Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 08 October 2022

Kolom – Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Bencana Bagi Alam Semesta


Islamindonesia.id – Kolom Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Bencana Bagi Alam Semesta

Bencana Bagi Alam Semesta

Oleh : Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K)

Hari ini adalah hari kelahiran manusia teragung nabi Muhammad SAW.

Sudah banyak sekali tulisan tentang maulid ini.

Saya  mencoba membahasnya dari sisi lain, yang mungkin tidak semua orang akan sependapat.

Kalau kelahiran manusia teragung nabi Muhammad sebagai rahmat bagi semesta alam, maka kematian beliau adalah bencana bagi alam semesta.

Sejarah membuktikan bahwa kehadiran beliau di dunia ini tak akan pernah bisa tergantikan sampai kapanpun juga.

Masyarakat Madani yang diterapkan oleh beliau setelah beliau berhijrah ke Madinah — dengan azas kebebasan beragama, azas persamaan, azas kebersamaan, azas keadilan, azas perdamaian, azas musyawarah, konsep masyarakat yang penuh cinta, humanis, moderat, toleran — tidak pernah terulang lagi.

Beliau mendamaikan dan mempersaudarakan berbagai qabilah di Madinah yang tidak pernah berhenti berperang.

Begitu beliau wafat, mereka kembali berperang.

Semua manusia dengan bermacam karakter dan kepentingan serasa terlarut dalam pesona kharisma dan cintanya.

Begitu beliau wafat, semua karakter dan kepentingan muncul.

Manusia yang ikhlas dan mencintainya, atau yang sekedar mengikuti suara terbanyak, maupun manusia yang ambisius dengan politik dan hawa nafsunya, semua mengikuti setiap ucapannya.

Begitu beliau wafat, suara masyarakat, ambisi politik dan hawa nafsu bercampur aduk menjadi kekacauan.

Orang yang cerdas, kaya, bangsawan, maupun orang yang bodoh, miskin, para budak, semua ada dibawah lindungan dan naungannya.

Orang yang mengikutinya sejak awal, atau yang mengikuti belakangan, atau yang ikut paling akhir dengan terpaksa, semua patuh dan menurut di bawah barisan cinta beliau.

Seluruh perkataan dan tingkah lakunya ditetapkan sebagai yang paling sempurna dan teladan bagi umat manusia.

Tak ada makhluk yang demikian mulia, sehingga Tuhan bersumpah atas nama kehidupan beliau.

Demi umurmu (Muhammad)….”(QS. Al-Hijr: 72).

Ketika kepada para nabi lain, Tuhan memanggil dengan sebutan nama, kepada beliau Tuhan tidak pernah memanggil namanya secara langsung namun dengan panggilan cinta.

Bagi orang yang meninggikan suara ketika berbicara kepada beliau, akan terhapus pahala amalannya.

Ketika Tuhan memerintahkan hamba-Nya untuk bersalawat kepada beliau, Tuhan lebih dahulu bersalawat bersama para malaikat-Nya.

Jalan cinta kepada Tuhan tidak akan bisa dilalui sebelum melewati jalan cinta kepada beliau.

Tuhan tidak akan menghukum manusia selama beliau ada diantara mereka.

 “Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka…” (QS. Al-Anfal: 23)

Sejarah membuktikan bahwa ketika baru saja beliau wafat, belum juga jenazah dikuburkan, pengikutnya sudah mulai bertikai.

Potensi konflik yang mengendap  ketika beliau masih hidup, dalam waktu singkat langsung muncul ke permukaan.

Apapun juga alasan yang mendasari munculnya konflik tersebut, yang pasti bahwa bangunan kokoh masyarakat Madani yang dibangun oleh beliau telah pecah dan hancur.

Sejarah membuktikan, ketika beliau wafat ketika itulah dimulainya catatan kelam sejarah perpecahan umat beliau, yang berlanjut dengan perang saudara, intrik politik, ambisi kekuasaan yang berkepanjangan, yang dampaknya tetap dirasakan hingga kini.

Seolah-olah Tuhan ingin membuktikan, bahwa beliau adalah satu satunya kekasih-Nya yang tak mungkin tergantikan sampai kapan pun juga.

Seolah-olah Tuhan ingin menyampaikan bahwa karunia tak ternilai harganya, yaitu kelahiran beliau adalah sebagai rahmat bagi alam semesta, sedangkan kematian beliau adalah bencana bagi alam semesta.

Pelajaran yang bisa diambil, bahwa hidup ini adalah penuh cobaan, penuh tantangan, bahkan keburukan.

Bahwa masa kehidupan beliau adalah masa spesial, masa penuh rahmat, yang dikhususkan dalam semua sejarah umat manusia yang penuh cobaan ini.

Bahwa, kapan saja kita mengalami cobaan yang berat, ingatkan kepada masa kehidupan beliau yang penuh rahmat ini, agar bisa melipur hati kita.

AL/IslamIndonesia/Featured Image: lampost.co

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *