hipertensi.

Mungkin bila istri supir taksi lebih terdidik oleh orangtuanya agar tidak manja, maka dia akan membantu suaminya dan menjual kalungnya.

Peristiwa saat ini dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi sebelumnya, dan peristiwa sebelumnya terjadi akibat peristiwa sebelumnya lagi, demikian seterusnya.

Peristiwa yang terjadi juga dipengaruhi oleh proses kimia, bioelektrik, hormonal, enzim, reseptor, neurotransmitor, perkembangan sinaps sejak bayi, dan yang lainnya, yang bekerja dalam tubuh kita dan yang bereaksi akibat peristiwa-peristiwa yang dialami sebelumnya juga.

Demikian kompleks dan tak terbatasnya ilmu Tuhan. Dalam setiap peristiwa pasti terdapat manifestasi Tuhan.

Cobalah untuk melihat dan mengerti secara jernih dengan hati yang terbuka. Semua yang ada ini, baik yang gaib maupun yang nyata berasal dari Tuhan, dan merupakan manifestasi (tajalli) dari sifat Tuhan.

Pada akhirnya, semuanya hanyalah bayangan di balik bayangan, sampai mungkin ada ribuan lapis bayangan. Yang kita persepsi ini hanya kerlip dari Sumber Cahaya yang jauh.

Siapa yang membuat perubahan peristiwa, siapa yang mewujudkan kenyataan, siapa yang membawa hasil? Bukan kita manusia, tapi Dia Yang Maha Kuasa.

Lakukankanlah hal yang terbaik sekarang, sesuai peran kita. Apapun hasilnya bukanlah wewenang kita untuk menentukan.

Wallahualam bissawab.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: FKUI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *