Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 10 April 2014

10 Tips Hidup Bahagia bertetangga dengan non-Muslim


Muslimvillage.com

Tetangga memiliki status khusus dalam Islam.

Islam mendorong Muslim untuk memperlakukan tetangga mereka dengan cara yang lembut, yang mencerminkan semangat sejati dan asli dari Islam sebagaimana dicontohkan dalam aspek toleran, terutama dengan orang-orang dari agama lain.

Tidak ada bedanya hidup bertetangga dengan Muslim atau non-Muslim. Aisyah Ra. menyatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi Saw., “Wahai Rasulullah! Aku punya dua tetangga. Kepada siapakah aku mengirim hadiah? Rasul menjawab, ‘Untuk seseorang yang gerbang rumah mereka lebih dekat dengan rumahmu’” (Bukhari, 6220).

Hadis ini jelas mendorong setiap Muslim, untuk tidak hanya ramah, tapi juga saling berkirim hadiah. Kata-kata dalam hadis ini tidak menunjukkan kepada siapa kita harus bertukar hadiah, apakah kepada seorang Muslim atau bukan. Sebaliknya, hadis ini justru merujuk pada batasan rumah terdekat. Itulah yang dinamakan tetangga, dengan tidak melihat apa agama mereka.

Bahkan dalam suatu riwayat lain, Rasul Saw. pernah punya tetangga yang begitu sering menghina dan menyakiti beliau dengan berbagai cara, termasuk meludahi. Namun, beberapa hari berlalu, Rasul tak melihat orang itu. Beliau pun bertanya-tanya, ke mana ia, hingga lupa “menemui”nya. Ia pun berpikir, mungkin ada alasan di balik ketidakhadirannya itu.

Akhirnya Rasul pun mengetuk pintu rumahnya, dan dilihatlah sang penghina Rasul itu sedang sakit. Rasul yang begitu penuh kasih sayang pun segera menjenguknya dengan tanpa alasan apa pun. Tak perlu menelisik siapa dia, dari golongan mana, berkedudukan sebagai apa, atau bahkan agama apa yang ia anut.

Melihat orang yang tiap hari dihina itu menjenguknya, pria itu terheran-heran dan berpikir, bagaimana mungkin selama ini ia sanggup berperilaku buruk kepada manusia berperangai baik itu. Baginya, akhlak mulia Rasul ini merupakan satu-satunya ajaran yang benar-benar baru, kala itu.

Jika tetangga Anda adalah kerabat dan Muslim, maka mereka memiliki tiga hak pada Anda: hak tetangga, hak kerabat, dan hak se-agama.

Jika mereka non-Muslim dan kerabat, maka mereka memiliki dua hak: tetangga dan kerabat. Dan jika mereka non-Muslim di luar keluarga, Anda berutang hak tetangga kepada mereka.

Mengacu pada hal ini, Allah SWT berfirman:

Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa : 36)

Cukup untuk mengatakan bahwa Nabi dinyatakan dalam suatu hadis, Malaikat Jibril pernah terus mendesak beliau untuk mengobati tetangganya dengan ramah, sampai-sampai Nabi membayangkan bahwa tetangga bisa mewarisi dari tetangganya.

Berikut merupakan beberapa tips tentang cara hidup bahagia bertetangga dengan non-Muslim Anda, dengan cara baik dan mencontohkan sikap Islam:

1 – Menjadi baik untuk tetangga tidak hanya terbatas pada mereka yang berbagi gedung yang sama dengan Anda. Teman sekamar Anda di asrama adalah tetangga; orang yang duduk di belakang Anda atau di samping Anda dalam bus atau di halte bus adalah tetangga Anda; yang berbagi kantor Anda di tempat kerja adalah tetangga; orang yang menikmati udara segar di sebelah Anda di sebuah taman umum juga tetangga. Anda harus memperlakukan semua orang dengan hati yang baik hati.

2 – Perkenalkan diri Anda dan keluarga Anda kepada tetangga Anda ketika Anda pindah ke tempat baru atau ketika tetangga baru menemui Anda. Ini juga akan membantu meringankan ketakutan atau ketegangan yang mungkin mereka miliki tentang Muslim. Juga, jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal atau sampai bertemu kembali ketika Anda atau mereka menjauh.

3 – Menjaga persahabatan terus-menerus, terutama pada saat dibutuhkan dan terjadi musibah. Seperti, jika tetangga sudah tua atau sakit kronis, menawarkan untuk menjalankan tugas atau toko baginya merupakan suatu kebahagiaan yang dapat melengketkan hubungan bertetangga.

4 – Dalam berurusan dengan tetangga, lebih aman untuk berurusan dengan orang-orang dari jenis kelamin yang sama seperti dirimu sendiri. Ini tidak berarti bahwa Anda harus berhenti bersosialisasi di tempat kerja atau sekolah dengan rekan kerja non-Muslim atau teman sekelas dari lawan jenis, tetapi menyadari jerat setan. Setelah jam bersosialisasi harus dengan jenis kelamin yang sama Anda.

5 – Sementara bersosialisasi dengan non-Muslim, berhati-hati menjadi terlalu lunak dengan mengorbankan keyakinan dan prinsip-prinsip. Misalnya, jangan pergi keluar minum-minum bersama mereka. Mereka akan menghargai Anda lebih ketika Anda memegang prinsip-prinsip Anda daripada ketika Anda memilih melanggar aturan.

6 – Selain berbagi ide, berbagi makanan dengan mereka, dengan mengundang mereka makan malam pada akhir pekan atau menerima undangan mereka untuk sama, asalkan Anda membiarkan mereka tahu tentang pembatasan makanan Anda sebagai seorang Muslim.

7 – Kunjungi satu sama lain, sehingga keluarga dapat berinteraksi dengan cara yang baik dan saling membangun kebaikan. Jika diskusi tidak beralih ke agama, fokus pada bidang kesamaan. Sebagai contoh, jika tetangga Anda adalah orang Kristen, maka hindari perdebatan terkait agama yang dapat memicu konflik. Jika mereka mengawali pembicaraan terkait Yesus dan Allah, katakan saja pada mereka bahwa Rasul memerintahkan pada kita untuk saling menghargai perbedaan. Katakan bahwa Islam menghormati semua Nabi Allah dan Rasul-Nya. Dan, Yesus diberikan status khusus di antara Nabi dan Rasul Allah.

8 – Saat Anda bersosialisasi dengan tetangga, terkadang muncul pula secara tidak sengaja maupun sengaja terkait agamamu (Islam) dengan cara yang terbaik. Jika Anda dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit atau distorsi tentang Islam, jangan malu untuk berhenti sejenak dan memberitahu mereka bahwa Anda akan mencoba untuk menghubungi orang yang memiliki wawasan lebih luas untuk mencari bimbingan mengenai masalah yang diajukan. Dengan demikian, hubungan bertetangga akan tetap baik, dan dapat terhindar dari konflik.

9 – Jika tetangga Anda menunjukkan minat pada Islam, menghadiri acara Islam, dan bahkan ikut menemani Anda ke masjid untuk melihat bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim, mungkin mereka mendapat hidayah. Tapi, jika mereka tetap non-Muslim, setidaknya Anda telah berhasil memecahkan penghalang. Anda juga dapat mengunjungi gereja di mana tetangga Anda berdoa jika mereka mengundang Anda untuk melakukan itu, tapi di sini Anda harus berhati-hati untuk tidak melakukan perbuatan yang melarang agama Anda.

10 – Selalu ingat bahwa Allah menjanjikan pahala berlimpah di akhirat kelak bagi orang-orang yang menunjukkan kebaikan pada tetangga.

 

Sumber: Muslim Village/ On Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *