Satu Islam Untuk Semua

Monday, 15 April 2019

Sejarah Black Hole dan Tafsir Alquran Kontemporer


islamindonesia.id – Sejarah Black Hole dan Tafsir Alquran Kontemporer

Apa itu Black Hole?

Belakangan ramai diberitakan tentang Black Hole atau Lubang Hitam, namun apakah sebenarnya yang dimaksud dengan Lubang Hitam?

Dr. Maya Wei-Haas dalam National Geographic memberikan penjelasannya:  

“Lubang Hitam adalah tempat di ruang angkasa yang begitu padat sehingga menciptakan tarikan gravitasi yang begitu kuat. Pada bagian tertentu, bahkan cahaya pun tidak bisa lolos dari tarikan gravitasi Lubang Hitam yang kuat. Dan segala sesuatu yang terlalu dekat — entah itu bintang, planet, atau pesawat ruang angkasa — akan meregang dan terkompresi seperti gala-gala dalam proses teoretis yang dikenal sebagai spagettifikasi.”

Spagettifikasiatau spaghettification, adalah sebuah istilah yang diambil dari nama makanan, atau sering juga disebut dengan noodle effect (efek mie), yaitu ketika sebuah benda di ruang angkasa, karena tarikan gravitasi yang sangat kuat, bentuknya berubah menjadi memanjang dan menipis seperti mie.

Sejarah Black Hole

Keberadaan Lubang Hitam telah lama diduga oleh para ilmuwan. Gagasan pertama tentang lubang hitam dicetuskan oleh ilmuwan Inggris John Michell sekitar tahun 1783.

Dilansir dari kompas.com, Michell menjelaskan bahwa cahaya tidak bisa lepas dari benda yang memberinya ukuran yang sangat besar. Karena cahaya tidak bisa lepas dari bintang, maka bintang itu tidak akan terlihat oleh semua pengamat dari luar. Michell menyebutnya sebagai “bintang gelap”.

Teori ini kemudian diperkuat oleh Teori Relativitas milik Albert Einstein pada tahun 1915. Dia menegaskan bahwa gravitasi tercipta bukan karena gaya, tetapi merupakan manifestasi interaksi antara materi dengan ruang-waktu, sebagaimana dilansir dari Tirto.

Meski telah memperkirakan adanya lubang hitam, Einstein bukanlah yang menemukan benda langit ini. Karl Schwarzschild-lah yang pertama kali menggunakan persamaan revolusioner milik Einstein dan menunjukkan bahwa Lubang Hitam sungguh-sungguh ada.

Tahun 1939, J Robert Oppenheimer dan Hartland Snyder mengatakan bahwa Lubang Hitam berasal dari bintang raksasa yang mati lalu terhisap oleh gravitasinya sendiri.

Demikianlah seterusnya, teori tentang Lubang Hitam terus dikembangkan dan diperkuat oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya. Namun istilah Black Hole pertama kalinya dicetuskan oleh John Wheeler, seorang fisikawan Amerika Serikat, pada tahun 1969.

Pada tahun 1974, Stephen Hawking menyimpulkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya gelap. Sebaliknya, lubang hitam memancarkan partikel-partikel yang redup.

Meski demikian, secara visual, keberadaan Lubang Hitam tetap menjadi misteri bagi sebagian besar ilmuwan.

Hingga akhirnya pada tahun 2017, proyek The Event Horizon Telescope mencoba memotret Lubang Hitam menggunakan teleskop. Butuh waktu selama dua tahun sampai akhirnya pada April 2019 foto pertama dari Lubang Hitam berhasil dipublikasikan.

Foto Lubang Hitam yang berhasil diabadikan oleh Event Horizon Telescope Collaboration

Keberhasilan ini mengundang pertanyaan publik. Salah satu pertanyaan soal Lubang Hitam yang diajukan dalam konferensi pers di Brussels, Rabu (10/4), adalah, “Bagaimana bisa kita Memotret Lubang Hitam padahal tidak ada cahaya?”

Menjawab pertanyaan itu, Eeduardo Ros dari Max Planck Institute for Radioastronomy mengatakan, “Well, sebenarnya (gelombang) radio juga merupakan cahaya.”

Ros mengungkapkan, untuk mendapatkan foto Lubang Hitam, tim yang terdiri dari 200-an ilmuwan menggunakan gelombang radio yang berasal dari Lubang Hitam yang berjarak 500 triliun kilometer dari Bumi, di galaksi M87.

Sera Markoff, fisikawan teoretis dari University of Amsterdam, mengatakan bahwa foto itu mirip seperti yang dibayangkan oleh ilmuwan-ilmuwan selama ini.

Black Hole dalam Alquran

Beberapa ilmuwan Muslim kontemporer, mencoba menghubungkan fenomena Lubang Hitam dengan beberapa ayat Alquran. Di antaranya Dr. Nadiah Thayyarah dalam karyanya yang berjudul Sains dalam Alquran, sebagaimana dilansir dari Oke Techno, mengatakan bahwa Lubang Hitam seperti kuburan bagi benda-benda langit.

Lubang Hitam berjalan di angkasa seperti sapu raksasa yang menyapu dan menyedot semua materi dan energi yang berada di jalannya.

Nadiah lalu mengatakan bahwa Lubang Hitam telah disebutkan dalam Alquran surat At-Takwir ayat 15-16 yang berbunyi “Aku bersumpah demi bintang-bintang (al-khunnas), yang beredar dan terbenam (al-kunnas).

Kata khanasa dalam bahasa Arab berarti bersembunyi, tersembunyi dan tak terlihat. Yakhnisu berarti mengerut dan bersembunyi, al-kunnas berarti ketertutupan dan ketersembunyian.

Ilmuwan Muslim lainnya, Harun Yahya, sebagaimana dilansir dari website Harun Yahya, menghubungkan Lubang Hitam dengan surat Al Waaqi’ah ayat 75-76 yang berbunyi, “Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.”

Di dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan terjemahan, kalimat “dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran”, menjadi “by the stars’ positions” (dengan posisi bintang-bintang). Berikut ini adalah terjemahan lengkapnya, “And I swear by the stars’ positions-and that is a mighty oath if you only knew.”

Ayat lainnya yang mengacu kepada Lubang Hitam, menurut Harun Yahya adalah surat Al-Mursalat ayat 8 yang berbunyi, “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan.” Menurutnya, ayat ini mengacu kepada bintang mati yang menjadi cikal bakal dari Lubang Hitam.

Ayat lainnya adalah surat At-Tariq ayat 1-3 yang berbunyi, “Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus.” Menurut Harun Yahya, makna dari kalimat “bintang yang cahayanya menembus” adalah mengacu kepada Lubang Hitam (bintang) yang mempu menyedot cahaya ke dalamnya.

Meski demikian, apabila ditelaah, Alquran sebenarnya tidak menyebut kata Lubang Hitam secara spesifik. Penjelasan di atas adalah berdasarkan penafsiran.

Adapun tafsir-tafsir klasik seperti Ibnu Katsir atau al-Jalalain, tidak mengaitkan ayat-ayat di atas dengan fenomena Lubang Hitam. Barangkali karena pada masa mereka hidup ilmu pengetahuan tentang Lubang Hitam belum terungkap, atau, memang tidak ada hubungannya. Allahu a’lam.

PH/IslamIndonesia/Foto Fitur: Supermassive Black Hole/ESO/NASA/JPL-Caltech/STScI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *