Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 20 June 2023

Kolom Haidar Bagir – Kehidupan Sejati, Cinta Sejati


islamindonesia.id – Kolom Haidar Bagir – Kehidupan Sejati, Cinta Sejati

Hidup di dunia, kata Allah, adalah mataa’ul ghurur (kesenangan sangat pendek yang menipu).

Lihat betapa cepat waktu berlalu, tanpa meninggalkan bekas apa-apa. Persis seperti film di bioskop yang tiba-tiba: “the end”!

Di tempat lain Allah berfirman, kehidupan yang sejati adalah kehidupan akhirat. Ia abadi. Keduanya sama sekali tak bisa diperbandingkan.

Kata Nabi, hidup di dunia ini hanya persinggahan sebentar menuju tujuan akhir, yaitu akhirat.

Urip iki mung mampir ngombe (hidup di dunia ini hanya mampir untuk minum).

Tapi setan akan terus dan tak henti-hentinya mengelabui kita; pagi, siang, sore, malam – dari detik ke detik selama hidup kita – untuk lebih memberikan kepentingan kehidupan dunia ketimbang kehidupan akhirat.

Maka kita perlu terus waspada. Hendaknya kita terus membiasakan diri mengingatkan diri akan tujuan sejati kita, agar kita tak terjerumus ke dalam pengelabuan setan.

Maklum, seperti kata Allah SWT, manusia ini tergesa-gesa, myopic (rabun jauh), lebih melihat yang berada dalam jangka pendek, ketimbang jangka panjang. Maka mudah menjadi sasaran empuk setan.

Nah, di masa sosmed, OTT (platform-platform film a la Netflix) yang di dalamnya orang-orang ber-lomba-lomba narsis, pamer, tampil jaim, dan lain-lain, jangan sampai kita terseret. Bukan saja kita bisa ikut-ikutan narsis, kita bahkan bisa merasa depresi karena tak bisa hidup dengan gaya hidup mereka.

Maka, Nabi Saw mengingatkan: Lihatlah orang yang berada di bawahmu, jangan malah melihat kehidupan orang-orang yang berada di atasmu (dari segi kekayaan, ketenaran, pesona, dan lain-lain), agar kamu bersyukur (bukan malah kufur).

Padahal juga gebyar kehidupan orang-orang narsis – yang kadang-kadang tersamar sebagai kebaikan hidup – itu jangan-jangan justru hanya untuk menutupi kekurangan-kekurangan/kekecewaan-kekecewaan mereka di balik layar.

Contohnya, betapa orang-orang seperti kadang mendemonstrasikan romantisme di depan screen, lalu tiba-tiba jagat sosmed diramaikan oleh perceraian mereka – mudah-mudahan Allah SWT menjauhkan ini dari semua orang. Mereka tampil penuh tawa dan bahagia padahal mungkin hati mereka merana.

Mari selalu bersyukur dengan apa yang kita punyai, harta kita, terutama keluarga kita. Mereka adalah harta kita yang paling berharga, betapa pun tidak sempurna.

Memang, sejak kapan Tuhan menciptakan kesempurnaan pada diri manusia?

Semua punya kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Tampan/cantik, pintar, baik, tenar sempurna hanya ada di sosmed, film-film Netflix, novel-novel romantis.

Tapi jika kita bersyukur atas apa yang kita miliki dengan bersikap welas asih kepada sesama kita, pasangan hidup kita dan keluarga kita – dalam segala kekurangan mereka, maka pada gilirannya Allah dengan Welas-asihnya akan menambal kekurangan-kekurangan yang ada pada milik kita. Menyempurnakan mereka.

Sehingga, bukan hanya semuanya itu akan memberikan kebahagiaan dalam kehidupan dunia kita, tapi menjamin kebahagiaan hidup sejati dan abadi di akhirat kelak.

La in syakartum la-azidannakum. Wa la in kafartum, inna ‘adzabiy la-syadiid (QS. Ibrahim: 7)

Jika kalian bersyukur, nikmatmu akan kami lipatgandakan, jika kamu menyangkal (dengan tidak bersyukur) sungguh’ adzabku sangat keras.

Lagipula, kalau kita baru bersyukur dan memberikan cinta saat semuanya sempurna, itu namanya transaksi dagang, bukan cinta. “Saya akan bersyukur jika semuanya sempurna, kalau tidak, saya patut kecewa”.

Maka, kapan kita akan bisa belajar memberikan cinta sejati? Allah tolong kita..

AL/Islam Indonesia/ Featured Image: soundcloud.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *