Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 11 January 2023

Kisah Pemilik dan Penyewa Keledai


islamindonesia.id – Banyak rentetan peristiwa dalam hidup ini yang diselimuti misteri. Terkadang kita tidak menyangka, ketika sedang menghadapi kesulitan, pada akhirnya selalu saja ada jalan. Namun tidak semua orang yang menghadapi kesulitan mendapatkan jalan keluar. Karena tampaknya tergantung bagaimana orang itu dekat dan pasrah kepada Allah, sebagaimana kisah menakjubkan yang dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim berikut ini.

Tersebutlah seorang laki-laki yang menempuh perjalanan dari Damaskus menuju Zabadani. Di tengah jalan, ada laki-laki lain yang berniat menyewa keledainya. Meski tak dikenal, ia mengizinkan laki-laki asing tersebut untuk menyewa keledainya. Keduanya berjalan menuju satu lokasi, beriringan.

“Ayo lewat arah sini,” ajak laki-laki penyewa keledai.

“Tidak, aku belum pernah lewat jalan itu. Mari tempuh jalan yang lain,” jawab si pemilik keledai, mengelak.

“Tenang saja,” rayu laki-laki penyewa keledai, “aku yang akan menjadi penunjuk jalan.”

Keduanya pun berunding hingga pemilik keledai mengikuti saran laki-laki yang menyewa keledainya.

Tak lama setelah itu, keduanya sampai di sebuah tempat yang sukar dilalui. Medannya terjal dan curam. Laki-laki pemilik keledai melihat ada beberapa mayat tergeletak di sana.

Tak dinyana, laki-laki yang menyewa keledainya turun sembari menodongkan sebilah pedang. “Turunlah segera! Aku akan membunuhmu!”

Laki-laki pemilik keledai pun berlari sekuat kemampuannya. Ia berusaha menghindar, tapi sia-sia karena sukarnya medan yang harus dilalui.

“Ambil saja keledai kepunyaanku, tapi tolong bebaskan aku,” pinta laki-laki pemilik keledai yang merasa nyawanya terancam.

“Pasti. Aku tidak akan menyia-nyiakan keledaimu. Tapi, aku juga ingin membunuhmu,” gertak bengis penyewa keledai itu.

Tak henti-hentinya, laki-laki pemilik keledai ini menyampaikan nasihat. Ia juga membacakan ancaman-ancaman Allah SWT dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi tentang dosa membunuh dan melakukan kejahatan secara umum. Sayangnya, laki-laki itu tak menggubris. Nafsu membunuhnya tampak sudah bulat, tak bisa dicegah, dan seolah mustahil diurungkan.

“Jika demikian,” ujar laki-laki pemilik keledai, “izinkanlah aku mendirikan shalat. Dua rakaat saja.”

“Baiklah,” bentak si laki-laki jahat, “tapi jangan lama-lama!”

Qadarullah, semua hafalan laki-laki pemilik keledai hilang. Saat sibuk mengingat-ingat, laki-laki tak bernurani itu membentak dan menyuruhnya bergegas.

Akhirnya, teringatlah satu ayat oleh laki-laki pemilik keledai ini. Ia membaca firman Allah dalam surah an-Naml ayat 62.

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah selain Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).

Seketika itu juga, dari mulut lembah muncul seorang pengendara kuda membawa tombak. Dia melemparkan tombak tepat di dada laki-laki jahat itu yang langsung tersungkur tak bernyawa.

“Siapakah engkau?” tanya laki-laki pemilik keledai penuh heran sekaligus haru dan berterima kasih.

“Akulah hamba-Nya. Dia yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Dialah pula yang menghilangkan kesusahan.”

Dengan merenungkan hikmah dari kisah singkat ini, semoga kita tidak patah semangat dan tetap berpasrah kepada Allah dalam menghadapi ujian sesulit apapun.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *