Satu Islam Untuk Semua

Friday, 20 March 2020

Profesor Sosiologi Amerika Serikat: Nabi Muhammad Berharap agar Orang-Orang Menggunakan Akal Sehat Mereka dalam Menghadapi Wabah


islamindonesia.id – Profesor Sosiologi Amerika Serikat: Nabi Muhammad Berharap agar Orang-Orang Menggunakan Akal Sehat Mereka dalam Menghadapi Wabah

Seorang profesor sosiologi di Rice University, Amerika Serikat, yang juga merupakan seorang penulis buku The Humanity of Muhammad: A Christian View (Blue Dome Press, 2020) dan Islam in America: Exploring the Issues (ABC-CLIO, 2019), Craig Considine, baru-baru ini menulis sebuah opini di Newsweek yang berjudul Can The Power of Prayer Alone Stop A Pandemic Like The Coronavirus? Even the Prophet Muhammad Thought Otherwise.

Judul opini tersebut jika diterjemahkan kurang lebih menjadi seperti ini: Dapatkah Kekuatan Doa saja Menghentikan Pandemik seperti Corona Virus? Bahkan Nabi Muhammad pun Berpikir Lain.

Di awal artikelnya, Considine mengutip pendapat dua ahli, yaitu ahli imunologi Dr. Anthony Fauci dan wartawan medis Dr. Sanjay Gupta, yang mengatakan bahwa kebersihan dan karantina yang baik, atau praktik isolasi dari orang lain, dengan harapan mencegah penyebaran penyakit menular, adalah alat yang paling efektif untuk membendung persebaran Covid-19.

Namun kemudian dia menyatakan, bahwa pendapat kedua ahli tersebut bukanlah yang pertama di dunia. Jauh hari sebelumnya, tepatnya lebih dari 1.300 tahun yang lalu, ternyata Nabi Muhammad SAW sudah mengutarakannya terlebih dahulu.

Considine mengutip sabda Nabi yang berbunyi, “Jika engkau mendengar wabah penyakit di suatu negeri, jangan memasukinya; tetapi jika wabah itu menyebar di suatu tempat saat engkau berada di dalamnya, jangan tinggalkan tempat itu.”

Sabda Nabi lainnya yang dikutip oleh Considine adalah, “Mereka yang memiliki penyakit menular harus dijauhkan dari mereka yang sehat.”

Lebih jauh Considine mengutip hadis-hadis Nabi tentang kebersihan sebagai berikut ini:

“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”

“Cuci tanganmu setelah engkau bangun; engkau tidak tahu ke mana tanganmu bergerak saat engkau tidur.”

“Berkah makanan terletak pada mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.”

Untuk menambah khazanah tentang kebersihan dalam Islam, izinkan penulis mengutip perkataan dari Ali bin Abi Thalib RA, “Barangsiapa yang ingin memperbanyak kebaikan di rumahnya, cucilah tangannya sebelum makan.”

Selain itu Nabi juga pernah bersabda, “Bersih-bersihlah dengan apa yang kalian mampu, karena Allah membangun Islam di atas kebersihan dan tidak masuk surga kecuali yang bersih.”

Kembali ke artikel yang ditulis oleh Considine. Meskipun hadis-hadis yang disampaikan Considine tersebut, mungkin bagi para ahli hadis akan menjadi perdebatan mengenai kesahihan atau jalur sanadnya, atau mungkin juga terjemahannya yang kurang tepat, namun Considine tampaknya berniat menggambarkan terhadap warga Amerika, bahwa Nabi Muhammad, meskipun menurutnya bukan seorang ahli khusus dalam kesehatan, namun dia sudah memiliki pemikiran tentang kesehatan yang begitu maju pada zamannya.

Considine lalu bertanya, “Dan bagaimana jika seseorang jatuh sakit? Nasihat seperti apa yang akan diberikan Muhammad kepada sesama manusia yang menderita kesakitan?”

Dia lalu mengutip hadis Nabi lainnya yang berbunyi, “Manfaatkanlah ilmu pengobatan, karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menetapkan obat untuknya, dengan pengecualian satu penyakit — yaitu usia tua.”

Bagi Considine, meskipun Nabi Muhammad bukan nabinya, dia berpendapat bahwa beliau adalah seseorang yang tahu kapan seseorang harus menyeimbangkan antara iman dengan akalnya.

Considine menyindir sekelompok orang yang telah menyarankan bahwa doa akan menjauhkan mereka dari Virus Corona secara lebih efektif, ketimbang mesti mematuhi aturan dasar tentang jarak sosial dan karantina.

Terkait orang-orang seperti ini, yang bergantung sepenuhnya terhadap doa tanpa usaha tertentu, Considine mengutip kembali hadis yang cukup terkenal tentang orang Arab Badui dan untanya. Diriwayatkan dari al-Tirmidzi pada abad ke-9:

Suatu hari, Nabi Muhammad melihat seorang lelaki Badui meninggalkan untanya tanpa mengikatnya. Beliau bertanya kepada orang Badui itu, “Mengapa engkau tidak mengikat untamu?”

Orang Badui itu menjawab, “Aku mempercayakannya kepada Allah.”

Nabi kemudian berkata, “Ikat untamu terlebih dahulu, lalu percayakan kepada Allah.”

Menyimpulkan hadis tersebut, Considine berkata, “Muhammad mendorong orang-orang untuk menjadikan agama sebagai panduan bagi mereka, tetapi dia berharap bahwa mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dasar untuk stabilitas, keamanan, dan keselamatan bagi semua orang.”

Sebagai penutup Considine berkata, “Dengan kata lain, dia berharap agar orang-orang menggunakan akal sehat mereka.”

Artikel selengkapnya dari Profesor Craig Considine dapat diakses di sini.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Alislam/YouTube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *