Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 20 February 2018

Konsep Sehat dan Sakit Ala Cak Nun (1)


islamindonesia.id – Konsep Sehat dan Sakit Ala Cak Nun (1)

 

Muhammad (Emha) Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun merupakan tokoh nasional yang dikenal masih aktif berdakwah melalui berbagai media, baik tulisan, pagelaran, maupun ceramah budayanya di berbagai kota, di dalam atau di luar negeri.

Meski bukan dokter, dalam suatu kesempatan, ia mengaku diamanahi untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, ketika diminta oleh keluarga besar Bani Latief Jombang untuk memberikan pesan-pesan kesehatan.

“Itu tidak berarti saya yang paling sehat di antara kita semua. Alhamdulillah, Allah selalu sayang dan memelihara, merawat kesehatan saya, sampai umur 64 sekarang,” terangnya, seperti diungkapkan dalam video di akun resmi youtube miliknya, caknun.com.

“Tapi tidak berarti sayalah yang pantas untuk ngomong apa-apa tentang kesehatan. Karena mungkin saja orang yang paling tahu kesehatan adalah orang yang sakit. Jadi, tolong, yang penting apa yang diungkapkan, tidak usah dipertimbangkan apakah saya sehat atau sakit,” imbuhnya.

Berikut 11 (sebelas) tips sehat Islami menurut ayah dari vokalis Noe Letto yang ditranskrip dari youtube caknun.com:

Pertama, hidup sehat atau kesehatan hidup itu merupakan gabungan antara kesehatan jiwa, kesehatan badan, dan kesehatan hubungan manusia dengan Tuhan. Gabungan itu artinya dia bersifat dialektis, terkait satu sama lain. Serta bersifat komprehensif atau dia saling mendukung satu sama lain, di antara unsur-unsur badan atau jasad, dengan jiwa atau rohani, dengan posisi hubungan manusia atau makhluk apapun dengan Tuhan. Itu prinsip dasarnya.

Tuhan adalah yang bikin manusia, yang bikin rohani dan jasadnya, serta yang memberi ketetapan tentang sistem kehidupan yang hasilnya adalah hidup sehat. Oleh karena itu, ketergantungan makhluk untuk sehat atau tidak sehat itu, nomor satu adalah pada yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.

Kedua, oleh karena prinsip dasar seperti itu maka kesehatan jasad tidak bisa berdiri atau bekerja sendiri. Ia berposisi saling tergantung dengan kesehatan jiwa atau rohani, serta dengan sehatnya hubungan manusia dengan Tuhan, dari hari ke hari. Kita tahu, ilmu kesehatan modern sangat rajin meneliti dengan seksama, hal-hal yang menyangkut kesehatan jasad. Ada juga sedikit ditemukan kaitannya dengan kesehatan psikologi atau psikis. Tetapi, tidak sampai pada spektrum kesehatan rohani, di mana Tuhan disadari sebagai pangkal ujung sehat dan sakitnya semua makhluk. Termasuk kita semua.

Khusus untuk mengenali posisi Tuhan, Tuhan itu memiliki hak mutlak atas sakit atau sehatnya apa saja yang Ia ciptakan. Tuhan tidak berpihak pada sehatnya manusia berdasarkan konsep manusia tentang sehat. Sehat dan sakit menurut Tuhan berbeda, atau sangat berbeda, atau bahkan bisa sangat terbalik, dibanding sehat dan sakit menurut ilmu kita. Menurut keperluan dan kepentingan manusia.

Kesehatan di “mata” Tuhan, adalah keberadaan manusia di dalam kepatuhannya kepada kehendak-Nya. Maka pemahaman atas kesehatan manusia, bisa terbalik dari konsep kesehatan menurut Tuhan.

Keempat, ada kemungkinan-kemungkinan, yang mungkin tidak terbatas jumlahnya. Tuhan bisa memberi sakit kepada manusia, tetapi fungsinya adalah penyehatan jiwa. Tuhan memberi sakit atau penyakit kepada manusia, maksud atau posisinya bisa saja sebagai ujian atau pendidikan, atau peringatan, atau mungkin hukuman. Sebaliknya, Tuhan memberi sehat kepada manusia juga bisa merupakan ujian, pendidikan, peringatan atau hukuman. Jadi, sehat dan sakit menurut kita bisa sangat terbalik dengan sehat dan sakit menurut Tuhan, tergantung, kita bisa menemukan ndak, latar belakang kenapa Tuhan bikin kita sakit; kenapa Tuhan bikin kita sehat?

Sakitnya manusia, bisa membuatnya rendah hati dan sadar ketergantungannya kepada Tuhan. Sementara sehatnya manusia bisa merupakan semacam azab bagi manusia, yang membuatnya sombong dan tergelincir hidupnya, serta kelak tiba di Tuhan, tidak seperti posisi yang Tuhan menghendaki ketika Tuhan menciptakan kita semua.

Kelima, demikian juga konsep Tuhan tentang hidup dan matinya manusia tidak sama dengan pemahaman kita, pemahaman manusia. Banyak dialami, banyak kita alami, bahwa sakit berlanjut ke kematian. Tapi bisa juga terjadi kematian tanpa sakit sebagai sebab-musababnya. Di dalam konsep Tuhan, hidup dan mati bisa berkait, bisa juga tidak berkait, terserah-terserah Tuhan.

Tuhan menghidupkan dan Tuhan mematikan hanya terkait dengan kehendak-Nya itu sendiri. Tidak harus berhubungan dengan sakit atau tidak sakit. Hidup dengan selalu menjaga kesehatan, tidak harus diartikan supaya awet hidup dan tidak cepat mati. Yang paling murni dan masuk akal adalah: menjaga kesehatan karena kesetiaan kepada Tuhan, yang menitipkan jasad dan ruh ini kepada manusia dan kita semua.

[Bersambung …]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *