Satu Islam Untuk Semua

Monday, 28 March 2022

Kolom – Haidar Bagir: FAHMI


islamindonesia.id – Kolom Haidar Bagir – FAHMI

Baru kemarin sore saya berbicara dengan beberapa kerabat, bahwa orang tua tak pernah bisa memilih mau punya anak seperti apa.

Anak, meski secara generik adalah anak kita, dan berbagi beberapa sifat dan beberapa kesamaan lain dengan kita, pada akhirnya adalah pemberian Tuhan yang kita tak pernah bisa benar-benar tahu akan menjadi seperti apa, dan akan bernasib bagaimana.

Anak-anak adalah diri mereka sendiri, paket kiriman dari Tuhan, yang mesti kita terima apa adanya. Dengan penuh rela, apakah dia sesuai dengan harapan kita atau tidak. Kewajiban kita hanyalah menjadi orang tua yang sebaik-baiknya.

Tak ada hak kita untuk membanggakan mereka. Lebih dari itu, tak ada hak bagi kita untuk kecewa kepadanya. Anak kita adalah anak-anak kita, sampai kapan saja. Dan kita harus mempertanggungjawabkan tugas keorangtuaan kita kepada yang menitipkan paket kiriman itu kepada kita.

Tiba-tiba pagi ini saya mendengar kabar yang amat menyedihkan. Anak seorang teman mendadak meninggal dunia.

Umurnya baru 32 tahun. Seorang anak kreatif, amat berbakat, baik hati, dan saleh, dia meninggal mendadak malam tadi. Karena asma yang sudah lama diidapnya. Good guys die young.

Dia seorang pengembang game kaliber internasional, di usianya masih amat muda itu. Saya sebelumnya tak mengenal dia. Sempat mengetahuinya, tapi kemudian lupa lagi karena hidup saya kebetulan tak bersimpangan dengan dia. Umurnya lebih dekat dengan anak-anak saya. Tapi bahkan anak saya, yang sama berkiprah di bidang IT itu – meski bukan pengembang game – saya kira tak mengenalnya secara pribadi.

Suatu kali, mungkin setahun-dua lalu, dia menunjukkan kepada saya video Fahmi Hasni, anak muda yang sedang kita bicarakan ini, sedang diwawancarai seorang host program youtube terkenal di AS. Saya kagum. Tapi ternyata Fahmi memang sudah dikenal luas, bukan hanya di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.

Beberapa game yang dia kembangkan memenangi beberapa award internasional. Bukan itu saja, anak muda – yang seperti banyak anak muda sekarang – fasih berbahasa Inggris ini, dikenal baik hati, dan juga jenaka. Dia pencinta kucing luar biasa. Sontak, sepagi ini saja, sudah ribuan twit ditayangkan orang, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya “jiwa manis” (sweet soul) ini.

Banyak orang merasa kehilangan. Dan saya tak bisa membayangkan duka cita dan kehilangan yang dirasakan orangtuanya, serta saudara perempuannya satu-satunya. ‘AzhamalLaah ajrakum wa ahsana ajzaakum (Semoga Allah membesarkan pahala keluarga yang ditinggalkan, dan menyempurnakan imbalan mereka).

Innaa lilLaahwa inaa ilay-Hi raaji’uun. Anakmu bukanlah anakmu, dia adalah titipan Penciptanya.

Ya, kalian telah kehilangan paket istimewa ini. Tapi, mudah-mudahan Fahmi – dia sendiri, kita yakin, akan bahagia di bawah pengurusan-Nya yang Penuh Welas Asih – akan jadi pandumu, di Padang Makhsyar nanti. Sedang di dunia fana ini, mudah-mudahan kau kan memiliki kesabaran dan kemuliaan (seperti) Nabi, dan Siti Khadijah, yang kehilangan bahkan beberapa putra-putri mereka, di saat hidup mereka. Amiin, Yaa Arhamar- Raahimiin…

AL/IslamIndonesia/Foto ilustrasi by: Islamindonesia.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *