Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 07 October 2020

KAJIAN – Tak Ada Lagi Dusta di Alam Akhirat


Islamindonesia.id -KAJIAN – Tak Ada Lagi Dusta di Alam Akhirat

Anda mungkin pernah tercengang menyaksikan orang menerima kehormatan yang tak pantas ia terima. Atau, heran melihat sosok pandir tapi dimuliakan banyak orang. Itulah fenomana di dunia yang tak akan Anda temukan di alam akhirat kelak.

Menurut Alquran, hukum di dunia dan akhirat berbeda bahkan dapat terbalik. Allah berfirman,

فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak menerima balasan kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. Yasin: 54)

Di dunia, orang bisa saja berkamuflase menjadi orang baik. Ia dapat berbuat kriminal dan lolos dari hukuman bahkan menerima pujian. Meski kita tetap menyaksikan ada masyarakat yang kecewa. Kita juga mendengar masyarakat melakukan protes terhadap kezaliman.

Tapi pada alam berikutnya, keadaan bisa berbalik. Mereka yang dihinakan di dunia bisa saja menjadi raja di akhirat kelak. Mereka yang terzalimi di dunia ini mungkin saja memperoleh kedudukan yang tinggi di akhirat.

Hukum perbedaan ini dikuatkan lagi oleh firman Allah,

ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65)

Di dunia, seseorang dapat dengan mudah menutupi kesalahannya dengan ocehan. Ia memutarbalikkan fakta dan naik peringkat dengan bekal mulut. Tangannya mencuri tapi mulutnya berkata tidak. Kakinya menginjak kaki orang lain namun mulutnya menafikannya. Sedemikian sehingga sebagian besar kekacauan di dunia ini bersumber dari lisan.

Tapi di akhirat, mulut akan terkunci. Bagian dari manusia yang selama di dunia digunakan untuk bersandiwara tak lagi dapat berfungsi di alam selanjutnya. Ketika manusia berpindah dari alam dunia ke alam selanjutnya, sandiwara pun berakhir. Allah menutup fungsi mulut yang selama di dunia dapat membeberkan alasan, berdalih dan berdusta.

Jadi, tak ada lagi ada dusta di akhirat kelak. Di sana, tangan dan kaki yang bakal bersaksi. Investigasi forensik juga menunjukkan bahwa apa yang dilakukan manusia terekam dalam DNA (asam deoksiribonukleat). Artinya, mulut bisa saja berdusta tapi tangan dan kaki tak dapat berbohong.

Dengan hukum ini, seperti ayat pertama di atas, semua orang akan mendapatkan apa yang layak baginya. Setiap manusia mendapatkan imbalan sesuai dengan perbuatannya.

Inilah yang disebut hukum di dunia akan berbalik di akhirat. Lisan yang berfungsi berbicara di dunia justru tak dapat menjalankan tugasnya. Sementara tangan dan kaki yang selama ini tak dapat berbicara justru memberikan kesaksian.

Perbedaan ini diilustrasikan oleh Allah seperti perpindahan manusia dari alam rahim ibunya ke alam dunia. Di dalam rahim, bakal bayi tidak makan menggunakan mulutnya. Janin makan, minum dan bernafas melalui plasenta. Tetapi begitu dia berpindah dari rahim untuk lahir ke dunia, tali palesentanya yang justru diputus. Padahal, organ inilah yang menjadi sumber kehidupan baginya selama di alam rahim.

Demikian juga dengan manusia yang senantiasa mengandalkan otot dan mulutnya di dunia ini. Di akhirat kelak keduanya tak dapat berfungsi. Sementara hati, ruh dan amal yang ia tak pernah gunakan selama di dunia justru akan berfungsi di akhirat.

Seperti janin selama di kandungan yang memerlukan persiapan sebelum dilahirkan ke dunia, ruh manusia saat ini pun demikian. Dunia ini adalah fase pendidikan bagi ruh untuk mempersiapkan perjalanan pada alam berikutnya. Alam yang tak lagi mengizinkan setiap manusia dapat berdusta untuk menutupi hakikat dirinya.[]

AJ/Islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *