Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 12 May 2021

Kolom Muzal Kadim: Aspek Spiritual di Bidang Medis


islamindonesia.id – Kolom Muzal Kadim: Aspek Spiritual di Bidang Medis

Aspek Spiritual di Bidang Medis

Oleh Muzal Kadim | Staf Pengajar di FKUI dan Anggota IDI

Tuhan memberikan banyak misteri kepada manusia, ada yang bisa terungkap dan ada juga yang belum terungkap sampai saat ini, atau memang dibiarkan tidak terungkap sampai akhir zaman.

Di bidang medis banyak hal yang dulunya misteri namun saat ini sudah terungkap, seperti irama sirkadian (circadian rhythm) atau jam biologis manusia yang diteliti oleh tiga ilmuwan Amerika yaitu Jeffrey C Hall, Michael Rosbash, dan Michael W Young selama 30 tahun lebih, sehingga mereka mendapat hadiah Nobel Fisiologi pada tahun 2017.

Contoh lainnya adalah tentang bakteri. Dulu manfaat bakteri dalam usus manusia dianggap hanya saling menguntungkan saja (simbiosis mutualisme), tapi saat ini diketahui bahwa bakteri tersebut merupakan organ tersendiri. Tanpa bakteri manusia tidak bisa hidup. Bakteri di usus merupakan makhluk cerdas yang luar biasa dahsyat manfaatnya untuk kesehatan manusia.

Banyak lagi hal lainnya yang dulunya misteri namun saat ini mulai terungkap sedikit-sedikit.

Tetapi selain hal di atas masih banyak juga yang belum terungkap, seperti fungsi kelenjar pineal di otak, fungsi usus buntu, sistem kekebalan tubuh, fungsi otak dan kesadaran yang belum sepenuhnya dimengerti, hubungan usus-otak (gut brain axis), dan masih banyak lagi.

Mengungkap misteri tubuh manusia tidak akan lengkap bila hanya melihat materinya saja tanpa melihat aspek spiritualnya, karena manusia tidak hanya terdiri dari unsur jasadi (fisik) saja, tetapi juga ada unsur ruhaninya.

Ilmu kedokteran saat ini lebih didominasi oleh pemikiran yang sifatnya hanya material semata. Padahal kedokteran Barat yang berkembang sekarang, cikal bakalnya berasal dari kedokteran Timur yang menempatkan material dan spiritual secara seimbang dalam memandang manusia secara utuh.

Abad Renaissance yang dipelopori Eropa dianggap sebagai peralihan dari abad kegelapan ke abad modern. Tetapi di sisi lain itu juga berarti adalah dimulainya abad materialisme dan kehancuran spiritualisme yang berlangsung hingga sekarang.

Segala sesuatu diukur hanya dengan materi. Semua yang gaib, mistik, dan spiritual dianggap takhayul dan tidak ada, sehingga mereka dihilangkan dari perkembangan ilmu kedokteran.

Aspek spiritual memang sulit untuk dibuktikan dengan metode pemikiran empiris, penerapannya membutuhkan kerendahan hati dan kemauan mempercayai suatu yang melampaui logika, yaitu  keimanan.

Kadang spiritualitas ini datang sebagai ilham, seperti wahyu kecil yang dikaruniakan kepada manusia sebagai manifestasi Kasih Sayang Allah SWT.

Seyogyanya dalam proses penyembuhan pun tidak dilupakan aspek spiritual ini, tidak semata-mata hanya berdasarkan ilmu kedokteran yang berbasis bukti, yang melihat hanya dari aspek material saja.

Kombinasi keduanya akan jauh lebih membantu kita dalam proses penyembuhan.

Dalam memberikan penjelasan kepada pasien janganlah dilupakan aspek spiritual ini. Selain menjelaskan beberapa alternatif terapi dan berapa persen kemungkinan kesembuhan dan kegagalan, serta prognosis penyakit berdasarkan bukti yang ada saat ini, kita tetap menjelaskan dengan rendah hati bahwa 100% kesembuhan berada di tangan Tuhan, dan usaha kita sebenarnya terbatas.

Kesembuhan dan kematian adalah hak Tuhan, sama sekali bukan dari usaha kita. Wallahualam bissawab.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Universitas Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *