Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 01 July 2020

Nabi Isa AS dan Orang Dungu yang Meminta Diajarkan Menghidupkan Orang Mati


islamindonesia.id – Nabi Isa AS dan Orang Dungu yang Meminta Diajarkan Menghidupkan Orang Mati

Jalaluddin Rumi dalam Masnawi berkata:

Isa diikuti oleh seorang dungu pengumpat yang menemukan beberapa tulang-belulang di lubang yang dalam, “Ajari aku Nama Besar Allah,[1] temanku,” katanya, “Dengan (nama) yang mana engkau dapat membangkitkan orang mati, jadi aku bisa melakukan kebaikan untuk tulang-belulang malang ini dan memberi mereka kehidupan meskipun sekarang mereka seperti bebatuan belaka.”

Isa berkata, “Tutup mulutmu! Itu di luar jangkauan: Ini tidak dirancang untuk bibir atau ucapanmu. Dibutuhkan nafas yang lebih murni daripada hujan dan cahaya, dan tindakan yang lebih baik daripada terbangnya malaikat — mungkin butuh waktu lebih dari satu abad untuk membuatmu layak bagi kekayaan Surga. Jika engkau harus memegang tongkat ini sekarang, pahamilah tanganmu tidak seperti tangan suci Musa.”[2]

Dia berkata, “Jika aku tidak layak untuk rahasia, sekarang engkau harus mendoakan tulang-belulang ini!”

Isa bertanya, “Apa artinya ini, ya Allah? Apa gunanya permintaan yang begitu aneh? Terlepas dari kekurangannya, orang bodoh ini tidak merasakan kejanggalan (dalam pikirannya): mayat ini sudah tidak peduli dengan hidupnya sendiri. Mayatnya sendiri, yang dipilih orang ini, akan mengabaikannya. Orang yang tidak dikenalnya yang ingin dia hidupkan!

Allah berkata, “Orang bodoh seperti itu adalah nasib buruk; semua yang tumbuh adalah duri dari apa yang ditabur oleh orang yang bodoh itu. Mereka yang di dunia ini menabur benih semacam ini di dalam kebun mawar tidak akan pernah engkau temukan (mawarnya).

“Mawar di tangan mereka berubah menjadi duri, dan seperti ular yang keji, orang-orang semacam itu segera terlahir kembali; Racun dan ular yang mereka hasilkan dengan alkimia — berbeda dari jiwa murni sebisanya (jiwa) untuk menjadi (murni).”

*Dikutip dari Jalal al-Din Rumi, Masnavi: Vol 2, diterjemahkan oleh Jawid Mojadeddi  (Oxford University Press: New York, 2004), hlm 11-12.


Catatan:

[1] Nama Besar Allah: Nama-nama Terbesar Allah yang memiliki kuasa atas semua hal dan merupakan sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh para nabi dan orang-orang suci tertinggi. Ini adalah sebuah konsep yang umum dalam tradisi Yahudi-Kristen dan catatan Sufi pada masa-masa awal menyebutkan bahwa Nabi Daud memiliki persambungan dengan pengetahuan mengenai nama-nama ini.

[2] Seperti Musa, tanganmu sekarang bersinar sangat terang: sebuah singgungan terhadap transformasi ajaib tangan Musa yang disebutkan dalam Alquran (20: 22, 28: 32). Allah menyebabkan transformasi ini untuk memperkuat kepercayaan terhadap Musa.

PH/IslamIndonesia/ Foto ilustrasi: small_frog/Getty Images

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *