Satu Islam Untuk Semua

Monday, 07 October 2019

TAFSIR – Mengenal Diri, Mengenal Tuhan


islamindonesia.id-TAFSIR – Mengenal Diri, Mengenal Tuhan

“Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Kami di seluruh ufuk dan (juga) pada diri mereka, sampai tampak jelas bahwa sesungguhnya ia (Alquran) adalah alhaq (benar, mengandung kebenaran)…” QS. Fushishilat, ayat 53

Dalam kebanyakan tafsir disebutkan, yang dimaksud dengan ‘alhaq’ di sini adalah Alquran. Namun tampaknya juga tidak keliru bila para ulama yang lain, khususnya para ahli sufi, menerjemahkannya sebagai “Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.

Maksudnya, ‘Alhaq’ di sini bukan semata-mata ‘benar’ dalam bahasa Arab. Alhaq juga bisa berarti ‘nyata’ atau dalam pengertian mereka, “Yang Nyata dengan sendirinya dan membuat yang lain menjadi nyata”.

Pada ayat lain, kita temukan penekanan-penekanan yang sama, misalnya, pada surat Az Zariyat Ayat 20: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin.”

Pada Surat Aljatsiyah, Allah juga mengingatkan kita bahwa, tanda-tanda-Nya bertebaran bukan hanya di bumi tapi di seluruh alam. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.”

Jadi, kalau kita hitung betapa luasnya alam ini, kadang-kadang kita lupa dengan diri kita sendiri. Kita selalunya mempersepsi alam itu adalah hal-hal di luar diri kita. Ketika Allah menyebutkan langit dan bumi, seakan-akan diri kita tidak menjadi bagian dari langit dan bumi.

Karena itu Allah dalam beberapa ayat mengingatkan kita supaya kita merujuk pada diri kita sendiri, konsentrasi, fokus, bagaimana dengan keadaan kita dan bisa membaca kebesaran Allah di dalam diri kita. Allah berfirman di surat az-zariyat tepatnya di ayat ke -21, “Dan dalam diri-diri kalian, apakah kalian tidak memperhatikan?” Kalau menggunakan bahasa kita, dengan penuh keheranan kita bertanya, “Mengapa kita tidak bisa melihat kebesaran Allah dalam diri kita sendiri.”

Di surat Ar-Rum, ayat ke-28, ketika Allah sebelumnya telah memberikan berbagai banyak perumpamaan tentang kebesaran-kebesaran Allah, termasuk peristiwa-peristiwa yang ada di bumi yang berdekatan dengan kehidupan kita secara langsung atau tidak langsung. Kemudian pada ayat berikutnya Allah mengingatkan kita, “Dan Allah telah membuat perumpamaan dari diri kalian sendiri.”

Sesuatu akan disebut sebuah perumpamaan apabila ada kesamaan dengan yang diumpamakan. Jadi kalau diri kita dijadikan oleh Allah sebagai perumpamaan, maka seharusnya diri kita ada kesamaan dengan Allah. Sekalipun, tentu, akan menyisakan beribu-ribu perbedaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Titik kesamaan inilah yang akan menghantarkan kita untuk lebih mengenal Allah. Satu sudut pandang yang sama akan menghantarkan kita mendekatkan kita kepada Allah. Karena itu, mungkin pertanyaan kita selanjutnya: Apa yang kira-kira menyamakan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apa yang menjadi titik sama kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala?[]

YS/Islamindonesia/Disarikan dari kajian Pengantar Tafsir Sufi di Youtube Nurwala, 5 September 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *