Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 18 April 2023

Tanya Jawab Gus Dur dan Wartawan tentang NU dan Muhammadiyah


islamindonesia.id – KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur adalah ulama besar yang dikenal sebagai waliyullah dari Nahdlatul Ulama (NU). Namun Gus Dur pun kerap mengaku sebagai warga Muhammadiyah yang berada di NU, karena beliau pernah menimba ilmu kepada sejumlah ulama dari Muhammadiyah.

Suatu kali, di emperan masjid selepas Shalat Maghrib, para wartawan yang mengikuti Gus Dur segera mengerubungi dan memberondong cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari tersebut dengan sejumlah pertanyaan.

Lucunya, Gus Dur kali ini menjawab dengan cara Muhammadiyah dan NU yang membuat wartawan jengkel.

“Gus, bagaimana pandangan Islam tentang Indonesia yang memilih bentuk negara Pancasila, bukan negara Islam..?” tanya wartawan.

“Menurut siapa dulu, NU atau Muhammadiyah?” jawab Gus Dur sembari melontarkan pertanyaan.

“NU, deh Gus,” kata wartawan.

“Hukumnya boleh. Karena bentuk negara itu hanya wasilah, perantara. Bukan ghayah, tujuan,” jawab Gus Dur.

“Kalau menurut Muhammadiyah..?” tanya wartawan.

“Sama,” jawab Gus Dur singkat.

Wartawan melanjutkan pertanyaan berikutnya, “Kalau melawan Pancasila, boleh tidak Gus..? Kan bukan Al-Qur’an?”

“Menurut NU atau Muhammadiyah..?” Gus Dur balik bertanya.

“Muhammadiyah, coba,” kata wartawan.

“Tidak boleh. Pancasila itu bagian dari kesepakatan, perjanjian. Islam mengecam keras perusak janji,” jawab Gus Dur tegas.

“Kalau menurut NU..?” kata wartawan.

“Sama,” jawab Gus Dur.

Sampai di sini, para wartawan mulai jengkel. Mereka merasa dikerjain oleh Gus Dur. Karena dari awal jawaban menurut NU dan Muhammadiyah kok selalu sama.

“Anda ini gimana sih, Gus. Kalau memang pandangan NU dan Muhammadiyah sama, ngapain kami disuruh milih menurut NU atau Muhammadiyah..?” tanya wartawan.

“Ya… kita kan harus dudukkan perkara pemikiran organisasi para ulama itu dengan benar, Mas. Nggak boleh serampangan,” jawab Gus Dur.

“Serampangan bagaimana..?” sahut wartawan.

“Kalau Muhammadiyah itu kan ajarannya memang merujuk ke Rasulullah,” jawab Gus Dur.

“Lha, kalau NU..?” tanya wartawan.

“Sama,” jawab Gus Dur enteng sambil terkekeh.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *