Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 30 September 2020

Kolom– Haidar Bagir: Beda Ilmu dan Pemikiran, Dengan Opini


islamindonesia.id – Kolom Haidar Bagir: Beda Ilmu dan Pemikiran, Dengan Opini

Opini tak selalu sama dengan pemikiran. Pemikiran melibatkan deliberasi keilmuan (penelitian, analisis, dan sebagainya) berdisiplin. Opini? Cetusan pendapat subyektif, yang boleh jadi cuma limpahan pengalaman subyektif sehari-hari (meski kadang dihiasi kutipan-kutipan).

Rujuklah pemikiran ilmiah, bukan sembarang opini. Mengapa?

Dalam ilmu, jika kita mau belajar secara berdisiplin, akan kita temui pandangan-pandangan beda, dipaparkan dengan terbuka, adil dan metodologis. Lalu kita dapat memilih yang kita sepakati, dengan seksama. Pun begitu tradisi keilmuan dalam sejarah Islam.

Maka upayakan cari pandangan ilmiah, jangan sembarang opini. Sekadar beropini, tanpa diimbangi dengan studi ilmiah yang metodologis dan mendalam/menyeluruh, mendorong orang selektif dalam mengambil/menyampaikan informasi/data/pendapat hanya yang sejalan dengan selera/kepentingan/ideologinya. Ini yang belakangan membuat ruwet wacana kebangsaan dan keislaman di negeri kita.

Ditambah lagi dengan gampangnya kita menjadikan orang-orang yang bukan ilmuwan/ulama menjadi seolah-olah ilmuwan atau ulama. Sering mereka hanya bermodalkan popularitas atau keterampilan bicara, mengutip dan menghafal. Kadang cuma karena sensasional dan suka berantem. Mewakili nafsu berantem kita sendiri.

Kalau tak sempat atau tak ada jalan belajar secara berdisiplin, bagaimana?

Ya, dengarkan saja pandangan ilmuwan (‘ulama) yang menguasai ilmu dengan mumpuni. Boleh juga dibandingkan dengan ilmuwan/ulama lain yang sama-sama mumpuni, meski mungkin beda pandangan. Lalu pilih yang sesuai dengan akal dan suara hati kita.

AL/IslamIndonesia/Sumber/Foto utama: participedia.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *