Satu Islam Untuk Semua

Friday, 02 June 2023

Kisah Unik Sang Qadhi Iyadh: Adab Ulama terhadap Istrinya


Islamindonesia.id – Kisah Unik Sang Qadhi Iyadh: Adab Ulama terhadap Istrinya

Syaikh Muhammad Hammad Al-Shiqili Rahimahullah, ulama Fes, Maroko, suatu hari menceritakan kisah unik namun penuh hikmah tentang Qadhi Iyadh Rahimahullah – Imam ahli hadith yang juga menguasai banyak ilmu lainnya seperti sejarah, fiqh, nahwu, bahasa, dan ilmu nasab — kepada Yusuf Abjik Assusi yang ia ceritakan dalam kitabnya.

Suatu hari Qadhi Iyadh sedang mengunjungi beberapa temannya yang merupakan ulama ahli fiqh (fuqaha). Kemudian ia bertemu salah seorang dari mereka yang telah menyelesaikan kitabnya. Lalu Qadhi Iyadh kagum saat sekilas melihat karya temannya tersebut, sehingga ia memohon untuk meminjamkan padanya sebentar agar dapat membacanya dengan sempurna.

Temannya, sang ahli fiqh, merespon dengan menegaskan bahwa kitab tersebut adalah satu-satunya naskah yang ia punya, jika kitab tersebut hilang maka ia tidak memiliki penggantinya. Mendengar hal itu, Qadhi Iyad menenangkan temannya tersebut dengan berjanji bahwa ia akan menjaga kitab tersebut dengan baik serta mengembalikannya langsung pada keesokan harinya.

Qadhi Iyad dengan girang membawa kitab tersebut pulang ke rumah. Pada hari itu, ia memilih untuk tidak tidur semalaman demi membaca dan memperdalam karya temannya tersebut. Sedangkan ia memiliki istri yang mengajaknya berbincang namun sama sekali ia tak menghiraukannya saking asyiknya membaca.

Pagi harinya, saat adzan Subuh, Qadhi Iyadh pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah serta mengajarkan ilmu hingga siang hari. Selepasnya mengajar, ia bergegas pulang ke rumah dan setibanya disana, ia mencium aroma yang sangat asing lantaran belum pernah mencium aroma demikian sebelumnya.

Sang Qadhi bertanya pada istrinya: “Wahai istriku, menu makan siang apakah yang telah kau siapkan untukku?” Sang istri menjawab: “nanti kau akan mengetahuinya sendiri.”

Ketika sang istri meletakkan talam untuk menu hidangannya, sang Qadhi menemukan kitab temannya yang sedang ia pinjam tersebut hangus dibakarnya. Istrinya membakar kitabnya karena emosi dan amarah yang tak tertahan akibat suaminya telah mengabaikannya semalaman penuh demi membaca kitab tersebut.

Sang Qadhi mengambilnya disertai rasa sedih atas apa yang dilaluinya. Tanpa pikir Panjang, Sang Qadhi bergegas mengambil pena dan kertas kemudian mulai menulis segala apa yang ia ingat dari bacaannya semalam.

Setelah selesai, ia langsung bergegas pergi membawa tulisannya itu menuju rumah sang ahli fiqh seraya berkata: “bacalah kitab itu, adakah sesuatu yang kurang di sana?” Temannya kemudian membaca, membolak-balikkan halaman perhalaman hingga selesai lalu menjawab “tidak, tidak ada yang kurang sama sekali!”

Qadhi Iyadh dengan ingatannya yang sangat kuat berhasil menghafal dengan sempurna seluruh apa yang ia baca dalam waktu satu malam.

Demikianlah salah satu kisah sabarnya para ulama menghadapi amarah istrinya. Sang Qadhi memilih diam dan melakukan aksinya tanpa memperpanjang masalah. Sebab di sisi lain, ia telah melakukan kesalahan karena abai dengan istrinya.

Muamalah dalam rumah tangga juga memerlukan adab untuk mencapai ridha Allah. Imam al-Qurthubi pernah menuliskan di kitabnya al-Jami’ Li Ahkam al-Quran: janganlah murka pada istri yang kemurkaannya dapat membawanya pada perceraian. Lebih baik seseorang memafkan kesalahan-kesalahan istrinya dengan kebaikan-kebaikan yang telah istrinya perbuat, tak mengindahkan apa yang ia tak sukai dari istrinya dengan mengutamakan sesuatu yang ia sukai dari istrinya.

AL/Islam Indonesia/ Featured Image: cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *