KISAH – Pemabuk dan Cinta Allah yang Tak Terbatas

islamindonesia.id – KISAH – Pemabuk dan Cinta Allah yang Tak Terbatas

Ketika Dzunnun Al Misry mendekati sungai Nil untuk mencuci pakaiannya, dia melihat kalajengking besar mendekatinya. Semakin dekat, semakin besar rasa cemas menyelimuti dirinya hingga dia meminta perlindungan kepada Allah dengan berdoa.

Belum selesai Dzunnun berdoa, binatang mematikan itu berbelok arah dan menelusuri tepi sungai. Rupanya Dzunnun mengikuti kalajengking itu dari belakang yang bergerak ke suatu pohon. Di bawah pohon yang rindang itu, terlihat seorang pemuda yang sedang tertidur pulas. Dari keadaannya dan bau yang tercium, pemuda yang sedang tidur itu sedang mabuk.

Melihat kalajengking semakin mendekati pemuda itu, perasaan Dzunnun bercampur aduk. Bagaimana cara dia dapat menolong pemuda yang sedang tertidur pulas itu, sementara jarak kalajengking semakin dekat?

Baru saja Dzunnun bertekad mendekati pemuda itu, seekor ular berbisa yang siap menerkam sang pemuda muncul dari sisi pohon dan menghentikan langkah Dzunnun. Dzunnun tampak hampir menyerah, namun yang terjadi di luar dugaan. Ular itu ternyata diserang secara mematikan oleh kalajengking. Setelah ular itu mati, kalajengking itu justru meninggalkan pemuda yang masih nyenyak tertidur.

Wahai engkau yang mabuk kepayang,

Yang Maha Agung selalu menjagamu,

Dari setiap kekejian yang berakhir sengsara.

Namun mengapa si pemilik mata tertidur?

Bukankah mata dapat mendatangkan kenikmatan?

Demikian syair Dzunnun yang diungkapkan setelah menyaksikan manifestasi cinta Tuhan yang tak terbatas itu. Syair pria yang kelak dikenal sebagai sufi asal Mesir itu justru membangunkan pemuda yang tertidur itu. Dzunnun lalu menceritakan peristiwa yang terjadi pada pemuda itu hingga akhirnya dia menyadari cinta dan kasih sayang Allah. Bahkan untuk seorang pemabuk seperti dirinya, Allah masih memberikan perlindungan dan kesempatan baginya untuk bertaubat. []

YS/ ksh/ Islam Indonesia