Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 31 January 2018

Tata Krama Dasar Ini Perlu Diajarkan Kepada Anak Sejak Dini


 

islamindonesia.id – Tata Krama Dasar Ini Perlu Diajarkan Kepada Anak Sejak Dini

 

Anak-anak tidak pernah terlalu muda untuk belajar sopan santun. Justru mereka perlu diberikan contoh oleh orangtua sejak usia dini, agar tata krama menjadi nilai yang lekat dengan dirinya ketika dewasa.

Perilaku yang baik merupakan bentuk perhiasan tak wujud pada anak. Layaknya sifat perhiasan, ia memperindah siapa pun yang mengenakannya, termasuk anak-anak. Kita tentu pernah melihat, anak yang sopan dan bersikap menyenangkan, lebih disayangi orang dewasa dan teman seusianya.

Berikut ini praktik tata krama sederhana yang sudah perlu diajarkan pada anak sejak ia berumur lima tahun.

Mengatakan “Tolong” dan “Terima Kasih”

Tolong dan terima kasih bisa diajarkan pada anak sebelum ia bisa berbicara. Caranya Anda perlu mencontohkan dengan bersikap yang sama pada anak dan pasangan. Misalnya, ketika Anda meminta anak mencium, dan ia melakukannya, ucapkan terima kasih.

Cara Menutup Mulut Saat Bersin atau Batuk

Liur yang memancar dari hidung dan mulut anak bersifat kotor. Guru di PAUD menghargai anak-anak yang sudah punya kebiasaan ini.

Izin Dulu, Baru Ambil

Bagian dari sopan santun adalah anak-anak harus bertanya atau meminta izin sebelum mengambil sesuatu yang bukan milik mereka, bahkan termasuk barang milik orangtuanya.

Bilang Maaf dengan Tulus

Kata maaf tidak ada artinya jika mereka terpaksa mengatakannya pada orang tua yang marah. Empati jelas merupakan keterampilan hidup.

Mengetuk Pintu Sebelum Masuk Kamar Ayah dan Ibu

Kebiasaan muncul karena pembiasaan yang dilakukan sejak kecil. Proses pembentukan kebiasaan ini tentu penting apalagi kebiasaan yang memang diajarkan dalam Islam. Salah satu kebiasaan yang harus diajarkan kepada anak sejak kecil adalah meminta izin ketika akan memasuki kamar orangtuanya. Jangan meremehkan hal ini.

Allah SWT ingin agar keluarga orang-orang beriman membawa keberkahan tidak saja bagi anggotanya tetapi juga bagi orang lain. Supaya keluarga Mukmin membawa makna bagi kehidupan, Allah SWT mengajarkan akhlak mulia yang harus dimulai dari dalam rumah.

Yang dimaksud dengan akhlak mulia yaitu adab minta izin setiap akan masuk kamar anggota keluarga yang lain, terutama kamar orang tua.

Subhanallah, nampaknya sederhana, tapi justru dari sini tiga hal penting akan terbangun; pertama, hidupnya perasaan sensitif pada pelanggaran aturan. Bahwa sekalipun di dalam rumah sendiri, bersama orangtua, atau kerabat dekat, bukan berarti bebas sebebasnya. Masih ada batasan yang harus dijaga.

Kedua, terjaganya kehormatan. Islam bukan sekadar aturan hidup jasmaniah, melainkan juga aturan moral untuk menjaga kehormatan manusia. Ini bedanya Islam dengan aturan yang dibuat manusia pada umumnya. Di Barat, kehidupan bisa dikatakan teratur, bersih, dan disiplin. Tetapi mereka tidak punya aturan akhlaqiyah. Bagi mereka, tidak masalah membuka aurat di mana saja, bahkan melakukan zina di tempat-tempat terbuka.

Ketiga, terbangunnya rasa malu. Inilah yang menjaga akhlak mulia. Manusia dikatakan manusia ketika masih mempunyai rasa malu. Ketika rasa malu sudah tiada, maka yang tersisa hanya fisiknya, sementara hakikat kemanusiaannya sudah berubah jadi binatang. Islam diturunkan untuk menjaga manusia dan kemanusiaannya.

Allah SWT berfirman,“…tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu,” (QS An-Nur [24]: 58).

Berdasarkan ayat ini jelas bahwa ada tiga waktu yang sangat sensitif di mana orangtua biasanya sedang dalam kondisi santai, melonggarkan pakaian, baik sedang melakukan hubungan suami istri atau sedang tidur.

Biasanya setiap orang merasa bebas membuka pakaian di dalam rumahnya, terlebih di kamarnya sendiri. Sebagaimana seorang anak merasa bebas keluar-masuk kamar orangtuanya, saudaranya, dan lain sebagainya. Karenanya Allah SWT mengajarkan agar minimal dalam tiga waktu ini siapapun dari keluarga terdekat hendaklah minta izin.

Maksudnya, minta izin dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika masuk kamar. Adapun ketiga waktu itu adalah sebelum shalat Subuh, ketika menanggalkan pakaian luar di tengah hari, dan sesudah shalat Isya’.

Bagaimana Mengatakan Permisi

Dapat dipahami kadang anak belum memiliki kesabaran, misalnya ketika melintas di antara orang tua. Tapi tetap saja, mereka perlu belajar kapan dirinya akan ditoleransi ketika mengganggu orang. Dan permisi itu harus dikatakan secara lembut.

Bagaimana Bisa Membantu dan Menjadi Penyayang

Membukakan pintu untuk nenek yang datang bertamu, membawakan barang belanjaan yang ringan, menyayangi keluarga dan teman sebayanya adalah contoh sopan santun yang bisa dilakukan anak.

Seluruh kebiasaan itu merupakan hadiah terbaik berupa pendidikan dari orangtua yang membuat mereka nyaman dengan diri mereka sendiri dan tentu saja, dengan mempraktikkan tata karma dasar itu dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka akan lebih disukai orang lain.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *