Satu Islam Untuk Semua

Monday, 20 February 2023

Isra’ Mi’raj Bukti Keunggulan Allah Tanpa Tanding


islamindonesia.id – Salah satu ujian besar keimanan kaum Muslimin adalah peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ sendiri adalah diperjalankannya Nabi agung Muhammad s.a.w sejauh 1.239 km dari Makkah ke Masjidil Aqsha dalam semalam. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi s.a.w melewati langit ketujuh dan Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt.

Setelah berlalu 14 abad pascakejadian itu, nyatanya masih banyak manusia yang mempertanyakan kebenaran ajaran Islam lewat peristiwa Isra’ Mi’raj. Mereka umumnya meminta bukti logis berdasar pada nalar empiris.

Isra’ Mi’raj adalah ujian keimanan yang sifatnya mustahil dan tidak akan mampu diverifikasi secara empirik meskipun manusia telah menguasai teknologi antariksa secanggih sekarang.

Pada masa kini, peristiwa Isra’ mungkin untuk dipahami lewat adanya teknologi pesawat terbang, tapi peristiwa Mi’raj mustahil untuk bisa diverifikasi sains sampai kapanpun.

Apalagi sampai ke langit ke tujuh. Karena lebih luas dari as samawat wal ardh (langit dan bumi). Kalau as sama’ (langit) saja, our universe ini 10 persennya saja yang tinggal ada 300 miliar galaxy, yang 90 persen kolaps masuk black hole (lubang hitam).

Artinya, jika dibandingkan dengan peristiwa Mi’raj itu, teknologi canggih saat ini yang dikuasai umat manusia masih bersifat remeh. Karena sejatinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj dalam semalam adalah penegasan keunggulan Allah Swt.

Sementara manusia, hingga kini belum sampai pada penerbangan antarbintang karena bintang yang paling dekat (dengan bumi) jaraknya 4 tahun cahaya. Sedangkan kecepatan cahaya sendiri per detik adalah 300 ribu kilometer.

Oleh sebab itu, peristiwa Isra’ Mi’raj yang nampak mustahil dari rasio empiris manusia itu sebetulnya menegaskan kekuasaan Sang Khaliq, Allah Swt atas semua makhluk-Nya. Apalagi nanti pada hari kiamat, akan ada lebih banyak hal lagi yang lebih tidak sesuai dengan penalaran empiris.

Di sisi lain, tidak mungkin Nabi Muhammad itu berdusta, karena Isra’ Mi’raj ini ada konteks hubungan dengan Allah. Lebih spesifik lagi tanzihul min qaumil kafiri ‘anil-syarikah. Membersihkan (keagungan) Allah dari ucapan orang-orang kafir bahwa ada yang sebanding dengan-Nya.

Karenanya, peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad s.a.w harus diyakini oleh setiap umat Islam. Isra’ Mi’raj juga dianggap sebagai peristiwa yang dahsyat karena beberapa alasan.

1. Peristiwa dahsyat ini bukan hanya peristiwa yang terjadi di bumi semata, melainkan peristiwa dahsyat yang berhubungan dengan bumi dan langit. Suatu hal yang tidak pernah terjadi dalam peristiwa lainnya.

2. Peristiwa ini merupakan mukjizat dan tanda besar tentang kebenaran Nabi Muhammad s.a.w dan risalah yang beliau emban.

3. Membenarkan peristiwa agung ini termasuk sangat penting dan mengingkarinya termasuk perangai orang-orang kafir.

4. Perhatian para ulama dalam setiap bidang untuk membahasnya bahkan menulisnya secara khusus. (Di antaranya kitab-kitab khusus tentang Isra’ Mi’raj adalah al-Ayatul Kubra fil Mi’raj wal Isra‘ oleh Imam as-Suyuthi, Nurul Masra oleh Abu Syamah, al-Isra‘ wal Mi’raj oleh al-Albani, al-Isra‘ wal Mi’raj oleh Dr. Muhammad Abu Syuhbah, al-Isra‘ wal Mi’raj ar-Riwayah al-Mutakamilah ash-Shahihah al-Wahidah oleh Syaikh Muhammad bin Rizq Tharhuni, dan sebagainya).

Adapun Isra’ secara bahasa artinya perjalanan seseorang di malam hari. Sedangkan secara istilah adalah perjalanan Jibril a.s bersama Nabi s.a.w di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis.

Sementara itu, Mi’raj secara bahasa artinya alat untuk naik. Adapun secara istilah adalah naiknya Rasulullah s.a.w dari bumi menuju langit yang tujuh.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *