Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 11 March 2023

Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam


islamindonesia.id – Konsep manusia menurut agama Islam dapat diambil dari ayat Al-Qur’an dan Hadis. Menurut Al-Qur’an, manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah dan disimpan di tempat yang kokoh.

Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku, darah beku itu dijadikan mudghah, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging yang kemudian dijadikan Allah makhluk lain. (QS. Al-Mu’Minun:12-16)

Al-Qur’an surah As-Sajdah ayat 7-9, selanjutnya menjelaskan bahwa setelah kejadian manusia dalam kandungan mengambil bentuk, ditiupkan Allah ke dalamnya ruh dan dijadikannya pendengaran, penglihatan dan perasaan.

Setelah lahir ke dunia, manusia tentunya harus memiliki tujuan hidup untuk menjalani kesehariannya. Bagaimana seorang manusia menemukan tujuan hidup menurut Islam tercantum dalam ayat di bawah ini;

“Dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, pasti ada tanda-tanda bagi semua yang diberkahi dengan wawasan, yang mengingat Allah ketika mereka berdiri, dan ketika mereka duduk, dan ketika mereka berbaring untuk tidur, dan renungkan penciptaan langit dan bumi: “Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini tanpa makna dan tujuan. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran:190-191)

Bagi umat Muslim, tujuan hidup menurut Islam telah ditetapkan dan diberikan berbagai petunjuk dan pedoman dalam kitab suci Al-Qur’an. Berikut penjelasan selengkapnya.

Penciptaan Manusia Menurut Islam

Allah SWT menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan tujuan yang jelas seperti yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an: “Dan Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf:3)

Demikian pula halnya dengan manusia, makhluk yang Allah istimewakan dan telah diberi kelebihan dari sekalian makhluk yang ada. Allah SWT tidaklah menciptakan manusia kecuali untuk sebuah tujuan yang besar dan risalah (misi) yang agung. Mustahil Allah menciptakan manusia tanpa suatu maksud yang urgen.

Allah telah membantah sangkaan yang salah dari sebagian manusia sebagaimana firman-Nya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun:115)

Tentang tujuan hidup dalam Islam bagi manusia, Alquran al-Karim telah memaparkannya dengan sangat jelas. Allah SWT berfirman: “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5)

Tujuan Penciptaan Manusia Menurut Islam

Menurut Achmadi (2005: 61-63), terdapat beberapa tujuan penciptaan manusia yang perlu diketahui:

Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia beribadah kepada Allah SWT (QS. Az-Zariyat:56). Makna ibadah dalam Islam adalah tunduk dan patuh sepenuh hati kepada Allah.

Pengertian ibadah sangat luas, meliputi segala amal perbuatan yang titik tolaknya ikhlas kepada Allah, tujuannya keridlaan Allah, garis amalnya saleh. Ibadah tidak akan mengurangi prestasi kerja seorang hamba, tetapi justru akan memperoleh nilai tambah yang sangat bebas artinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya, karena segala perbuatannya dilandasi dengan motivasi luhur yang terkait dan terikat dengan Zat Yang Maha Tinggi, Maha Rahman dan Rahim, Maha Melihat dan Maha Mendengar.

Tujuan kedua, adalah manusia diciptakan sebagai wakil Tuhan di muka bumi (QS. Al-Baqarah:30, Yunus: 14 dan Al-An’am:165). Karena Allah Zat yang menguasai dan memelihara alam semesta (Rabbul ‘alamin) maka tugas utama manusia sebagai wakil Tuhan ialah menata alam sebaik-baiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

Tujuan ketiga, manusia diciptakan untuk membentuk masyarakat manusia yang saling kenal-mengenal, hormat menghormati dan tolong-menolong antara satu dengan yang lain (QS. Al-Hujurat:13).

Kalau tujuan penciptaan yang pertama dan kedua lebih difokuskan pada tanggung jawab individu, maka tujuan penciptaan yang ketiga ini menegaskan perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai.

Tujuan Hidup Menurut Islam

Manusia lahir ke dunia ini bukan atas kehendak sendiri, melainkan karena iradah (kehendak) Allah SWT. Manusia secara alamiah pasti ingin melanjutkan hidup. Tetapi, dalam usaha-usaha melanjutkan hidup itu, ia akan menghadapi tantangan-tantangan yang acapkali merupakan bahaya misalnya dalam bentuk bencana alam, dalam bentuk penyakit, ataupun dalam bentuk maut.

Terhadap hal-hal ini, manusia kerap merasa dirinya lemah dan ingin mencari tempat berlindung dan tempat meminta tolong untuk kesejahteraan dan keselamatan diri. Dalam hal ini manusia lantas berpaling pada agama. Agamalah yang dianggap dapat memberi petunjuk dan jalan yang harus ditempuh untuk keselamatan dirinya itu. (Harun Nasution, 1995:80)

Bagi orang yang tidak mau mengenal atau membenci agama (seperti orang-orang ateis), tujuan hidup di dunia ini baginya adalah misteri, sesuatu yang tidak jelas, baik arah maupun wujudnya, sehingga akhirnya dia mengalami kehidupan yang sesat. Sigmund Freud, seorang psikoanalisis yang ateis mengatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah kematian (di dunia ini).

Agar manusia hidupnya tidak sesat, maka agama memberikan petunjuk kepada manusia, tentang apa sebenarnya tujuan hidup di dunia ini. Dalam hal ini, Islam menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia di dunia ini, tiada lain adalah “mardhaatillah” (ridha Allah, dicintai Allah).

Untuk mencapai tujuan hidup menurut Islam ini adalah dengan bertakwa, atau beriman dan beramal shalih (beribadah kepada Allah), seperti tercantum dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an (98:7-8): “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”

Dalam konteks hubungan dengan Rabb-nya, manusia adalah hamba Allah. Sedangkan dalam konteks hubungan dengan alam semesta (kaun) ia adalah khalifah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan hidup dalam Islam bagi manusia adalah menunaikan penghambaan dan pengabdian (dalam makna yang luas) kepada Allah SWT.

Sedangkan perannya di muka bumi adalah sebagai khalifah (pemimpin) di alam semesta ini. Dalam pandangan Islam manusia adalah makhluk yang istimewa, makhluk yang sangat dimuliakan. Allah telah mengistimewakan, memuliakan dan mengutamakan manusia di atas makhluk-makhluk-Nya yang lain.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *