Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 January 2018

Wasiat Terakhir Imam Ghazali


islamindonesia.id – Wasiat Terakhir Imam Ghazali

 

Imam Ghazali terbangun pada dini hari lalu seperti biasa melakukan shalat dan kemudian bertanya kepada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?”

Adiknya menjawab, “Hari Senin.”

Al-Ghazali meminta sang adik mengambilkan sajadah putih yang kemudian diciumnya. Sajadah itu pun digelarnya lalu ia berbaring di atasnya sambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintah-Mu.”

Sesaat kemudian, dia pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Sementara di bawah bantalnya, ditemukan kertas bertulis bait-bait berikut, yang mungkin ditulis oleh Al-Ghazali pada malam sebelumnya.

Katakan kepada para sahabatku, ketika mereka melihatku mati, menangis untukku dan berduka bagiku.
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku. Dengan nama Allah, kukatakan kepadamu, ini bukanlah aku. Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging. Ini hanyalah rumah dan pakaianku sementara waktu.

Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi. Dibentuk oleh debu, yang menjadi singgasanaku.
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkarku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sebagai kenangan.

Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku. Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi.
Hingga hari ini, aku sebelumnya mati, meskipun hidup di antaramu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kuburku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat di atas. Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan di dalamnya aku membaca. Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.

Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah.
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang-kenangan, tidak lebih.
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luarku.
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan.

Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempatku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan. Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita di sini.
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur. Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang.

Janganlah takut ketika mati itu mendekat.
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini.
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada Karunia-Nya dan datanglah tanpa takut.

Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi. Karena aku tahu, kau dan aku adalah sama.
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya. Badan badan yang berasal sama.
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita.

Aku sampaikan pada kalian sekarang, pesan yang menggembirakan:
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *