Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 09 October 2019

Tangisan dan Tawa Fatimah az-Zahra Menjelang Wafatnya Rasulullah


islamindonesia.id – Tangisan dan Tawa Fatimah az-Zahra Menjelang Wafatnya Rasulullah

Abdullah bin Abbas meriwayatkan, Rasulullah memanggil Fatimah setelah Allah SWT mewahyukan surat:

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (Q.S An-Nasr [110]: 1)

Dia berkata kepadanya, “Ini memberitahuku tentang keputusan kematianku.”

Ketika dia mulai menangis, Rasulullah menghiburnya dengan mengatakan, “Janganlah menangis karena engkau akan menjadi yang pertama dari keluargaku yang bertemu denganku.”

Dia kemudian mulai tertawa. Melihat dia melakukannya, salah satu istri Rasulullah bertanya, “Aku melihatmu menangis dan kemudian tertawa?”

Fatimah menjelaskan, “Rasulullah berkata kepadaku, ‘Ini memberitahuku tentang keputusan kematianku.’ Ketika aku mulai menangis, Rasulullah kemudian menghiburku dengan mengatakan, ‘Janganlah menangis karena engkau akan menjadi yang pertama dari keluargaku yang bertemu denganku.” Saat itulah aku mulai tertawa.”

Aisyah meriwayatkan:

Pada masa-masa sakitnya yang terakhir, suatu waktu Rasulullah memanggil putrinya Fatimah. Ketika dia (Rasulullah) membisikkan sesuatu padanya, dia (Fatimah) menangis. Dia kemudian memanggilnya lagi dan ketika dia membisikkan sesuatu kepadanya kali ini, dia mulai tertawa.

Ketika aku bertanya kepadanya tentang hal ini, dia menjawab, “Ketika Rasulullah memberitahuku bahwa hidupnya akan diambil melalui penyakit ini, aku mulai menangis. Tetapi ketika dia mengatakan kepadaku bahwa aku akan menjadi yang pertama dari keluarganya yang menemuinya, aku mulai tertawa.”

Dalam riwayat versi lain, Ummu Salamah menyatakan:

Ketika aku bertanya kepada Fatimah tentang tawa dan tangisannya, dia menjawab, “Rasulullah pertama-tama memberitahuku bahwa dia akan meninggal dan kemudian memberitahuku bahwa aku akan menjadi pemimpin para wanita di Jannah setelah Maryam putri Imran. Inilah yang membuat aku tertawa.”

Ala meriwayatkan:

Bahwa ketika Rasulullah hendak meninggalkan dunia ini, Fatimah mulai menangis.

Rasulullah berkata kepadanya, “Janganlah menangis, putriku sayang. Ketika aku meninggal, engkau harus mengatakan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’ (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali), karena dengan mengucapkan kata-kata ini seseorang menerima sesuatu sebagai imbalan atas setiap musibah.”

“Bahkan sebagai imbalan karena kehilanganmu, wahai Rasulullah!” tanya Fatimah.

“Bahkan sebagai imbalan karena kehilangan aku,” jawab Rasulullah.

*Dikutip dari buku karya Hazrat Maulana Muhammad Yusuf Kandehelvi, The Lives of The Sahabah (Vol.2), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Mufti Afzal Hossen Elias (Zamzam Publisher: Karachi, 2004) hlm 354.

PH/IslamIndonesia/Foto Fitur: jabalalsahber/Deviant Art

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *