Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 24 July 2022

Kolom – Abdillah Toha: DZAUQ


islamindonesia.id – Kolom Abdillah Toha: DZAUQ

Nilai tertinggi dalam Islam secara berurutan adalah Iman, Akhlak, baru kemudian Ilmu dan Amal. Tapi diantara akhlak dan ilmu ada yang dinamakan Dzauq atau Dzawq.

Sulit didefinisikan, namun inilah diantara sifat yang dimiliki golongan ‘arifin yang bisa mencapai maqam ma’rifatullah.

Dalam bahasa Indonesia barangkali arti dzauq yang paling mendekati benar adalah cita rasa atau selera. Seniman dan artis yang baik harus punya cita rasa (dhauq) yang tinggi dan tajam. Tanpa itu dia tak akan mampu menuangkan imaginasinya ke dalam kata-kata, atau gambaran.

Batas antara akhlak dan dzauq memang tipis tapi bisa dibedakan. Sebagai contoh: memenuhi janji untuk bertemu seseorang tepat waktu adalah akhlak, tapi ketika ia datang terlalu dini dari waktu yang disepakati saat tuan rumah belum siap menerimanya, adalah absennya dhauq.

Absennya dzauq juga ketika kita bertamu di saat jam makan atau tidur tanpa membuat janji sebelumnya.

Diantara ciri-ciri orang yang memiliki dzauq dalam pergaulan sehari-hari antara lain adalah:

Peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya

Menaruh segala sesuatu ditempatnya yang pas

Bersih dan berselera bagus (bukan mahal) sehingga tidak mengganggu kenyamanan pandangan, pendengaran, atau penciuman orang lain

Bisa mengukur diri dan tidak sok paling tahu

Menghormati kerahasiaan dan kesendirian (privacy) orang lain

Ketika bertamu, tahu saat datang dan tahu waktu pulang

Ketika berbicara, tahu saat mulai dan tahu saat berhenti

Ketika berbeda pendapat atau mengeritik, tidak menyasar kepada pribadi lawan bicara tetapi kepada substansi pembicaraan

Ketika memberi tidak merasa bangga

Ketika menerima pemberian tidak melihat nilainya

Ketika makan bersama tidak berlebihan dan menyisakan bagian orang lain

Ketika berada di wilayah orang, menyesuaikan diri dengan adat dan norma setempat

Ketika beribadah merendahkan diri dihadapanNya dan tidak pamer dan ujub

Ketika memutuskan sebuah perkara, mengambil jalan yang paling adil

Ketika berbicara tidak berteriak tetapi juga tidak terlalu lembut sehingga tetap terdengar dengan jelas oleh lawan bicaranya

Ketika berpakaian menutup auratnya dengan sopan

Ketika berjalan melihat lurus ke depan

Tertawa dan bercanda pada tempat dan waktu yang tepat

Mampu membedakan yang indah dari yang buruk dan sebaliknya

Tidak bicara rahasia dengan berbisik di hadapan orang lain

Tidak memotong pembicaraan seseorang yang sedang menjelaskan sesuatu kepada kita.

Tidak berbicara terlalu panjang sehingga seakan hanya mau didengarkan tapi tak mau mendengarkan

Dan banyak lagi…

Dzauq adalah juga sebuah konsep dalam tasawuf. Dalam tasawuf, dzauq diartikan sebagai kondisi merasakan (kenikmatan) pengetahuan atau pengalaman spiritual.

Kita tidak bisa merasakan keesaan Tuhan hanya dengan menyebut kalimat Tauhid, tapi harus mengalaminya melalui proses dzauq. Seperti juga kita tidak bisa merasakan manisnya gula hanya dengan menyebut kata “gula”.

Dzauq dalam arti yang lebih dalam itu adalah atribut yang menuntun kita ke jalan ma’rifah Allah, karena sumber dzauq adalah ilmu, akhlak, dan hati yang bersih.

Dzauq membawa para Arifin Billah mampu menembus berlapis hijab antara makhluk dan Khaliknya.

Mudah-mudahan Allah SWT menuntun kita untuk mencapai akhlak yang mulia, Ilmu yang tinggi dan bermanfaat, serta Dzauq yang tajam. Amin.

AL/IslamIndonesia/Foto: fin.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *