Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 19 February 2020

Saat Iblis Menjumpai Firaun


islamindonesia.id – Saat Iblis Menjumpai Firaun

Raja zalim yang dikenal dengan panggilan Firaun itu telah membunuh setiap anak laki-laki yang lahir, karena peramalnya bilang bakal ada seorang anak lelaki yang akan meruntuhkan kekuasaanya.

Namun demikian, usahanya itu tidak berhasil berhadapan dengan kehendak Allah. Seorang anak yang ditakutinya itu malah terselamatkan, bahkan tinggal di istananya dan menjadi buah hati istrinya.

Ketika sudah dewasa, anak itu, Musa a.s., diutus oleh Allah Swt. untuk memperingatkan Firaun dan kaumnya. Firaun tetap berlaku zalim dan mengaku sebagai tuhan yang mewajibkan rakyatnya untuk menyembahnya.

Mukjizat Nabi Musa a.s., tetap saja diabaikan, padahal para penyihir Firaun telah terkalahkan oleh mukjizat itu. Para penyihir Firaun tunduk dan beriman kepada Nabi Musa a.s., usai kompetisi yang diselenggarakan Firaun.

Setelah peristiwa itu, Firaun tetap merajalela. Dia bahkan menghukum mati para penyihir yang tobat itu. Firaun juga mempropagandakan fitnah dan tetap ingin menjadi raja yang disembah.

Menjumpai Firaun

Suatu hari Iblis datang menjumpai Firaun secara pribadi di istananya yang megah. “Tahukah engkau siapa aku?” tanya Iblis.

“Ya,” jawab Firaun.

“Sungguh engkau lebih hebat daripada aku.”

“Apa maksudmu?”

“Engkau berani mengatakan bahwa dirimu adalah tuhan. Ketahuilah, umurku lebih tua darimu, ilmuku lebih banyak, dan kekuatanku jauh lebih besar darimu, tetapi aku masih belum berani berdakwa seperti itu.”

Firaun pun tersentuh. Dia berpikir sejenak, dan terlintas dibenaknya peringatan Nabi Musa a.s., selama ini. Lalu dia jawab Iblis, “Engkau benar, sekarang aku mau tobat.”

“Tunggu dulu. Tak perlu tergesa-gesa. Sungguh penduduk Mesir telah menerimamu sebagai sembahan mereka. Kalau engkau berpaling, mereka akan membelakangimu. Musuh akan bertambah kuat dan kekuasaanmu akan sirna, dan engkau pun akan terhina,” jawab Iblis.

Dengan cemas Firaun menjawab “Engkau benar, tapi bagaimana kalau orang-orang mengatakan aku adalah orang yang jahat?”

“Tak perlu engkau dengarkan itu. Mereka yang berkata seperti itu sebenarnya lebih jahat daripada kita berdua.”

Firaun akhirnya tetap tidak berubah. Dia tetap mempertegas pada rakyatnya bahwa dialah yang patut disembah, dan akan terus memerangi Nabi Musa a.s.,beserta pengikutnya.

Begitu mudah Firaun berpaling. Keserakahan dan keinginan untuk berkuasa memang lebih mendominasi dirinya ketimbang membiarkan Nabi Musa a.s., mengatur negeri itu dengan menjunjung keadilan. Padahal dia bisa saja bertobat, belajar dan hidup bersahaya bersama Nabi Musa a.s., dan mengangungkan Allah Swt.

AM/IslamIndonesia/ Sumber: Perjumpaan dengan Iblis; Muhammad Syahir Alaydrus, Mizania, Bandung, Cet.I, 2013 M, hlm.146/ Foto Fitur: Kompas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *