Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 30 September 2017

KOLOM – Mari Besarkan Anak dengan Nilai Damai Islam


islamindonesia.id – Mari Besarkan Anak dengan Nilai Damai Islam

Oleh: Retno Lestari Priansari Marsudi*

 

Dunia Islam saat ini memiliki lebih dari 1,6 miliar jiwa, dengan 60 persen berada di usia muda produktif. Ini adalah keuntungan demografis yang dahsyat bagi dunia Muslim.

Negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) memiliki tanggung jawab untuk mendidik kaum muda, menanamkan moralitas, etika dan nilai, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi mereka untuk tumbuh, dan memberdayakan mereka dengan keterampilan ekonomi dan sosial. Upaya-upaya ini akan membantu umat Islam kembali berjaya.

Akan tetapi, situasi yang dihadapi pemuda kita saat ini sungguh mengkhawatirkan. Mereka menghadapi kemiskinan berkepanjangan, kesulitan ekonomi, begitu juga bencana-bencana kemanusiaan.

Hidup mereka terganggu banyaknya sengketa dan perang, tak jarang di antara negara-negara OKI sendiri. Pemuda juga menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme dan ekstremisme.

Ada tiga isu yang penting disorot Dunia Islam menyangkut kaum muda. Pertama, pemuda Muslim di seluruh dunia harus bersatu, mengedepankan semangat Ukhuwah Islamiyah (solidaritas Islam).

Indonesia merasa prihatin dengan perselisihan terbuka di antara anggota OKI. Tak ada yang lebih puas menyaksikan perselisihan di antara negara-negara sepersaudaraan OKI, selain mereka yang tidak ingin melihat dunia Islam bersatu dan makmur.

Hanya dengan menyatukan energi kita bisa memperkuat kerja sama untuk berbagai persoalan, termasuk Palestina. Ingat, OKI adalah singkatan dari Organisasi Kerjasama Islam.

OKI sebagai satu kelompok persatuan harus memperkuat persaudaraan dan menolak permusuhan dan kebencian satu sama lain.

Sebagai anggota OKI, Indonesia akan terus membantu membangun lingkungan yang kondusif untuk melakukan dialog guna menjamin perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di dunia, khususnya di negara-negara Islam.

OKI juga sangat perlu untuk menguatkan dan mengembangkan praktik dialog inklusif dalam menangani perbedaan dan perselisihan berdasarkan kemitraan yang setara.

OKI yang demokratis, transparan dan inklusif adalah impian kita yang dapat terwujud. Demi tujuan itu, penting bagi kaum muda kita untuk memahami pentingnya perdamaian dan stabilitas, serta kunci dialog dalam menyelesaikan perselisihan.

Kedua, memperkuat kerja sama kita adalah wajib dalam melawan terorisme dan radikalisme.

Meningkatnya prevalensi serangan teroris di dunia, termasuk di beberapa negara anggota OKI, sungguh mengkhawatirkan. Serangan dan pendudukan Marawi di Filipina baru-baru ini adalah “alarm kesadaran” bagi kita semua, mengingatkan kita bahwa regionalisasi kelompok teror kini meluas.

Afiliasi kelompok-kelompok lokal dengan gerakan Islamic State (IS) semakin berkembang. Banyak dari teroris dan pejuang teroris asing ini adalah kaum muda, termasuk wanita muda.

Kita perlu memperkuat upaya kolektif untuk mengatasi intensifikasi regionalisasi kelompok teror, termasuk dengan menangani akar penyebab terorisme melalui pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan perempuan, dan dengan menangkal narasi ideologi radikal, terutama melalui media sosial.

Ketiga, sangat penting untuk memberikan pendidikan yang baik bagi generasi muda, menjadikan pemuda sebagai pijakan pusat perkembangan kita. Pemuda kita akan terus memainkan peran penting bagi negara-negara anggota OKI. Terkait hal ini, kita perlu berhati-hati merancang pendidikan yang memupuk nilai toleransi dan rasa saling menghormati, serta menciptakan budaya perdamaian.

Kita memikul tanggung jawab bagi generasi penerus kita. Mari kita pimpin dan arahkan mereka dengan suri tauladan. Mari kita besarkan mereka dengan nilai damai Islam.

***

*Penulis adalah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Tulisan ini didasarkan pada presentasinya pada Sidang ke-44 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Abidjan.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *