Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 02 February 2021

Kisah Kelahiran Fatimah az-Zahra


islamindonesia.id – Kisah Kelahiran Fatimah az-Zahra

At-Thabari Muhibbuddin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad at-Thabari Abu al-Abbas, seorang hafidz, faqih dari madzhab Syafi’i, ulama kenamaan Makkah pada abad ke-7 H, dalam kitabnya Dzakhair al-‘Uqba fi Manaqib Dzawi al-Qurba menuliskan kisah tentang kelahiran Fatimah az-Zahra:

Pernikahan Khadijah al-Kubra (dengan Rasulullah saw) menyebabkan wanita-wanita Makkah menjauh dan memutuskan hubungan dengannya.

Mereka mencari-cari alasan, seraya berkata, “Sesungguhnya dia (Khadijah) telah merendahkan dirinya sendiri dan meruntuhkan martabatnya dengan cara menikahi pemuda miskin dan yatim.”

Kondisi seperti itu terus berlangsung hingga Khadijah mengandung. Tidak ada yang dapat menghibur hati Khadijah, kecuali Fatimah az-Zahra yang masih dalam rahim.

Ketika waktu kelahiran tiba, Khadijah meminta wanita-wanita Quraisy untuk menemaninya pada saat-saat proses kelahiran.

Namun, mereka memberikan jawaban yang menyakitkan, seraya berkata, “Engkau tidak mendengarkan perkataan kami dan tetap menikahi pemuda yatim Abi Thalib yang miskin. Jadi, kami tidak sudi memberikan bantuan kepadamu.”

Khadijah sangat sedih mendengar jawaban menyakitkan itu. Namun, cahaya harapan memancar dari kedalaman jiwanya, sebagai buah dari keimanannya kepada Allah, Tuhan yang tidak mungkin meninggalkannya di saat-saat kritis seperti ini.

Tibalah masa kelahiran yang sulit. Khadijah sendirian di rumah, bahkan sang pembantu tidak di sampingnya. Hatinya menjadi sedih dan pilu. Kemarahan dan kekasaran orang-orang sangat menyakitkan hatinya.

Tiba-tiba, jiwanya memancarkan cahaya dan kedua matanya terbuka, tatkala menyaksikan empat orang wanita telah mengelilinglnya.

Salah seorang di antara empat wanita itu berkata, “Aku adalah Sarah (istri Nabi Ibrahim as). Ini adalah Asiyah binti Muzahim, istri Firaun, dan dia adalah temanmu kelak di surga. Itu adalah Maryam binti Imran (Ibu Nabi Isa as), dan wanita yang keempat ini adalah Kultsum, putri Nabi Musa bin Imran. Kami datang untuk membantumu dalam proses kelahiran.”

Khadijah menuturkan, “Kemudian, aku melahirkan Fatimah, dan bayi itu bersujud di atas tanah, seraya mengangkat jemarinya.”


Masih dalam Dzakhair al-‘Uqba, Ali bin Abi Thalib meriwayatkan:

Rasulullah saw berkata kepada Fatimah, “Wahai Fatimah, tahukah engkau, mengapa engkau diberi nama Fatimah?”

Kemudian Ali bin Abi Thalib bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa dia dinamai Fatimah?”

Rasulullah saw menjawab, “Karena kelak pada Hari Kiamat, Allah Azza Wajalla akan menghindarkan dirinya dan anak keturunannya dari api neraka.”

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya putriku Fatimah adalah seorang bidadari, karena dia tidak pernah mengalami haid. Dia dinamakan Fatimah karena Allah Ta‘ala menghindarkan dirinya dan para pencintanya dari api neraka.”

PH/IslamIndonesia/Foto ilustrasi: alsayed10/deviant art

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *