Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 25 January 2018

KISAH NYATA – Terjebak 20 Tahun Dalam Batang Pohon, Tubuh Anjing Tetap Utuh


islamindonesia.id – Terjebak 20 Tahun Dalam Batang Pohon, Tubuh Anjing Tetap Utuh

 

Seorang penebang kayu di Georgia, Amerika Serikat sangat terkejut ketika sedang memotong bagian atas pohon ek kastanya. Rencananya, usai dipotong-potong, kayu yang sudah ditebang itu akan dimasukkan ke dalam truk pengangkut.

Dia terkejut luar biasa dengan kehadiran seekor anjing pemburu berwarna coklat dan putih yang berada di dalam batang rongga pohon.

Tapi mereka terlambat sekitar dua dekade untuk menyelamatkan anjing yang terjebak di dalam rongga batang pohon itu. Karena anjing malang tersebut telah mengering dan menjadi mumi.

Rupanya, anjing itu terjebak selamanya saat berjuang untuk keluar dari dalam rongga.

Anjing pemburu itu terjebak di dalam rongga pohon kira-kira sejak tahun 1960. Diduga, anjing itu berlari ke sebuah lubang di dasar pohon dan tak bisa naik ke atas setinggi 8,5 meter.

“Ia anjing pemburu. Dan kemungkinan ia sedang mengejar sesuatu yang masuk ke dalam pohon itu,” kata Bertha Sue Dixon, yang mengelola museum Southern Forest World, kepada Newsweek.

Namun rongga di dalam batang pohon ek kastanya itu semakin menyempit sehingga anjing itu terjebak di dalamnya.

Anjing itu tak pernah bisa menangkap buruannya dan tak seorang pun yang mengetahui keberadaannya.

Karena tidak bisa keluar, ia tetap dalam posisi terjebak hingga akhirnya mati dengan sendirinya.

Sekitar 20 tahun kemudian, penebang kayu menemukannya saat memotong bagian atas pohon ek kastanya tersebut.

Alih-alih menghancurkannya pohon ek kastanya itu, penebang kayu menyumbangkan potongan gelondongan tersebut ke museum Southern Forest World.

Sejak itu, anjing yang kemudian diberi nama Stuckie itu menjadi atraksi utama di museum Southern Forest World.

Bahkan hingga sekarang, pengunjung bisa melihat Stuckie tetap dalam kondisi terawetkan di dalam potongan gelondongan kayu ek, yang menjebaknya dalam sebuah ruangan kaca.

Lantas, bagaimana mungkin tubuh anjing ini tidak mengalami pembusukan dan tetap utuh? Padahal ia tidak diawetkan menggunakan teknik mumifikasi Mesir Kuno?

Kristina Killgrove, seorang antropolog biologis di University of West Florida, mempelajari pembusukan pada manusia dan menjelaskan bagaimana pohon itu sendiri yang mengeringkan anjing tersebut.

Biasanya ketika manusia atau hewan mati, mikroba dalam tubuh tidak akan terpengaruh proses biologis. Mereka mulai memakan tubuh, dan kemudian mikroorganisme di dalam usus memulai proses pembusukan.

“Mereka tumbuh, bereproduksi, dan mulai mengambil alih tubuh,” kata Killgrove kepada Newsweek.

Killgrove menambahkan itulah bagian yang paling menjijikkan. Tubuh akan membengkak sebelum akhirnya mengempis dan kemudian membusuk.

Bakteri, jamur, serangga dan hewan lain yang hidup di dalam tanah kemudian datang untuk memakan sisa-sisa tubuh manusia atau hewan tersebut.

Tapi hal itu tidak terjadi pada tubuh Stuckie yang terjebak di dalam pohon ek kastanya yang menjadi peti matinya.

Ek kastanya mengandung tanin, yang digunakan untuk menyamak kulit binatang dan mencegah pembusukan.

Tanin adalah bahan ‘pengering’ alami. Bahan ini mampu menyerap kelembaban dan mengeringkan sekitarnya.

Selain itu, lanjut Killgrove, lingkungan dengan kelembaban yang rendah bisa menghentikan aktivitas mikroba.

“Tidak ada aktivitas mikroba berarti tidak ada proses pembusukan,” jelas Killgrove.

Posisi dan bentuk pohon, dengan udara yang bertiup ke atas, juga membantu menjaga Stuckie dalam kondisinya.

“Itu seperti efek cerobong asap. Udara yang naik dan keluar dari pohon akan membuat sulit bagi hewan lain untuk mencium bau busuk,” tambah Dixon.

“Jadi, hewan pemakan bangkai tidak akan pernah tahu ada bangkai Stuckie yang terjebak di dalam batang pohon ek kastanya itu,” pungkas Dixon.

***

Namun di luar dari penjelasan saintifik dan ilmiah sebagaimana yang disampaikan para ahli tersebut, tentu saja keajaiban itu tak terlepas dari kemahakuasaan Allah SWT yang dengan Kehendak-Nya, apapun bisa terjadi.

Hal ini serupa dengan apa yang terjadi pada Nabi Yunus, yang tetap selamat meski sempat ditelan ikan paus dan beberapa waktu lamanya berada di dalam perut ikan paus tersebut.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *