Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 16 April 2022

Teladan Rasul: Soal Makanan Boleh Tak Suka, Tapi Jangan Pernah Mencelanya


islamindonesia.id – Umat Islam harus berupaya meneladani Rasulullah dalam menjalani berbagai aspek kehidupan, sebab beliau adalah teladan terbaik umat manusia. Hal ini berarti seorang Muslim mengikuti sunah Rasulullah tidak hanya dalam beribadah dan berakidah tapi juga dalam bertingkah laku.

Banyak hal yang dicontohkan Rasulullah s.a.w semasa hidupnya. Termasuk urusan makanan, Rasulullah s.a.w sama sekali tidak pernah mencela makanan meskipun rasanya tidak sesuai selera.

Rasa makanan yang beragam membuat orang punya selera yang berbeda. Perbedaan soal selera ini terkadang membuat beberapa orang tak suka dengan jenis makanan tertentu.

Jika dihadapkan dengan makanan yang rasanya tak sesuai selera, sebaiknya jangan langsung mencela makanan dan mengatakan rasanya tidak enak. Rasulullah s.a.w pernah mencontohkan bagaimana menolak makanan yang tak sesuai selera.

Diriwayatkan bahwa, “Rasulullah s.a.w sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika menyukai beliau memakannya. Dan apabila tidak suka, beliau tinggalkan.” (Muttafaq Alaih).

Makanan adalah salah satu rezeki dari Allah SWT yang patut disyukuri. Oleh karenanya, sebaiknya tetap bersikap baik ketika menghadapi makanan yang tidak enak atau tidak disukai. Dalam arti lain, sikap ini sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya.

Ketika mendapati makanan yang tidak sesuai selera, Rasulullah s.a.w akan menghindari makanan tersebut tanpa berkata apa pun. Beliau hanya menyantap makanan yang disuka, sementara makanan yang tidak disuka akan dibiarkan tanpa disentuh.

Kemungkinan ada orang lain yang menyukai makanan tersebut sehingga masih bisa dimakan. Membiarkan utuh makanan yang tidak disuka adalah sikap paling bijak dibandingkan hanya mengacak-acak makanan tanpa disantap.

Sikap ini bukan hanya ditujukan kepada orang lain, Rasulullah s.a.w juga pernah menunjukkan sikap yang baik saat mengatakan masakan istrinya tak sesuai dengan seleranya.

Beliau s.a.w pernah menolak masakan istrinya sendiri. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim mengisahkan bahwa suatu hari, Rasulullah s.a.w pernah mengajak Khalid bin Walid mengunjungi istri beliau, Maimunah.

Maimunah merupakan saudara perempuan ibunda Khalid. Mengetahui kedatangan sang suami dan keponakannya, Maimunah pun masuk ke dapur dan memasak daging dhabb, daging dari hewan sejenis biawak.

Saat dihidangkan, Nabi Muhammad s.a.w dengan penuh selera mengambil hidangan yang disajikan istrinya. Namun, tiba-tiba, seorang perempuan dari bilik Maimunah berkata, “Beritahu kepada Rasul tentang daging yang kalian hidangkan kepada beliau itu.”

Setelah diberitahu, Nabi Muhammad s.a.w pun menarik kembali tangannya. Kemudian Khalid bertanya, “Wahai Rasul, apakah daging dhabb haram?”

Rasulullah s.a.wW pun menjawab dengan santun, “Tidak, hanya saja daging dhabb ini tidak terdapat di daerah kaumku. Karena itu saya merasa kurang berselera memakannya.” Dhabb adalah sejenis hewan reptil mirip biawak namun halal dikonsumsi umat Muslim.

Rasulullah s.a.w juga selalu memuji rasa makanan yang dihidangkan untuknya, bahkan meskipun makanan tersebut sangat sederhana.

Suatu hari Rasulullah s.a.w bertanya kepada keluarganya tentang lauk yang tersedia. Ternyata tak ada apa pun kecuali cuka.

Diriwayatkan bahwa,”Nabi s.aw menanyakan lauk kepada keluarganya dan mereka menjawab, ‘Kami tidak punya apa-apa selain cuka’. Lalu beliau meminta cuka dan makan dengan cuka. Kemudian beliau berkata ‘Lauk yang paling enak adalah cuka!’.” (HR Muslim)

EH/Islam Indonesia


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *