Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 19 August 2023

5 Wasiat Penting Nabi Adam kepada Nabi Syits


islamindonesia.id – Setelah peristiwa pembunuhan Habil yang dilakukan Qabil, Nabi Adam a.s dirundung duka. Nabi Adam sangat sedih karena kehilangan Habil yang baik.

Namun demikian, Allah SWT tidak membiarkan kesedihan Nabi Adam berlarut-larut. Allah mengaruniakan seorang anak yang saleh bernama Syits.

Nabi Syits, lahir tunggal meskipun seluruh putra Nabi Adam terlahir kembar. Beliau memiliki wajah yang mirip dengan Nabi Adam. Oleh Allah SWT, Syits diangkat menjadi nabi karena mempunyai kebijaksanaan terhebat sepanjang masa.

Nabi Syits hidup sekitar tahun 3630 sampai 2718 sebelum masehi. Berbeda dengan manusia saat ini yang berumur paling lama 100 tahunan, Nabi Syits hidup sekitar 912 tahun, meninggal pada usia 1042 tahun. Istri Nabi Syits bernama Azura (Hazurah), dan dari pernikahannya dengan Azura pada usia ke 105 tahun, lahirlah seorang anak bernama Enos. Ia juga merupakan guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan membaca dan menulis, ilmu falak, menjinakkan kuda dan lain-lain.

Sebelum meninggal, Nabi Adam telah berwasiat kepada Syits untuk menjalankan perintah Allah setelah Nabi Adam meninggal.

5 wasiat Nabi Adam tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah daripadanya.

Kedua: Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-istri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.

Ketiga: Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.

Keempat: Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku merasa gamang, tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.

Kelima: Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.

Allah menurunkan suhuf atau lembaran-lembaran yang berisi panduan dan ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan keperluan zaman tersebut.

Abu Dzar Al-Ghifari mengisahkan Nabi Muhammad s.a.w bersabda bahwa Allah menurunkan seratus empat suhuf dan lima puluh suhuf di antaranya diturunkan kepada Nabi Syits a.s.

Nabi Syits melaksanakan perintah Allah SWT. Ia mengatur masyarakat sehingga mereka berada di jalan yang lurus. Nabi Syits menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu. Ia juga tidak berbuat zalim. 

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *