Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 29 August 2018

KISAH NYATA – Insinyur Mesir Rela Jadi Pekerja Kasar di Bandara Jedah


islamindonesia.id – Insinyur Mesir Rela Jadi Pekerja Kasar di Bandara Jedah

 

Ini kisah nyata tentang seorang lelaki yang beberapa hari lalu viral di media. Pasalnya, lelaki yang berprofesi sebagai pekerja kasar di bandara Jedah ini dengan sigap mengangkat dan menggendong jemaah haji asal Indonesia, Kasnadi yang sudah tidak kuat berjalan. Caranya mengangkat dan menggendong Kasnadi layaknya anak-anak, menarik perhatian jemaah lain dan para petugas haji.

Kasnadi ia bawa dengan selamat sampai di Plaza D, tempat jemaah kloternya diistirahatkan sejenak sebelum diperiksa. Budi Marta, petugas Daker Bandara lainnya menuturkan, jemaah itu langsung diperiksa dokter dan diberi makan. Begitu pulih setelah diistirahatkan, ia kemudian didorong petugas Indonesia menggunakan kursi roda menuju pesawat. Sang lelaki penolong itu sudah tak kelihatan.

Tapi tak sulit mencari lelaki itu karena ciri khasnya yang selalu mengenakan topi berwarna krem. Saat ditemui, ia nampak sedang duduk beristirahat bersama kawan-kawannya sembari menanti barang bawaan jemaah yang harus diangkat turun. Dan ia punya kisah yang tak kalah ajaib.

Pekerja bongkar muat itu mengatakan bernama Fathallah Alisawiyah. Ia lahir setengah abad lalu di Iskandariyah, Mesir, dan sampai saat ini masih punya pekerjaan tetap di sana. Di kampung halamannya, ia adalah seorang insinyur.

Ia biasanya mengerjakan keperluan teknis untuk masjid-masjid di seantero Mesir. Penghidupannya di Mesir, kata dia, tergolong nyaman dan berada. Dari tiga anak Fathallah, putri tertua sudah menyelesaikan pendidikan S3 Sastra Prancis.

Tahun ini, Fathallah mendaftar jadi pekerja kasar di Jeddah saat ada rekrutmen di Iskandariyah. Ini pertama kalinya ia menjalani pekerjaan tersebut. Selama dua bulan ia ditugaskan mengangkut barang-barang jamaah di Bandara King Abdulaziz.

Dari baju birunya, nampak Fathallah berada di posisi paling bawah hirarki para pekerja bongkar muat di Bandara Jeddah. Hari itu, ia baru saja selesai menggotong koper-koper besar jamaah asal Mali dari atap bus.

“Sangat kecil hasil bekerja di sini dibanding di Mesir,” kata dia sembari tersenyum dalam bahasa Arab di Bandara Jeddah, Selasa (28/8/2018).

Apa yang membuatnya rela bersusah payah jadi tenaga bongkar muat di Jeddah? Ternyata tujuan utamanya adalah berhaji di Tanah Suci. Kepala plontosnya menandakan ia sudah menyelesaikan seluruh rangkaian itu saat penerbangan di terminal haji Jeddah berhenti selama puncak musim haji.

Fathallah sedianya punya cukup harta untuk membiayai dirinya dan sang istri berangkat haji bersama jamaah lain dari Mesir. Tapi ia memang memilih jalan lebih berat yang menurutnya lebih mulia.

“Kalau saya berangkat haji biasa, saya takut tidak bisa bantu-bantu jamaah lain,” kata dia.

Dengan menjadi pekerja kasar di Bandara Jeddah, ia mengharapkan bisa ikut mendulang berkah dari menolong tamu Allah. Hal itu juga yang mendorongnya ngotot merebut Pak Kasnadi dari petugas Indonesia dan memberikan bantuan menggendong sampai ke tempat beristirahat.

Buat Fathallah, ibadah haji bukan sekadar mencari kedekatan personal dengan Allah. “Semua pekerjaan membantu sabilillah, para tamu Allah, adalah juga ibadah haji itu sendiri,” kata dia.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *