Satu Islam Untuk Semua

Friday, 31 July 2020

Benarkah Nabi Ibrahim yang Pertama Melaksanakan Ibadah Kurban?


islamindonesia.id – Benarkah Nabi Ibrahim yang Pertama Melaksanakan Ibadah Kurban?

Umum diketahui bahwa orang pertama yang melaksanakan ibadah kurban adalah Nabi Ibrahim as. Namun, dalam sebuah riwayat yang dikutip dari Kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk karya al-Tabari,  menyatakan hal lain.

Al-Tabari berkata, bahwa Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat Nabi lainnya meriwayatkan:

Setiap anak laki-laki yang lahir dari Adam (melalui Hawa) dilahirkan bersama dengan seorang anak perempuan (kembar namun berbeda jenis kelamin). Adam biasa menikahkan anak laki-laki dari satu kehamilan dengan anak perempuan (dari kehamilan)  yang lain, dan sebaliknya.

Alhasil, dua anak laki-laki, yang dipanggil Qabil dan Habil, dilahirkan darinya. Qabil adalah seorang petani dan Habil adalah seorang gembala. Qabil adalah yang lebih tua dari keduanya.

Dia (Qabil) memiliki saudara perempuan yang lebih cantik daripada saudara perempuan Habil. Habil berusaha untuk menikahi saudara perempuan Qabil, tetapi Qabil menolak dan berkata, “Dia adalah saudara perempuanku yang lahir bersama denganku, dan dia lebih cantik daripada saudara perempuanmu. Aku lebih pantas untuk menikahinya ketimbang dirimu.”

Ayahnya memerintahkan Qabil untuk menikahkannya dengan Habil. Namun, dia menolak.

Qabil dan Habil mempersembahkan kurban kepada Allah (untuk mencari tahu) siapa yang lebih pantas untuk gadis itu. Pada hari itu, Adam tidak ada, karena dia pergi menuju Makkah. Allah Swt telah berkata kepada Adam, “Adam, apakah engkau tahu bahwa Aku memiliki sebuah rumah di bumi?”

Adam menjawab, “Sungguh! Aku tidak tahu.”

Allah Swt berkata, “Aku memiliki sebuah rumah di Makkah. Jadi, pergilah ke sana!”

Adam berkata kepada Surga, “Jagalah kedua anakku agar selamat!” tetapi Surga menolak.

Dia berbicara kepada Bumi (dengan permintaan yang sama), tetapi Bumi menolak. Dia berbicara kepada Gunung-gunung, dan mereka juga menolak.

Dia kemudian berbicara kepada Qabil, yang berkata, “Ya! Engkau akan pergi, dan ketika engkau kembali, engkau akan bahagia dengan keadaan di mana engkau akan bertemu keluargamu.”

Ketika Adam pergi, Qabil dan Habil mempersembahkan kurban. Qabil selalu membanggakan bahwa dirinya lebih baik daripada Habil, mengatakan, “Aku lebih pantas baginya, karena dia adalah adikku, aku lebih tua darimu, dan aku adalah pewaris (wasi) ayahku.”

Untuk pengurbanan mereka, Habil mempersembahkan seekor domba muda gemuk, dan Qabil membawa setumpuk buah jagung. Setelah menemukan ikatan besar, Qabil menguliti dan memisahkannya. Api turun dari surga. (Api) itu menghabiskan korban dari Habil dan membiarkan (kurban) dari Qabil.

Kemudian Qabil marah dan berkata, “Aku akan membunuhmu untuk mencegahmu menikahi saudara perempuanku.”

Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa. Sungguh apabila engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.

“Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. (QS al-Maidah [5]: 27-30)

Qabil kini mencari Habil untuk membunuhnya, dan Habil muda mencoba melarikan diri darinya ke puncak gunung. Tapi suatu hari, Qabil mendatangi dia ketika dia menggembalakan ternak kecilnya di gunung dan tertidur.

Dia mengangkat batu besar dan menghantam kepala Habil dengan itu. Lalu dia mati. Qabil membiarkannya terbaring dengan telanjang, tidak mengetahui tentang penguburan.

Allah Swt lalu mengirim dua burung gagak yang merupakan saudara, dan mereka berkelahi satu sama lain. Ketika yang satu membunuh yang lain, dia menggali lubang untuknya dan menutupinya dengan tanah.

Ketika Qabil melihat itu, dia berkata, “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” (QS al-Maidah [5]: 31)

Inilah (maksudnya) firman Allah: “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya….”

Ketika Adam kembali, dia menemukan bahwa putranya telah membunuh saudaranya sendiri.

Demikian riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat Nabi lainnya.

Dalam riwayat lainnya, Ibnu Juraij, seorang ulama Taba at-Tabi’in, mengatakan bahwa, “Domba jantan itu (kurban dari Habil) tetap ditahan bersama Allah sampai Dia melepaskannya sebagai tebusan untuk Ishak (bukan Ismail sebagaimana diketahui umum).”

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Duncan Walker/Getty Images

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *